Kepa Arrizabalaga Punya Talenta untuk Bayar Harga

Rekor transfer penjaga gawang yang telah dipegang oleh Gianluigi Buffon selama 16 tahun pecah tiga kali dalam dua musim terakhir. Pertama saat Ederson Moraes mendaratkan kaki di Manchester City dari Benfica dengan dana 35 juta Poundsterling. Dua juta lebih mahal dari Buffon saat ia pindah ke Juventus dari Parma. Kemudian Alisson diboyong Liverpool dari AS Roma dengan dana 65 juta. Tiga pekan kemudian, Chelsea menjadikan Kepa Arrizabalaga sebagai penjaga gawang termahal dunia setelah menyodorkan 72 juta ke Athletic Club de Bilbao.

Nama Kepa mungkin asing di mata sebagian pendukung Chelsea ataupun penonton setia Liga Premier. Seperti kata penulis buku sepakbola, Rockin Marvin di akun Twitter miliknya, “Kepa mungkin tidak dikenal pendukung Chelsea seperti Malcom asing untuk suporter Barcelona”. Namun, pembelian Kepa sangat dibutuhkan Chelsea setelah Thibaut Courtois hengkang ke Real Madrid.

Tanpa kehadiran Kepa, Chelsea hanya memiliki dua penjaga gawang veteran, Robert Green dan Willy Caballero. Bukan hanya masalah umur, tapi keduanya juga memiliki reputasi yang kurang baik. Nama Green tercemar setelah melakukan kesalahan melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 2010. Sementara Caballero sempat memberikan gol mudah untuk Ante Rebic saat Argentina bertemu Kroasia di Piala Dunia 2018.

Harga 75 juta Poundsterling mungkin terlihat mahal untuk seorang pemain 23 tahun. Apalagi Kepa tidak berasal dari tim tenar seperti Barcelona atau Real Madrid. Ia juga baru merumput sekali untuk tim nasional Spanyol. Tapi percayalah, dia punya kualitas yang dibutuhkan The Blues.

Baca juga: Harga Meningkat, Kiper Bukan Lagi Pelengkap

Bukan Hanya Pemasukkan Klub, Tapi Juga Negara

Harga mahal yang harus ditebus Chelsea merupakan sesuatu yang wajar. Bukan hanya karena mereka sedang membutuhkan penjaga gawang baru tapi juga kebijakan Spanyol yang memberikan pajak untuk setiap klub. Menurut laporan International Sports Law Center di 2016, Athletic Club harus memberikan 25% dari pendapatan mereka kepada negara.

Itu berarti dari 75 juta Poundsterling yang diterima pihak klub, seperempatnya harus diberikan ke pemerintah Spanyol. Athletic Club termasuk klub yang beruntung dalam kebijakan ini. Dari laporan dua tahun lalu, hanya empat klub yang diberikan keringanan pajak oleh pemerintah karena dianggap sebagai pihak non-profit. Real Madrid, FC Barcelona, dan CA Osasuna, jadi tiga klub lain yang mendapat keringanan tersebut.

Empat klub di atas masih memenuhi kriteria sebagai asosiasi olahraga. Dengan begitu pajak yang harus mereka bayarkan bukanlah untuk komersial seperti klub-klub lainnya. Akan tetapi, sekalipun memiliki keringanan setidaknya 5% dibanding klub-klub lain, Athletic Club harus memberikan 18.5 juta Poundsterling ke pemerintah. Itu berarti mereka hanya mendapatkan 56.250.000 Poundsterling dari penjualan Kepa. Lebih murah dari Jorginho yang ditebus dengan 57 juta Poundsterling.

Dana 75 juta Poundsterling itu juga tak lepas dari kewajiban setiap klub untuk mencantumkan klausul pelepasan di kontrak pemain mereka. Athletic Club serta FC Barcelona dikenal selalu mencantumkan harga tinggi dalam klausul pemain. Ini mengapa Javi Martinez atau Thiago Alcantara sempat kesulitan untuk hengkang dari klub masing-masing. Tak jarang juga pemain tersebut membayar sendiri klausul pelepasannya..

Beberapa pemain kompeten memiliki klausul pelepasan yang tergolong murah. Tapi tidak semuanya seperti Sandro Ramirez yang ditebus Everton kurang dari enam juta Poundsterling setelah tampil apik bersama Malaga. Klausul diperlukan untuk menjaga talenta terbaik untuk tetap di Spanyol dan tergolong efektif.

“Kebijakan untuk memberi klausul pelepasan adalah taktik defensif yang sangat berguna bagi klub-klub Spanyol agar pemain mereka tidak diambil tim lain,” ungkap Tiran Gunawardena, pengacara bidang olahraga dari Mills & Reeve kepada City A.M.

