Kenapa Everton Harus Pecahkan Rekor untuk Richarlison?

Everton kembali memecahkan rekor transfer mereka dengan mendatangkan Richarlison dari Watford dengan dana 50 juta Poundsterling. Richarlison mengalahkan harga Gylfi Sigurdsson saat ia didaratkan dari Swansea City dengan 45 juta Poundsterling musim lalu. Meski dikontrak selama lima tahun, Richarlison tampaknya harus membayar dana besar itu secara instan.

Pasalnya, saat ini suporter Everton sedang menjadi lelucon di mata pendukung tim rival, Liverpool. Para suporter The Reds menganggap langkah yang The Toffees adalah hal konyol. Pasalnya, mereka bisa mendatangkan Mohamed Salah dengan dana yang lebih murah. Begitu juga dengan Sadio Mane dan Roberto Firmino.

Richarlison sebelumnya pernah dilatih oleh Marco Silva di Watford. Wajar apabila Silva ingin pemuda asal Brasil itu mengikuti jejaknya ke Goodison Park. Sama seperti Ricardo Carvalho mengikuti Jose Mourinho dari Porto ke Chelsea. Mouranne Fellani juga dapat mendarat di Old Trafford karena dibawa David Moyes.

Silva tentu juga menginginkan Richarlison dengan segala cara. Wajar Watford mematok harga tinggi untuk mantan pemain Fluminense tersebut. Mourinho juga mendatangkan Carvalho dengan harga tinggi pada 2004. Begitu juga dengan Moyes.

Moyes bahkan disebut kaget dengan dana yang diberikan Manchester United saat itu. Setelah hampir setiap tahun harus memutar otak untuk membeli pemain dengan dana terbatas, Moyes diberikan banyak uang oleh Manchester United untuk membangun tim pasca Sir Alex Ferguson.

Kedekatan sesama pemain atau relasi mereka dengan pelatih memang berpengaruh besar di negosiasi transfer. Mantan bek tim nasional Spanyol, Michel Salgado pernah menulis kisahnya dengan Real Madrid di kolom Four Four Two.

“Saat negosiasi dengan Real Madrid, Raul sempat memberi sugesti kepada saya. Dia meminta saya untuk langsung menerima tawaran Real Madrid. Dia tahu saya ingin ke Real Madrid. Saya memang mau bergabung dengan mereka dan Raul tahu itu. Tapi saya masih berusia 22 tahun,” cerita Salgado.

Richarlison tidak berbeda. Meski dia adalah satu-satunya pemain Amerika Selatan di skuat Everton saat ini, dirinya dekat dengan Marco Silva. Richarlison dibawa Silva ke Inggris tahun lalu. Dirinya kemudian menjadi kunci Watford. Tampil impresif di beberapa laga besar seperti saat melawan Arsenal dan Chelsea.

Namun, performanya menurun di paruh kedua musim 2017/2018. Menurut ESPN FC, hal itu tidak lepas dari isu pemecatan Silva. Akhirnya, saat Silva benar-benar meninggalkan Vicarage Road, Richarlison sama sekali tidak berkontribusi di depan gawang. Sinar dari paruh pertama musim bukan hanya redup, melainkan mati. Melihat Richarlison duduk di bangku cadangan bukan hal aneh di paruh kedua 2017/2018.

Melihat performanya di Watford tahun ini, tentu 50 juta Poundsterling adalah sebuah lelucon. Barcelona bahkan bisa mendaratkan Malcom dengan dana yang lebih murah.

Baca juga: Ambisi Besar Slavisa Jokanovic bersama Fulham

Watford vs Everton

Watford menendang Silva pada akhir Januari 2018. Secara kasat mata, pemecatan itu adalah bayaran yang harus diterima setelah Watford bermain buruk dua bulan terakhir. Akan tetapi, bukan sekadar itu, Silva juga dianggap gagal fokus karena tergiur tawaran Everton.

The Toffees sudah mulai memasukkan Silva ke dalam daftar incaran setelah mereka tidak puas dengan penampilan Ronald Koeman. Mantan manajer Southampton itu ditendang dari Goodison Park dan Silva jadi incaran utama.

Sejak rumor ketertarikan Everton muncul performa Watford dalam naungan Silva turun. Meski setiap ditanya tentang Everton, Silva yang ketika itu masih merupakan manajer Watford selalu menolak.

“Saya tidak ingin berbicara tentang Everton. Itu bukan tempat saya bekerja. Saya hanya bisa mengatakan mereka adalah klub besar,” katanya seperti dilansir BBC.

Sialnya, data Opta mencatat hasil Watford sebelum dan sesudah minat Everton datang. Sebelum Silva didekati Everton, ia hanya kalah empat kali. Mencatat 36% kemenangan dari 12 laga. Tapi setelah itu, persentase kemenangan Watford turun menjadi 23% dari 13 pertandingan. Hanya mengemas 11 poin dan kalah delapan kali. Dua kali lipat.

Watford akhirnya membiarkan Silva pergi. Pihak klub bahkan mengakui bahwa sikap Silva setelah didekati Everton jadi alasan mereka menendang manajer asal Portugal tersebut.”Hal seperti ini sangat disayangkan. Minat itu menjadi awal dari segalanya. Direksi klub melihat penurunan yang signifikan dari Silva. Sangat disayangkan masa depannya yang bisa panjang di sini harus hancur karena kehilangan fokus,” tulis pihak Watford dalam pernyataan resmi mereka.

