Menantikan Juara Copa Libertadores 2018

Foto: Dw.com

Sejak November lalu, kita semua mestinya sudah tahu siapa yang akan meraih gelar juara Copa Libertadores. Akan tetapi, karena penyerangan bus Boca Juniors oleh penggemar River Plate, pertandingan final leg kedua ditunda. Bahkan, lokasi penyelenggaraannya dipindahkan ke Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol.

Awalnya, serangan terhadap bus Boca Juniors ini membuat pertandingan yang mestinya digelar pada 24 November, dipindahkan keesokan harinya atau pada Minggu, 25 November di Buenos Aires. Keputusan ini dilakukan karena terjadinya kebingungan di Monumental Stadium, kandang River Plate, setelah kick-off diundur dua kali dari awalnya pukul 21:00 GMT menjadi 22:15 GMT.

Akibat serangan tersebut, sejumlah pemain Boca mengalami luka utamanya karena pecahan dari kaca bus yang pecah. Mereka juga menghirup gas air mata yang ditembakkan polisi untuk memecah masa. Kejadian ini, membuat para pemain Boca, termasuk mantan pemain Manchester United dan Juventus, Carlos Tevez, dilaporkan mengalami pusing-pusing dan muntah-muntah. Mereka pun ditangani oleh dokter klub. Malah, Pablo Perez dan Gonzalo Lamardo sampai harus dibawa oleh ambulans ke rumah sakit.

“Pablo baru saja kembali dari rumah sakit dan memakai perban pada matanya. Pemain lain juga terluka. Kami baru bisa bernafas dengan baik karena tadi terpengaruh dengan gas. Kami tak bisa bermain dengan kondisi macam ini,” jelas Carlos Tevez.

Sementara itu, Ketua Federasi Sepakbola Amerika Selatan (Conmebol), Alejandro Dominguez, menyatakan bahwa pertandingan tidak bisa dilakukan. Karena satu tim tak bisa bermain, sementara rivalnya tak ingin bertanding dengan lawan yang sedang kesusahan seperti itu.

Presiden Boca, Daniel Angelici, menyatakan kalau kejadian ini amatlah memalukan. Ia pun menyayangkan pertandingan sepenting final Copa Libertadores mesti ditunda.

“Sungguh tak mudah untuk mengambil keputusan ini, ketika ada 60 ribu orang di stadion dan hak siar televisi sudah dijual ke banyak negara. Namun, yang terpenting adalah melihat kondisi fisik dan psikologis tim,” tutur Angelici.

Hal ini juga diakui oleh Presiden Riven Plate, Rodolfo D’Onofrio. Sebagai seorang Argentina dan pemimpin kesebelasan, ia menyebut bahwa hal ini memalukan. Ia pun berharap pertandingan bisa dilanjutkan dengan damai pada keesokan harinya.

Dipindahkan ke Santiago Bernabeu

Pada 29 November diputuskan bahwa leg kedua final Copa Libertadores dipindahkan hampir 10 ribu kilometer jauhnya ke Bernabeu, Madrid. Pertandingan pun dijadwal ulang menjadi hari Minggu, 9 Desember esok, pukul 19.30 GMT.

Dengan dipindahkannya lokasi pertandingan, suporter kedua kesebelasan diberikan alokasi tiket yang sama. Ini juga sekaligus menegaskan Conmebol yang menolak permintaan Boca untuk dihadiahi trofi tanpa perlu bermain. Karena kerusuhan ini, River Plate didenda sekitar 5,7 miliar rupiah.

Walikota Buenos Aires, Horacio Rodriguez Larreta, menyatakan bahwa hooligan River Plate adalah mafia dari sepakbola Argentina. Mereka pula yang mendalagi penyerangan terhadap bus Boca. Pernyataan ini didasari ketika pihak kepolisian menggerebek pimpinan Barra Brava, kelompok garis keras River, dan menemukan 10 juta peso serta 300 tiket final.

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menyatakan pihaknya sudah siap untuk menggelar final Copa Libertadores. Spanyol pun sudah meningkatkan tim keamanan untuk bisa mengendalikan situasi. Mereka juga menyiapkan sejumlah pasukan untuk memastikan pertandingan bisa aman.

Superclasico yang Selalu Menarik

Pertandingan leg kedua final Copa Libertadores ini memang terbilang ketat. Pasalnya, selain mempertemukan dua rival abadi Argentina, juga karena hasil di leg pertama yang berakhir imbang 2-2, sehingga kedua kesebelasan masih punya peluang besar untuk juara.

Kejadian rusuh macam ini sebenarnya sempat terjadi tiga tahun lalu. Kala itu, di babak 16 besar River bertemu Boca di La Bombonera. Namun, pada pertengahan babak, pertandingan dihentikan karena penggemar Boca menyerang pemain River dengan semprotan merica di lorong menuju ruang ganti. Sebagai hasilnya, Boca didiskualifikasi dan langsung memberikan tiket bagi River ke perempat final.

Copa Libertadores sendiri merupakan kompetisi antarklub di Amerika Selatan yang setara dengan Liga Champions di Eropa. Sejauh ini, Independiente dari Argentina menjadi pemegang gelar juara terbanyak dengan tujuh trofi, dengan selalu menang di final. Sementara itu, Boca Juniors juara enam kali, dan empat kali kalah di final. Rival Boca, RIver Plate, tiga kali juara dan dua kali kalah di final.

Baca juga: Buenos Aires, Ibu Kota Derby Sepakbola

Duel antara Boca Juniors dan River Plate dikenal pula sebagai Superclasico. Derby di Buenos Aires ini disebut sebagai salah satu yang paling dikenal di dunia sepakbola. Rivalitas keduanya sudah terjadi sejak 1931 kala River pindah ke Buenos Aires.

Keduanya pun punya massa yang berbeda. Boca didukung oleh kelas pekerja sementara River didukung oleh kelas menengah dan atas. Rivalitas keduanya menghasilkan 36 trofi liga Argentina untuk River, dan 33 untuk Boca. Ini adalahpertama kalinya dalam 58 tahun sejarah Copa Libertadores, di mana Boca dan River bertemu di final.