Baca juga: 10 Kiper Termahal di Dunia

Pilihan Utama

Kepa melompat cukup tinggi dari Athletic Club yang terakhir kali bermain di Liga Champions pada 2014/2015, ke Chelsea, langganan kompetisi tertinggi antar klub Eropa. Hal seperti ini terjadi lima tahun lalu, ketika Roberto Gago diboyong Benfica dari Real Zaragoza.

Namun, saat itu Roberto bukanlah penjaga gawang asal Spanyol termahal. Predikat tersebut dimiliki Pepe Reina yang diboyong Liverpool dari Villarreal. Reina mendarat di Anfield setelah mengantarkan tim Kapal Selam Kuning lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya.

Lompatan terjauh sebelum Roberto dan Kepa adalah Cesar Sanchez. Sosok yang kini jadi asisten Marcelino Toral di Valencia CF itu diboyong Real Madrid dari Real Zaragoza pada Juli 2000. Ia menjadi penjaga gawang Spanyol termahal saat itu. Melebihi rekor sebelumnya yang dipegang Andoni Zubizarreta. Tapi sekalipun dibeli dengan mahal, Sanchez kalah bersaing dengan Iker Casillas.

Sanchez bertahan lima tahun di Kota Madrid. Dia diakui sebagai bagian dari Real Madrid yang memberikan gelar juara Liga Champions pada 2002. Piala Liga Champions terakhir mereka sebelum Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane menjadi nahkoda klub. Tapi status pelapis saat menjadi penjaga gawang Spanyol termahal tentu bukan hal positif.

Kini menjadi penjaga gawang Spanyol termahal di dunia, Kepa tidak akan mengikuti jejak Sanchez. Pasalnya, tak ada yang bisa benar-benar menjadi pesaingnya di bawah mistar gawang The Blues. Tanpa Courtois, Kepa jelas menjadi nomor satu untuk Chelsea.

Ada Harga, Ada Kualitas

Meski Nama Kepa tidak setenar Jan Oblak, Jordan Pickford, bahkan mungkin Jack Butland yang juga dirumorkan jadi incaran Chelsea, pemain keturunan Basque tersebut merupakan pilihan terbaik. Butland sudah digadang-gadang jadi penjaga gawang utama Inggris sejak Joe Hart masih menjadi nomor satu The Three Lions, dirinya masih belum mencapai ekspektasi tersebut. Sekalipun melakukan penyelamatan terbanyak di Liga Premier musim lalu (145), ia hanyalah pelapis Pickford di Rusia.

Sementara Oblak dan Pickford memilki harga yang lebih mahal dari Kepa. Oblak sempat diincar oleh Liverpool sebelum The Reds memboyong Alisson. Namun, Atletico Madrid ingin Oblak ditebus seharga 89 juta Poundsterling. Untuk Pickford, dirinya adalah rekor transfer Everton saat dibeli dari Sunderland. Ditambah dengan penampilan briliannya selama Piala Dunia 2018, mustahil dirinya akan dilepas oleh Marco Silva.

Walau Kepa masih terdengar cukup asing, namanya beberapa kali dirumorkan jadi incaran Real Madrid. Saat itu Los Blancos yang selalu gagal mendapatkan tanda tangan David De Gea mulai mencari nama lain. Kepa Arrizabalaga kemudian muncul sebagai incaran utama mereka sebelum akhirnya memilih Courtois.

Musim lalu, Kepa mencatat 99 penyelamatan di La Liga. Angka itu melebihi pencapainnya pada 2016/2017 yang hanya mencatatkan 40 penyelamatan. Selama 2017/18, Kepa melakukan lebih banyak penyelamatan dibandingkan penjaga gawang Barcelona Marc-Andre ter Stegen ataupun pendahulunya, Thibaut Courtois (76).

Dengan rekor itu, bisa dipastikan Kepa memiliki kualitas untuk membayar harga mahalnya. Butland dan Oblak memang melakukan lebih banyak penyelamatan musim lalu. Tapi, Kepa juga lebih muda dari kedua penjaga gawang tersebut. Ia punya peluang jadi pilihan utama Chelsea untuk waktu yang lama atau dijual dengan harga mahal di kemudian hari.

Athletic Club dan Kepa mungkin kurang tenar, terutama di kalangan pecinta sepakbola Indonesia. Namun kerap kali klub-klub tenar sekalipun membutuhkan mereka untuk dapat mendaratkan talenta terbaik. Pickford dari Sunderland, Butland hasil akademi Birmingham City. Kepa bukanlah fenomena baru.