1996/1997: Schalke 1-1 Inter (Inter kalah adu penalti (1-4)
Siklus tiga tahun Inter kembali berlanjut. Mereka akhirnya kembali ke final Piala Uefa dan bersiap untuk mengalahkan wakil Jerman, Schalke 04. Final ini menjadi final yang ideal mengingat kedua kesebelan sama-sama memiliki produktivitas yang cukup tinggi.
Sayangnya, final ini hanya menghadirkan satu gol saja pada masing-masing pertandingan. Wakil Jerman menang 1-0 pada pertemuan pertama. Tendangan Marc Wilmots tidak bisa dijangkau kiper Gianluca Pagliuca.
Leg kedua yang seharusnya menjadi momen Inter untuk membalikkan keadaan justru menemui tembok kokoh bernama Jens Lehmann. Kiper legendaris ini berulang kali menghalau peluang-peluang yang hadir dari kaki dua striker, Maurizio Ganz dan Ivan Zamorano. Nama terakhir kemudian memecahkan kebuntuan Inter melalui golnya pada menit ke-84. Sayangnya, tidak ada gol tambahan hingga pemenang harus ditentukan melalui adu penalti.
Meski disaksikan puluhan ribu penonton yang mendukung mereka, namun hal itu justru memberi beban bagi mereka. Dari tiga penendang, hanya Youri Djorkaeff yang bisa mencetak gol. Sebaliknya, keempat penendang Schalke sukses menjalankan tugasnya. Schalke menjadi juara dan angkat trofi di depan pendukung Inter Milan. Kekalahan ini membuat pelatih Roy Hodgson dipecat.
1997/1998: Lazio 0-3 Inter Milan
Format final yang sebelumnya dua leg kini berubah menjadi satu pertandingan saja di tempat netral. Final pertama dalam format baru ini kemudian mempertemukan dua sesama wakil Italia, Inter Milan dan Lazio.
Bagi Lazio, trofi Piala Uefa akan membuat mereka menutup musim dengan raihan dua piala. Bagi Inter, trofi ini adalah penyelamat dari musim mereka yang kacau setelah kalah dalam perburuan gelar scudetto melawan Juventus.
Diperkuat oleh mega bintang mereka yang baru saja direkrut dari Barcelona, Ronaldo, skuad asuhan Luigi Simoni ini unggul terlebih dahulu melalui gol Ivan Zamorano pada menit ke-5. Gol ini bertahan hingga babak pertama berakhir.
15 menit babak kedua dimulai, Inter menggandakan keunggulan melalui sepakan kencang Javier Zanetti. Keunggulan Inter kemudian dipertegas melalui gol Ronaldo sepuluh menit kemudian. Lolos dari jebakan offside, Ronaldo mengecoh Luca Marchegiani untuk menambah koleksi golnya menjadi yang ke-34 sepanjang musim.