Sayangnya, Everton sudah menunjuk Sam Allardyce untuk menggantikan Koeman, jauh sebelum Silva dipecat. Watford dan Everton tidak pernah setuju dalam hal kompensasi saat The Toffees mendekati Silva. Watford meminta delapan juta Poundsterling untuk jasa Silva. Namun tidak disetujui oleh Everton.

Marco Silva vs Watford

Setelah dipecat dari kursi kepelatihan Watford, Silva bebas tanpa klub. Everton kembali mendekati dirinya untuk menggantikan Allardyce di 2018/2019. Namun, Marco Silva dan Watford masih bermasalah.

Silva merasa haknya tidak dipenuhi oleh The Hornets. Saat ia menandatangani kontrak dua tahun bersama Watford, dirinya dijanjikan tiga juta Poundsterling. Setiap tahunnya, Silva akan diberi 1.5 juta Poundsterling dari Watford. Ketika ditendang, Silva masih merasa dirinya layak mendapatkan kompensasi 750.000 Poundsterling.

Namun, Watford mengatakan bahwa dana yang ada dijanjikan pada kontrak Silva baru aktif jika dirinya sudah setahun menangani klub. Sementara Silva baru menjalani tujuh bulan di Watford. Hingga kini, Silva belum menerima pesangon dari Watford.

Watford menganggap keputusan Silva menangani Everton sama saja tidak menghargai kesepakatan mereka. Meski Silva sudah dipecat saat resmi menjadi pengganti Allardyce. Menurut Watford Observer, Everton bahkan tetap harus membayar kompensasi ke klub milik Gino Pozzo tersebut. Watford bahkan melaporkan Everton ke Liga Premier karena dianggap melakukan pendekatan ilegal.

Saling tunjuk. Tidak ada yang mau mengalah ataupun berusaha mencari jalan tengah. Richarlison kemudian datang. Seorang penyiar radio di Oklahoma dan juga kontributor untuk situs pendukung Everton, Rob Vera, kemudian memilki teori tentang harga mahal Richarlison.

“Selagi menunggu penjelasan tentang harga Richarlison, jangan heran jika setelah ini Watford tidak lagi memprotes kompensasi Silva. Situasi ini membuat kedua tim sama-sama menang. Watford pasti senang dengan dana ini, karena sudah untuk membayar keduanya [Richarlison dan Marco Silva],” tulisnya Vera akun Twitter dia.

Memori Buruk Everton Tentang Pozzo

Kucuran dana yang dimiliki Everton saat ini tak lepas dari pemilik baru mereka, Farhad Moshiri. Sejak Moshiri datang, The Toffees seakan menutup mata mereka untuk belanja pemain. Hal ini dilakukan demi mengangkat level Everton, jadi wakil tetap Inggris dalam kompetisi antar klub Eropa.

Hal serupa sudah pernah dilakukan Everton pada musim 2005/2006. Saat itu, dana 32.5 juta Euro dikeluarkan Everton selama bursa transfer dibuka. Per Kroldrup dari Udinese jadi salah satu pembelian termahal mereka saat itu dengan 6.8 juta Euro. Kroldrup adalah bencana selama membela Everton.

Rumor yang beredar dalam forum suporter Liverpool dan Everton menyebut Kroldrup mendarat di Mersyside karena kesalahan. David Moyes sama sekali tidak pernah menginginkan Kroldrup. Melainkan bek muda Brasil, Felipe yang menjadi duet Kroldrup di Udinese. Udinese yang dimiliki Giampaolo Pozzo, ayah dari Gino, dengan senang hati menyetujui tawaran Everton untuk bek Denmark mereka.

Everton terus menggunakan uang untuk membangun tim mereka. Hingga 2010, cara tersebut harus dihentikan. Moyes mulai rajin mengorbitkan pemain muda dari akademi setelah cara instan gagal. Shane Duffy, Jose Bexter, dan Ross Barkley adalah pemain-pemain yang merasakan transisi tersebut. Naik dari akademi untuk membantu klub yang sedang berhemat.

Kini, dengan dana 50 juta Poundsterling untuk seorang Richarlison, Silva perlu sebuah hasil untuk menunjukkan bahwa langkanya benar. Jika tidak, Everton kembali jatuh ke lubang yang sama. Gagal dan membuat keluarga Pozzo untung besar, lagi.

Apalagi Watford sudah membantah teori Vera yang didukung berbagai media seperti Daily Mail. “Ini bukan masalah kompensasi. Namun kami harus bertindak tegas kepada klub Liga Premier yang ingin membuntungi sesamanya,” tulis Watford.

Jika mempercayai pernyataan tersebut, berarti beban Richarlison semakin besar. Allardyce sudah memperingati Silva tentang Richarlison. “Richarlison tak bisa disiapkan untuk masa depan. Suporter Everton tidak ingin menunggu masa depan. Mereka ingin hasil nyata dan membawa klub ke kompetisi Eropa,” ungkap pendahulu Silva ke Talk Sports.