8 Pemain di Piala Dunia 2002 yang Masih Belum Pensiun

Buffon kebobolan dari Korea Selatan di Piala Dunia 2002.

Piala Dunia 2002 sudah berlangsung dua dekade silam. Secara teknis, para pemain yang pernah terdaftar dalam skuad Piala Dunia 2002 mestinya sudah pensiun. Contohnya, pemain pemain berusia 20 tahun di Piala Dunia 2002, kini sudah berusia 40 tahun, yang mana kemungkinan besar sudah tak aktif lagi menjadi pemain.

Meski demikian, percaya atau tidak, ada setidaknya delapan pemain alumnus Piala Dunia 2002, yang masih bermain setidaknya pada musim 2021/2022 lalu. Siapa saja mereka?

Gianluigi Buffon

Nama Buffon akan selalu muncul dalam daftar kiper terbaik dunia sepanjang masa. Ini wajar mengingat kariernya yang terbentang sangat panjang dari era 1990-an, 2000-an, 2010-an, bahkan 2020-an.

Piala Dunia 2002 sendiri bukan Piala Dunia pertama Buffon. Ia dipanggil ke timnas Italia untuk Piala Dunia 1998. Saat itu, Buffon masih berusia 20 tahun dan menjadi pilihan kedua setelah Gianluca Pagliuca. Sayangnya, ia tak main dalam debutnya di Piala Dunia tersebut.

Empat tahun kemudian, ia sudah jadi pilihan utama di bawah mistar Italia. Ia melakukannya sejak di Euro 2000. Sialnya, Italia tereliminasi pada babak 16 besar dari Korea Selatan di pertandingan yang kontroversial.

Buffon berhasil meraih trofi Piala Dunia empat tahun kemudian di Jerman. Di laga itu, ia menjadi pahlawan setelah menahan penalti pemain Prancis. Secara gelar, capaian Buffon mengerikan. Ia meraih 10 trofi Serie A bersama Juventus, satu trofi Ligue 1 bersama PSG, dan tiga kali ke final Liga Champions.

Pada musim 2021/2022 lalu, Buffon bergabung dengan tim yang membesarkan namanya, Parma.

Joaquin

Piala Dunia 2002 menjadi debut bagi Joaquin yang saat itu masih berusia 21 tahun. Meski berhasil membawa Spanyol ke perempatfinal, tapi Joaquin jadi eksekutor penalti yang gagal di laga melawan Korea Selatan tersebut.

Banyak yang mengkritik pemilihan Joaquin sebagai algojo. Pertama, ia bermain dalam kondisi cedera. Kedua, dia tak punya pengalaman karena itu merupakan turnamen besar pertamanya.

Joaquin sendiri malang melintang di Liga Spanyol dengan membela Real Betis, Valencia, dan Malaga. Ia sempat dua tahun di Serie A bersama Fiorentina, sebelum kembali ke Betis pada musim 2015/2016 hingga musim 2021/2022 lalu.

Meski sudah berusia 40 tahun, tapi Joaquin masih sering diturunkan. Musim 2021/2022 lalu misalnya, ia tampil di 37 laga dan mencetak dua gol!

Junichi Inamoto

Inamoto dikenal ketika ia dipinjam Arsenal dari Gamba Osaka pada musim 2001/2002. Namun, ia tak mencatatkan satupun pertandingan di Premier League. Di akhir musim, Arsenal tak mempermanenkannya.

Meski demikian, Inamoto tampil bagus di Piala Dunia 2002. Ia mencetak masing-masing satu gol ke gawang Belgia dan Rusia pada babak grup.

Penampilan bagusnya ini membuat Fulham mendatangkannya dengan status pinjaman selama dua musim penuh. Fulham sebenarnya ingin mempermanenkannya. Namun, mereka khawatir cedera Inamoto akan kambuh.

Inamoto kemudian bergabung bersama West Bromwich Albion, Cardiff City, Galatasaray, Eintracht Frankfurt, Rennes, Kawasaki Frontale, Hokkaido Consodale Sapporo, SC Sagamihara, dan pada 2022 ini bergabung dengan Nankatsu SC.

Ketika ditanya resep staminanya yang begitu kuat, ia bilang kalau dirinya tak meminum alkohol dan tak mengonsumsi yang tubuhnya tidak ia butuhkan. Ia makan banyak saat malam dan mencoba tidur selama setidaknya delapan jam.

Shinji Ono

Inamoto lahir pada 18 September 1979, sementara Ono sembilan hari lebih muda. Karier Ono di Eropa lebih cepat dengan membela Feyenoord pada 2001. Ini pula yang membuatnya dipanggil ke timnas Jepang yang main di Piala Dunia 2002.
Berbeda dengan Inamoto, Ono masih main di divisi teratas. Pada musim 2021/2022 lalu, misalnya, ia bermain untuk Hokkaido Consadole Sapporo yang main di J1 League.

