Tak banyak pemain Asia yang pernah menjajal kompetisi Serie A Italia, dan menarik perhatian publik Negeri Pizza. Namun, ada seorang pemuda bernama Han Kwang-Song, asal Korea Utara yang sempat menjadi buah bibir di Serie A musim 2016/2017 lalu. Penyerang kelahiran Pyongyang, 11 September 1998 itu tercatat sebagai pemain Korea Utara pertama yang pernah bermain di Serie A sepanjang sejarah salah satu kompetisi elit Eropa tersebut. Dia tampil saat klubnya, Cagliari, melawat ke markas Palermo pada 2 April 2017 lalu. Han masuk menggantikan penyerang Marco Sau pada menit ke-86.
Bukan tanpa alasan pelatih i Rossoblu itu, Massimo Rastelli, memberikan kesempatan debut bagi Han yang saat itu masih belum genap berusia 19 tahun. “Dia pemain yang sangat menarik. Dia memiliki kualitas hebat, dan sangat cepat. Ketika Sau kelelahan dan kami kekurangan penyerang, saya pun memutuskan untuk memainkannya dan dia turut berkontribusi,” ungkap Rastelli ketika itu, seperti dikutip dari La Repubblica.
Pelatih muda berusia 48 tahun itu pun yakin Han punya masa depan yang cerah, namun dia masih butuh waktu untuk berkembang menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
“Dia butuh waktu untuk berkembang secara perlahan. Han membuat kami sangat terkesan terutama di Viareggio [Cup, bersama tim primavera, Maret 2017]. Dia sangat ingin menunjukkan yang terbaik dan dia punya kesempatan hingga akhir musim. Dia akan bermain dan saya pikir dia akan memberi kami banyak hal positif,” tambah Rastelli lagi.
Han Kwang-Song membuktikan dia memang memiliki bakat besar, dengan mencetak satu gol ke gawang Torino dalam laga kandang di pekan berikutnya, 9 April 2017. Meski hanya tampil sembilan menit, namun dia mampu menyarangkan satu gol di masa injury time.
“Saya sangat senang dengan gol pertama saya di Serie A. Saya berterima kasih pada tim, pelatih dan rekan-rekan satu tim. Di Cagliari saya merasa seperti berada di rumah,” ungkap Han Kwang-Song setelah laga itu dikutip dari Channel News Asia.
Sang bintang muda ini sendiri lagi-lagi dimasukkan sebagai pengganti Sau saat laga memasuki menit ke-81. Pada menit 90’+5 dia sukses mencetak satu gol lewat sundulan memanfaatkan umpan silang dari Diego Farias. Sayangnya, berbeda dengan penampilan perdananya yang berbuah kemenangan, gol hasil kreasi Han tak mampu menyelamatkan klubnya dari kekalahan.
Namun, berkat gol tersebut, satu lagi sejarah baru tercipta di Serie A, yakni pemain Korea Utara yang pertama mencetak gol di kompetisi itu. Setelah laga tersebut, Han sendiri memang sempat empat kali hanya duduk di bench seperti pertama kali dirasakannya dalam pertandingan menjamu Lazio sepekan sebelum laga debutnya. Namun, dalam tiga laga tersisa Serie A, pemain yang mengenakan jersey bernomor punggung 32 itu selalu mendapat kesempatan bermain, meskipun hanya sebagai pengganti. Di akhir musim, total 58 menit dicatatkannya dalam lima laga dengan koleksi satu gol.
Sebelumnya, Han memang lebih banyak bermain untuk tim primavera. Dia berlabuh di Italia pada 2015, ketika Rastelli mulai membesut Cagliari. Saat itu, Han memang mulai mencuri perhatian dunia setelah berhasil membawa negaranya menjuarai Piala Asia U-16 2014, di mana dia turut mencetak gol di laga final, dan kemudian bersinar di Piala Dunia U-17 2015.
Baca juga: 4 Pemain Asia di Serie A
Setelah turnamen tersebut, Han yang masih berusia 17 tahun mendapat kesempatan trial di akademi Cagliari. Pada Maret 2017 lalu, akhirnya dia dikontrak secara profesional, meski masih diplot sebagai bagian dari tim primavera.
“Seorang penyerang yang sangat pandai dan punya fondasi hebat dalam hal dribel, insting mencetak gol dan visi yang memang menjadi karakteristiknya,” tulis laman resmi Cagliari.
Di bulan yang sama, Han diturunkan dalam Viareggio Cup dengan tiga penampilan dan satu gol, yang membuat Rastelli menariknya ke skuat utama. Sayang, musim ini dia harus bermain di Serie B, karena ‘disekolahkan’ ke Perugia. Namun, peformanya makin menggila. Lima gol sudah disarangkan Han dalam lima laga, termasuk hat-trick ke gawang Enttela saat Perugia menang 5-1 dalam laga tandang pekan perdana.
Han sebenarnya bukan pemain Korea Utara pertama yang punya hubungan dengan persepakbolaan Italia. Pada Piala Dunia 1966, Pak Doo-Ik berhasil mencetak gol tunggal kemenangan tim nasional Korea Utara atas Italia, yang membuat tim berjuluk Azzurri itu gagal lolos dari fase grup.
Peristiwa itu pun dikenang sebagai salah satu kekalahan paling memalukan dalam sejarah sepakbola Italia. Kini, Han datang untuk ‘menjajah’ kompetisi sepakbola Italia, sebagai mutiara Korea Utara di Negeri Pizza. Kita lihat pembuktiannya, setidaknya hingga 2020, sesuai masa berlaku kontraknya dengan Cagliari.