Hujatan dan hinaan diterima Raheem Sterling usai timnas Inggris ditahan 1-1 oleh Rusia. Suporter Inggris melabeli Sterling sebagai “tak berguna” dan “buruk”. Padahal, itu adalah pertandingan pertama Inggris di Piala Eropa 2016. Pertandingan pun tak berakhir dengan kekalahan. Inggris tak harus pulang malam itu juga, tapi Sterling jadi sasaran.
Kemarahan dan tuduhan para suporter Inggris kian beralasan ketika di pertandingan kedua menghadapi Wales, Roy Hodgson malah tetap menurunkan Sterling di starting line-up. Hodgson mengganti Sterling pada menit ke-46. Tahu apa yang terjadi? Inggris membalikkan kedudukan dan menang 2-1 atas Gareth Bale dan kolega.
Tekanan pada Sterling memang terbilang tak adil. Usai pertandingan melawan Rusia itu, Sterling bahkan merasa tak enak dan mengungkapkan lewat akun Instagramnya. “Sangat tak beruntung hari ini, dalam performa tim yang bagus, kami layak menang, tapi beginilah. Bangga pada kalian boys #England #raheemsterling #TheHatedOne.”
Postingan itu pun dihinggapi komentar pedas. Salah satunya yang meminta Sterling segera pensiun dari sepakbola. Ada pula yang meminta Sterling berhenti mengunggah dengan caption positif, karena hal yang paling positif adalah melihatnya tak dimainkan. Beberapa yang lain menyuruhnya belajar untuk mengoper dan mengumpan bola.
Sterling pun sempat menjadi bahan perbincangan ketika ia menyulam tato bergambar senapan di betisnya. Hal ini menjadi sorotan media-media di Inggris. Namun, Sterling tak marah. Ia justru protes dan menunjukkan betapa biasnya media Inggris terhadap warna kulit. Apabila subjeknya berkulit putih, maka beritanya akan positif, tapi kalau non-putih beritanya bertendensi negatif.
Untungnya, Sterling bertemu dengan orang yang tepat di Manchester City. Orang itu bernama Pep Guardiola. Sterling seolah menemukan kembali gairah permainannya bersama Pep dan City. Selain secara usia bertambah dewasa, Sterling kian paham bahwa punya lari cepat saja tak cukup. Pep menanamkan visi bermain yang jelas sehingga Sterling berubah menjadi senjata mematikan.
Pihak yang paling diuntungkan saat ini adalah timnas Inggris. Pelatih Inggris, Gareth Southgate, sebenarnya tak punya skuat yang punya kualitas luar biasa. Namun, Southgate selalu percaya pada pemain muda yang bahkan belum berpengalaman. Dengan sadar, Southgate memanggil Ruben Loftus-Cheek ke Piala Dunia, dan Calum Hudson-Odoi yang jarang dimainkan Chelsea di jeda internasional kali ini.
Baca juga: Hudson-Odoi, Main Jarang Kok Dipanggil Timnas?
Keputusan Southgate yang menggantungkan nasib pada pemain muda, untungnya ditunjang dengan kehebatan para pemain di usia emas. Sebut saja Harry Kane, Kyle Walker, hingga Eric Dier; dan tentu saja Sterling.
Dalam jeda internasional kali ini, Sterling main luar biasa. Menghadapi Republik Cek, Inggris menang besar 5-0. Tiga gol di antaranya dicetak oleh Sterling. Permainan Sterling sendiri mirip dengan yang ia tunjukkan di City. Ia punya daya jelajah yang luas, dan kemampuan mengekseskusi serta membuat peluang di depan gawang. Penampilan mantan pemain Liverpool ini ditunjang pula oleh agresivitas Jadon Sancho di sisi kanan penyerangan Inggris.
Sterling mencetak gol pembuka setelah pergerakannya di sisi kiri tak terkawal. Memanfaatkan sodoran Sancho, Sterling memanjangkan kakinya untuk menyambut bola dan menggetarkan gawang lawan. Sterling pun menjadi aktor gol kedua Inggris yang dicetak Harry Kane lewat titik putih. Pergerakannya membuatnya dijatuhkan lawan di dalam kotak penalti.
Pada proses gol kedua juga ditunjukkan Sterling seperti yang ia lakukan di City. Mendapatkan tekanan dari lawan, alih-alih jatuh, Sterling memaksakan memutar badan dan melepaskan tendangan melengkung yang tak bisa dijangkau kiper lawan. Sementara itu, gol ketiganya memang ada faktor keberuntungan, karena tendangan kerasnya mengenai badan lawan.
“Aku gembira. Aku ada di kampung halamanku dan inilah yang menjadi impian. Jadi aku sangat senang melihatnya menjadi nyata,” tutur Sterling dikutip dari BBC.
Hattrick ini menjadi capaian tersendiri buat Sterling. Pasalnya, selain ini merupakan hattrick pertama pemain Inggris di Wembley sejak 2010, ini juga memupus dahaga gol Sterling yang cuma mencetak empat gol dari 47 pertandingan internasionalnya. Hal ini membuat Southgate memuji kualitas Sterling di pertandingan itu.
“Aku amat senang padanya untuk mendapatkan reaksi dari apa yang ia lakukan dari penonton. Kami tak bisa menyembunyikan fakta kalau ia punya momen sulit bersama Inggris,” kata Southgate soal standing ovation dari para penonton saat Sterling ditarik keluar pada menit ke-70.
“Kadang-kadang, Anda hampir bisa melihat proses berpikir di masa lalu, tapi dia lapar akan mencetak gol. Aku tahu dia bicara hal itu sebelumnya, tentang bagaimana dia menambahkan insentif itu pada permainannya, dan aku berpikir, dia amat menghancurkan malam ini,” ucap Southgate.
Merujuk pada pertandingan semalam, penggemar Inggris patut punya harapan lebih. Kehadiran Sterling memastikan tempat di sisi kiri Inggris, sementara di sisi kanan, Sancho agaknya bisa menjadi jawaban. Apalagi Inggris kini punya pemain yang bisa membawa bola dan itu melegakan buat Sterling. Pasalnya, ketika pemain lain membawa bola, Sterling bisa mencari posisi untuk tak terkawal.
“Sterling telah mengubah segalanyadari menjadi seorang pemain yang dicemooh oleh suporternya sendiri, menjadi pemain yang dihargai dan dipuja,” kata mantan pemain Manchester United, Darren Fletcher.
Jadi, sudah terasa bukan pentingnya Sterling, wahai fans Inggris?