Para Pemain yang Menolak Bermain Untuk Klubnya

Gareth Bale, asyik main golf saat timnya bersiap bertanding (Foto: Golf.com)

Untuk kedua kalinya secara beruntun Real Madrid tersingkir pada babak 16 besar Liga Champions Eropa. Sabtu dini hari kemarin, Los Blancos kalah 2-1 dari Manchester City. Hasil ini mengulang pertemuan pertama di Santiago Bernabeu yang juga berakhir sama untuk City.

Tersingkirnya Real Madrid dari ajang Eropa diwarnai dengan intrik yang terjadi di luar lapangan. Gareth Bale lagi-lagi menjadi sorotan. Saat rekan setimnya sedang berjuang mempertahankan eksistensinya di Eropa, winger asal Wales ini justru sedang asyik bermain golf bersama teman-temannya.

Sebelum pertandingan, Zidane telah mengonfirmasi kalau dia tidak akan membawa Bale. Alasannya? Ya, karena Bale sendiri yang mau. Hal itu diungkapkan langsung oleh Zidane. “Dia (Bale) lebih suka tidak bermain,” ujarnya.

Dalam beberapa musim terakhir, mantan pemain Spurs ini memang kesulitan untuk mendapatkan menit bermain. Khususnya ketika kursi kepelatihan dipegang oleh Zinedine Zidane. Jika seorang pemain sudah bertingkah seperti ini, mengapa mereka tidak mau menjualnya? Ya, karena Bale tidak laku dan harga yang dipatok pihak Madrid masih cukup tinggi untuk pemain yang jarang tampil.

Kasus pemain menolak tampil untuk timnya seperti Bale ini bukanlah kali pertama. Jauh sebelumnya, banyak sekali pemain yang tidak mau bermain untuk timnya sendiri karena satu dan lain hal.

Pierre van Hooijdonk

Pemain asal Belanda ini menolak bermain untuk timnya, Nottingham Forest, pada tahun 1998. Alasannya adalah karena klub ingkar janji kepadanya. Pemenang dua gelar Piala Champions ini akan menjual Pierre setelah ia membantu Forest promosi. Namun ketika mereka sudah berhasil mendapatkan tiket promosi, pihak klub ingkar kepada Pierre. Selain itu, Pierre juga kesal karena pihak klub tidak memperkuat tim selama pra-musim.

Pada bulan November, Pierre kembali ke tim utama, namun suasananya tidak lagi bersahabat. Saat ia mencetak gol ketika melawan Derby, tidak ada yang mau ikut merayakan golnya. Pierre akhirnya pergi setelah Forest kembali terdegradasi. Beberapa tahun kemudian ia mengaku menyesal karena pernah berperilaku seperti itu.

Sebastien Squillaci

Saat tahu kalau Arsenal berminat kepada dirinya, Squillaci langsung membuat keputusan. Ia memilih tidak mau bermain ketika Sevilla akan melawan Braga pada kualifikasi Liga Champions 2010/2011. Alasannya sederhana, ia tidak mau terkena peraturan cup tied. Saat itu, seorang pemain yang sudah bermain di Liga Champions bersama satu klub, maka dia tidak bisa lagi bermain ketika pindah ke klub sesama peserta Liga Champions.

“Sebastien memulai sesi Team Talk dengan baik, tapi kemudian ada perubahan dalam susunan pemain. Saya terkejut karena da ternyata menolak bermain dan ingin pergi,” kata rekan setimnya, Julien Escude. Squillaci kemudian pindah dan bermain selama tiga musim sebelum kemudian hengkang ke Bastia.

“Kalau saya main bersama Sevilla ketika melawan Braga, maka saya tidak akan bisa bermain di  Liga Champions bersama Arsenal,” katanya.

Dimitar Berbatov

Setelah membuat 46 gol selama dua musim bersama Tottenham Hotspur, Berbatov ingin pindah. Daniel Levy sediri menyebut kalau Berba menolak bermain dalam dua pertandingan Spurs. Alasannya adalah si pemain ingin pindah ke Manchester United.

Namun, charman Spurs, Daniel Levy, hanya ingin bombernya dihargai lebih dari 30 juta paun. Alih-alih United, Manchester City sebenarnya adalah tim yang sanggup untuk memenuhi permintaan Levy sebelum diam-diam Manchester United ikut serta dan memenangi perburuan tanda tangan striker Bulgaria tersebut meski Levy sebenarnya tidak mengizinkan United untuk berbicara dengan Berbatov.

Paul Scholes

Berbicara tentang Paul Scholes, maka kita berbicara tentang seorang gelandang hebat yang mempunyai loyalitas cukup tinggi terhadap klubnya. Bayangkan saja, ia hanya memperkuat Manchester United hingga akhir kariernya. Meski begitu, ada kalanya Scholes menjalani masa-masa yang kurang bahagia bersama Setan Merah.

Pada 2001, Scholes menolak untuk bermain melawan Arsenal pada ajang Piala Liga Inggris. Alasannya, dia kecewa karena pada pertandingan sebelumnya melawan Liverpool, Scholes tidak dimainkan sejak awal.

Pada era kepelatihan Fergie, pemain yang tidak bermain sejak awal pada suatu laga, punya peluang untuk bermain pada pertandingan selanjutnya. Scholes punya peluang untuk main melawan Arsenal setelah sebelumnya hanya main 13 menit melawan Liverpool. Namun ia menolak karena ia akan bermain pada Piala Liga dan ajang itu kerap digunakan Fergie untuk memainkan pemain akademi. Beruntung, keputusan Scholes tersebut hanya membuatnya didenda oleh pihak klub.