Pemain Brasil di Madrid (3): Berusaha Jadi yang Terbaik

Real Madrid kerap mendatangkan pemain berkebangsaan Brasil. Ada yang sukses, ada pula yang kariernya tampak menghilang begitu saja.

Setidaknya terdapat tiga nasib pemain Brasil yang merumput di Real Madrid. Ada yang (1) terlupakan, (2) sulit bersaing dengan pemain lain, (3) berusaha jadi yang terbaik, serta (4) yang berhasil menunjukkan kualitas Brasil yang sebenarnya.

Pada bagian ini, kami akan membahas mengenai para pemain bernama besar yang berusaha menjadi yang terbaik di antara yang lainnya.

Savio Bortolini

Savio lahir di Vila Velha pada 9 Januari 1974. Ia dididik di Desportiva Capixaba dan Flamengo sekaligus menjalani debut profesionalnya. Ia pun disebut-sebut sebagai penerus Zico.

Setelah sembilan tahun di Flamengo, pada 1998 ia bergabung dengan Real Madrid. Berposisi sebagai winger, Savio memang tak selalu diturunkan, umumnya karena cedera. Namun, saat diturunkan, ia kerap memberikan dampak positif.

Savio berada di Madrid selama lima musim dan bermain di 160 pertandingan dengan mencetak total 30 gol. Trofinya tak kalah mentereng. Savio membantu Madrid menjuarai La Liga musim 2000/2001 dan yang paling fantastis adalah tiga gelar Liga Champions di musim 1997/1998, 1999/2000, dan 2001/2002.

Sayangnya, ketika Madrid merekrut Zinedine Zidane pada 2001, peran Savio jadi terpinggirkan. Ini yang membuatnya akhirnya pindah ke Bordeaux pada musim 2002/2003. Setelahnya, Savio dikenal sebagai pemain andalan Real Zaragoza.

Robinho

Robinho terlahir dengan nama Robson de Souza yang lahir di Sao Vicente pada 25 Januari 1984. Ia menjalani kariernya di Santos sejak 1996 hingga 2005. Pada 1999, di usia 15 tahun, Pele menyebut Robinho sebagai penerusnya.

Madrid merekrut Robinho pada 2005 dan memberikan jersey nomor 10 peninggalan Luis Figo. Di musim pertamanya, ia masih jadi andalan dengan main di 37 pertandingan dan mencetak 14 gol. Namun, di musim kedua, ia lebih banyak dibangkucadangkan Fabio Capello.

Kritik sering dilontarkan karena ia sering tampil inkonsisten. Namun, di eranya, ia adalah pencetak gol terbanyak ketiga Madrid setelah Raul dan Ruud van Nistelrooy. Ia pun menjadi pemberi asis terbanyak kedua setelah Guti.

Pada pertengahan musim 2007/2008, Presiden Madrid, Ramon Calderon, menjanjikan kalau Robinho akan diberi kontrak baru. Namun, itu tak pernah terjadi. Alasan utamanya karena ia akan dijadikan bagian dari kesepakatan dalam transfer Cristiano Ronaldo pada musim panas 2008. Sialnya, transfer tersebut gagal. Robinho diberi perpanjangan kontrak, tapi ia menolak dan ingin pindah ke Chelsea.

Bersama Madrid, Robinho meraih dua trofi La Liga. Uniknya, ia justru pindah ke Manchester City pada 2008 dan tak pernah menemukan kembali performa terbaiknya. Kabar terbaru adalah ia didakwa selama sembilan tahun karena terbukti memperkosa pada 2013 lalu.

Mampus.

Julio Baptista

Julio Baptista lahir di Sao Paulo pada 1 Oktober 1981. Kariernya dimulai di Sao Paulo pada 2000. Ia menjadikan Sevilla sebagai tim pertamanya di Eropa pada 3 Agustus 2003. Bersama Sevilla, ia tampil mengesankan dan mencatatkan 79 penampilan serta mencetak 47 gol.

Pada 2005, ia pindah ke Real Madrid. Sayangnya, ia tak langsung memberikan dampak di lini tengah El Real. Baptista kerap ditempatkan di sayap kiri untuk mengakomodasi Zidane atau Guti.

Karena musim pertama yang sulit, Baptista dipinjamkan ke Arsenal pada musim selanjutnya. Ia tampil cukup baik dengan tampil di 35 penampilan dengan mencetak 10 gol.

Karena tak lagi diperlukan Arsenal, Baptista dipulangkan ke Madrid. Ia menjadi pemain kunci El Real ketika memenangi La Liga musim 2007/2008. Performa bagusnya bahkan bikin Guti dibangkucadangkan.

Di akhir musim, Baptista bergabung dengan Roma. Setelahnya ia berkarier di Malaga, Cruzeiro, Orlando City, dan mengakhiri kariernya di CFR Cluj.

Eder Militao

Militao lahir di Sertaozinho pada 18 Januari 1998. Ia mengawali kariernya di Sao Paulo sejak 2010 silam. Militao lalu pindah ke Porto pada 7 Agustus 2018. Ia mendapatkan penghargaan bek terbaik Primeira Liga selama empat bulan beruntun dari September 2018 sampai Januari 2019.

Pada 14 Maret 2019, Madrid mengumumkan kalau mereka telah merekrut Militao dengan biaya transfer 60 juta euro. Debutnya terjadi pada 14 September dengan menggantikan Sergio Ramos. Di musim pertamanya, ia cuma main di 15 pertandingan liga.

Militao baru jadi pemain kunci setelah Sergio Ramos dan Raphael Varane pindah. Di musim ketiganya tersebut, Militao tampil di 34 pertandingan liga serta main penuh di 12 laga Liga Champions di mana Madrid berakhir sebagai juara. Militao disebut-sebut akan menjadi bek masa depan Madrid.