Selain masalah cedera dan ketidakpercayaan pelatih, beberapa pemain Premier League yang terlupakan ini juga memiliki masalah pada bentuknya. Ditambah lagi, dengan hadirnya persaingan ketat dengan pemain lain untuk memperebutkan posisi di tim utama, telah menjadi halangan terbesar bagi para pemain yang berada dalam kondisi semacam itu (kehilangan bentuk).
Victor Wanyama (Tottenham Hotspur)
Tottenham Hotspur merekrut Tanguy Ndombele seharga 53,8 juta paun di musim panas ini. Tranfernya membuahkan banyak perubahan kekuatan di lini tengah mereka. Hal ini kian mempersulit jam terbang Wanyama yang ingin kembali ke tim utama setelah absen di musim lalu, di mana ia hanya membuat empat penampilan.
Wanyama sudah bukan lagi roda penggerak utama di lini tengah Spurs, dan ia sudah diberi lampu hijau untuk pergi ke Club Brugge dalam kesepakatan 10 juta paun musim panas ini. Namun transfernya berakhir gagal. Nasib Wanyama ini memang kian tidak jelas, dan ia bahkan tidak dimainkan meskipun Ndombele sempat absen saat melawan Arsenal pada awal bulan September lalu.
Jairo Riedewald (Crystal Palace)
Klub League Two Colchester adalah satu-satunya tim lawan yang pernah dihadapi Jairo Riedewald musim ini. Sekarang, gelandang asal Belanda yang bermain di final Europa League untuk Ajax dua tahun lalu itu harus puas menerima sebuah keputusan yang memaksanya bermain dengan tim U-23. Di satu sisi, karier Riedewald sebenarnya sempat diangkat oleh Frank de Boer di Ajax, tetapi setelah dipersatukan kembali di Selhurst Park, hal-hal serupa tidak pernah terjadi lagi, dan justru hal yang terjadi selalu tidak sesuai dengan rencana yang dibuat.
De Boer malah dipecat setelah 77 hari, dan Riedewald dipaksa harus mengisi posisi bek tengah dan bek kiri. Namun, ia sama sekali belum memulai pertandingan Premier League sejak Februari 2018. Ray Lewington, asisten manajer Palace, mengakui bahwa Riedewald menghadapi sesuatu pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan, yaitu menyingkirkan peran utama sang kapten Luka Milivojevic dari tim utama, dan menggeser posisi James McArthur, James McCarthy atau Chiekhou Kouyate dari opsi pemain lini tengah Crystal Palace.
Marco van Ginkel (Chelsea)
Kalau ingin melihat karier Van Ginkel di Chelsea, kita harus menganalisanya dari beberapa perspektif. Yang jelas, penampilan terakhir pemain asal Belanda itu (untuk Chelsea) adalah di Swindon, tepatnya enam tahun lalu, ketika manajer Chelsea masih Mourinho, dan striker mereka adalah Fernando Torres dan Samuel Eto’o di bangku cadangan. Oh bahkan, Mark Schwarzer masih menjaga gawang The Blues. Sudah selama itu Van Ginkel tidak mendapatkan jam terbangnya di Chelsea, dan semua orang pasti sudah tahu konotasi apa yang tergambar dari situasi semacam itu.
Pemain berusia 26 tahun tersebut direkrut seharga 8 juta paun dari Vitesse Arnhem, dan ia hanya mampu menghabiskan sedikit waktu saja di Stamford Bridge. Padahal namanya sempat tenar, dan beberapa media sempat menghadirkan nama “Van Ginkel” di berita utamanya. Namun, ia selalu dipinjamkan ke klub lain. Ia dipinjamkan ke Milan pada musim 2014/2015, lalu ke Stoke City di musim berikutnya, dan kemudian ke PSV Eindhoven, di mana ia membuat penampilan berkesan dengan mencetak 14 gol dalam 28 pertandingan di musim 2017/2018. Tapi setelah itu, Van Ginkel mengalami cedera parah, yang harus membuatnya menjalani rehabilitasi jangka panjang.
Oumar Niasse (Everton)
Everton merekrut Oumar Niasse dengan harga sebesar 13,5 juta paun dari Lokomotiv Moscow tiga tahun lalu. Namun, striker ini, dalam 12 bulan terakhir dari kontraknya, telah membuat sebuah kejutan kepada banyak orang bahwa selama ini ternyata ia masih menjadi pemain Everton. Pasalnya, nasib Niasse berubah pesat sejak enam bulan awal setelah ia menandatangani kontraknya di Goodison Park. Nomornya bahkan sempat dilucuti, dan ia mulai diperintahkan untuk berlatih dengan tim U-23 oleh Ronald Koeman.
Kendati begitu, Oumar Niasse berhasil tampil di pra musim kemarin, sebelum akhirnya namanya kembali dihapus dari skuat Everton. Di sisi lain, Niasse sendiri terakhir bermain saat Everton berlaga di Premier League pada Mei 2018. Kemudian ia dipinjamkan ke Cardiff City, akan tetapi perannya tidak banyak membantu, dan justru menyadarkan semua orang bahwa kariernya memang sudah jatuh. Dengan kedatangan Moise Kean di musim ini, jelas sekali bahwa Niasse semakin tidak dianggap oleh Everton.
Henri Saivet (Newcastle United)
Dari Demba Ba dan Georginio Wijnaldum hingga Gabriel Obertan dan Emmanuel Rivière, adalah nama-nama pemain hasil intaian Graham Carr, mantan kepala scout di Newcastle. Dari nama-nama tersebut, termasuk salah satunya adalah nama Henri Saivet. Pemain berusia 28 tahun ini merupakan salah satu buah jasa dari Carr untuk The Magpies. Akan tetapi, mantan gelandang Bordeaux itu justru tidak berkontribusi apa-apa sejak ia bergabung tiga tahun lalu.
Saviet, pada kenyataanya harus menghabiskan sebagian besar waktunya dengan dipinjamkan ke Saint-Étienne, Sivasspor dan Bursaspor. Ia seolah diberikan keleluasaan untuk “bertamasya” di luar klub. Pertandingan terakhir bersama Newcastle yang Saivet mainkan hanya datang ketika bertandang ke West Ham dua tahun lalu, dan saat itu, ia mencetak gol pertama sekaligus terakhirnya untuk klub. Namun, kendati begitu pelik kariernya di klub, Saviet tetap bisa menjadi sosok berpengaruh bagi Senegal. Ia bahkan memainkan lima dari enam pertandingan untuk Senegal, termasuk di final Piala Afrika musim panas ini.
Baca juga bagian pertama: Pemain Premier League yang Terlupakan (1): Lupa Karena Tak Dibutuhkan