6 Pemain Mengejutkan di Final Liga Champions

Final Liga Champions merupakan event prestisius buat para pesepakbola. Jangankan finalnya, pertandingan apapun, asal Liga Champions, punya prestise yang besar buat pesepakbola.

Akan tetapi, ada pemain yang cukup beruntung untuk bisa main di final Liga Champions dan menjuarainya. Padahal, kalau melihat permainan dan jumlah menit bermainnya, para pemain ini mestinya tak cukup layak untuk main di pertandingan sekelas final Liga Champions. Di sisi lain, pemain top macam Gianluigi Buffon dan Ruud van Nistelrooy tak pernah meraih satupun trofi Liga Champions.

Dikutip dari Mirror, berikut kami sajikan enam pemain yang secara mengejutkan bisa tampil di final Liga Champions.

  1. Ryan Bertrand

Salah satu kisah paling terkenal adalah Ryan Bertrand. Sepanjang musim, ia tak pernah tampil di satu lagapun di Liga Champions. Namun, debutnya muncul langsung di pertandingan final.

Bertrand juga bukan pemain reguler buat Chelsea meski sudah dikontrak The Blues selama enam tahun. Akan tetapi, sepanjang enam tahun itu juga ia lebih sering dipinjamkan. Bertrand menjadi pemain pertama yang debut di final sejak era Liga Champions.

Di final Bertrand main di sisi kiri. Ia bertugas membantu Ashley Cole untuk menjaga Philipp Lahm dan Arjen Robben terisolasi di sisi kanan penyerangan Bayern Munchen. Di babak kedua, Bertrand diganti oleh Florent Malouda sementara pertandingan masih imbang tanpa gol.

Di akhir pertandingan, Chelsea menang 4-3 lewat adu tendangan penalti.

Baca juga: Kisah Ryan Bertrand di Final Liga Champions 2011/2012

  1. Jose Bosingwa

Selain Bertrand, nama lain yang beruntung di pertandingan itu adalah Jose Bosingwa. Namun, Bosingwa jelas punya pengalaman. Ia pernah menjuarai Liga Champions saat membela Porto pada 2004 silam. Namun, tak bermain semenit pun.

Ketika itu, Bosingwa menjadi pelapis Paulo Ferreira sebagai bek kenan. Namun, di final 2012, justru Ferreira yang ada di bangku cadangan melapis Bosingwa.

Bermain di sisi kanan, Bosingwa cukup menyulitkan penyerangan Bayern. Meski pada menit ke-83, Bayern berhasil mencetak gol lewat Thomas Muller.

Usai menjuarai Liga Champions, Bosingwa tak diperpanjang kontraknya. Pada 17 Agustus 2012, ia pun pindah ke Queens Park Rangers dan terdegradasi setahun kemudian.

  1. Jeremy Mathieu

Jeremy memang bukan bek utama dan tentu sulit juga untuk menembus kualitas pertahanan Barca yang dikawal Gerard Pique dan Javier Mascherano. Di musim 2014/2015, Jeremy main sebanyak 28 kali di La Liga tapi lebih banyak sebagai pemain pengganti.

Di final 2015, Jeremy dibawa oleh Luis Enrique. Bersama Marc Bartra ia diproyeksikan sebagai pelapis lini pertahanan Barca.

Hingga waktu normal habis, Jeremy mungkin berpikir kalau dirinya hanya akan duduk di bangku cadangan. Namun, semenit kemudian, Enrique mengeluarkan Ivan Rakitic dengan Jeremy. Enam menit kemudian, wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.

  1. Kiko Casilla

Menjadi kiper pelapis jelas bukan pekerjaan yang menarik buat sebagian orang. Peluangnya bermain kecil. Selain karena kemurahan hati pelatih, juga kalau kiper utamanya cedera, ataupun kena kartu merah, itupun kalau jatah pergantian masih ada.

Ini yang dirasakan Kiko Casilla saat berkostum Real Madrid. Bergabung dari Espanyol pada 2015, Casilla benar-benar sulit menggeser Keylor Navas di bawah mistar.

Meski demikian, ia sudah pernah ke tiga final Liga Champions dan Madrid menjuarai ketiganya. Namun perannya masih tetap sama: sebagai kiper pelapis.

  1. Jese Rodriguez

Sama seperti Casilla, Jese Rodriguez juga duduk di bangku cadangan pada final Liga Champions 2016. Dalam pertandingan yang digelar di San Siro tersebut, Jese tak main semenitpun.

Jese sudah di tim senior Madrid sejak 2011. Ia muncul sebagai pemain dari tim akademi. Final 2016 merupakan tahun keempat, sekaligus final Liga Champions keduanya.

Entah apa yang ia pikirkan, tapi setelah final tersebut ia bergabung dengan Paris Saint-Germain. Sialnya, selama empat tahun bersama PSG, ia hanya main di 12 pertandingan liga dan lebih sering dipinjamkan.

  1. Alberto Moreno

Andy Robertson merupakan salah satu rekrutan terbaik dalam sejarah sepakbola modern. Liverpool hanya mengeluarkan 8 juta paun untuk mendatangkannya dari Hull City.

Di sisi lain, dampak yang ia berikan sungguh besar. Sejak pindah ke Anfield, perannya menjadi krusial dan tak tergantikan.

Dampaknya bukan cuma buat klub, tapi juga Alberto Moreno. Pemain yang kini membela Villareal tersebut tampil inkonsisten. Terkadang main bagus, tapi tak jarang permainannya menurun. Tentu, Moreno yang paling merasakan dampak kehadiran Robertson.

Moreno masih dibawa Jurgen Klopp ke final Liga Champions 2018. Namun, tentu saja ia tak main semenitpun dalam laga yang dimenangi Real Madrid tersebut. Klopp masih membawanya ke final 2019 saat menghadapi Tottenham Hotspur di Metropolitano Stadium, Madrid.

Lagi-lagi Moreno tak diturunkan Klopp yang memilih memasukkan Joe Gomez, James Milner, dan Divock Origi. Itu menjadi trofi Liga Champions pertamanya sekaligus menandai akhir kariernya bersama The Reds. Karena di akhir musim, ia pindah ke Villareal, dan menjuarai Europa League untuk kedua kalinya.

Sumber: Mirror.