Bartholomew Ogbeche

Pemain bernama lengkap Bartholomew Owogbalor “Bart” Ogbeche ini punya karier bagus. Di usia 17 tahun, ia sudah bermain untuk Paris Saint-Germain pada 2001.

Ini yang membuatnya dipanggil ke timnas Nigeria meski usianya masih 17 tahun. Ia diturunkan di dua pertandingan fase grup.

Secara karier di level klub, sayangnya Ogbeche tak jodoh di PSG. Ia sempat dipinjamkan ke Bastia dan Metz sebelum dipermanenkan Al Jazira pada 2005. Hidupnya berpindah-pindah klub, bahkan negara dan benua. Ia pernah main di Spanyol bersama Alaves, Cadiz, Real Valladolid, dan Xerez. Pernah juga main di Inggris bersama Middlesbrough. Akan tetapi, sejak musim 2018/2019 ia pindah ke Indian Super League dengan membela NorthEast United, Kerala Blasters, Mumbai City, dan pada musim lalu bermain untuk Hyderabad.

Roque Santa Cruz

Santa Cruz masih berusia 21 tahun ketika dibawa timnas Paraguay ke Piala Dunia 2002. Ia mengawali karier dengan cemerlang ketika pindah dari Club Olimpia di Paraguay ke Bayern Munchen di Jerman.

Piala Dunia 2002 juga bukan menjadi yang terakhir, tapi yang pertama dari tiga edisi Piala Dunia yang ia lakoni. Ia mencatatkan 132 penampilan untuk timnas Paraguay.

Pada 2006/2007, ia mengakhiri perjalanannya di Jerman dengan bergabung bersama Blackburn Rovers dan kemudian Manchester City. Setelahnya, ia main untuk Real Betis, Malaga, Cruz Azul, sebelum kembali ke Olimpia pada 2016.

Berharap pensiun di Olimpia, Santa Cruz malah menyebrang ke rivalnya, Libertad pada 2021. Alasannya? Karena Olimpia masih berutang padanya. Kepindahan ini jelas menghadirkan kritik dari para penggemar Olimpia yang menganggapnya sebagai pengkhianat.

Carlos Kameni di Piala Dunia 2002

Bakat Kameni sudah tercium sejak ia membela tim muda Kamerun. Kameni bahkan yang menjaga gawang Kamerun saat meraih medali emas Olimpiade 2000!

Ini yang jadi alasan Kameni dibawa ke Piala Dunia 2002 meski tak sebagai kiper utama. Seperti yang diduga, ia tak memainkan satu pertandingan pun bagi Kamerun yang tereliminasi di babak grup.

Sial bagi Kameni karena ia cuma dua kali main di Piala Dunia. Selain 2002, juga pada 2010. Di Piala Dunia 2006, Kamerun tak lolos dari babak kualifikasi.

Tambah sial lagi, Kameni tak jadi pilihan utama pelatih Paul Le Guen. Soalnya, ia lebih memilih Souleymanou Hamidou. Bagai de javu, Kameni lagi-lagi menyaksikan Kamerun tersingkir di Piala Dunia dari bangku cadangan.

Kameni sebenarnya main bagus di level klub. Misalnya, bersama Espanyol ia mempersembahkan trofi Copa del Rey musim 2005/2006 serta mengantarkan mereka ke final UEFA Cup setahun setelahnya.

Delapan tahun di Espanyol, Kameni pindah ke Malaga dan mencapai babak perempatfinal Liga Champions. Ia lalu pindah Fenerbahce. Pada 2021 lalu, ia bermain untuk tim Djibouti, Arta/Solar 7 bersama rekan senegaranya, Alex Song.

Zlatan Ibrahimovic

Seperti halnya Buffon, Ibrahimovic adalah pemain top yang pernah main di Piala Dunia 2002 dan masih bermain sampai sekarang. Zlatan adalah bagian dari AC Milan yang menjuarai Serie A musim 2021/2022 lalu.

Zlatan mencatatkan 121 pertandingan untuk timnas Swedia dan mencetak 62 gol. Sayangnya, Zlatan cuma main di dua Piala Dunia yakni 2002 dan 2006. Ia tampil di Piala Eropa 2004, 2008, 2012, dan 2016.

Satu golnya saat berkostum Swedia diganjar penghargaan Puskas Award pada 2013. Ia melepaskan tendangan salto jarak jauh ke gawang Inggris dengan cara yang spektakuler.

Baca juga: Zlatan Ibrahimovic dan Tradisi Striker Veteran Tajam di Serie-A  

Sumber: Planet Football