Marahlah, Gareth Bale!

Foto: Standard.co.uk

Mengarsiteki gol pertama Real Madrid di La Liga 2019/2020, Gareth Bale membuktikan bahwa ia masih layak hidup di Santiago Benabeu. Drama transfer Bale adalah salah satu sajian utama di musim panas 2019. Bagaimana Zinedine Zidane secara terbuka mengaku siap membuang dirinya hingga disebut akan mengubah sepakbola Tiongkok. Meskipun La Liga 2019/2020 resmi digelar, masa depan Bale masih jadi perbincangan.

Ia sudah tak mungkin bergabung dengan Jiangsu Suning yang telah memilih Ivan Santini. Tapi rumornya, Bale bisa menjadi pemulus Real Madrid untuk mendapatkan Neymar dari Real Madrid. Namun, setelah laga kontra Celta Vigo di pekan pertama La Liga 2019/2020, Bale kemungkinan besar akan bertahan di Bernabeu.

“Saya berbicara dengan Bale dua sampai tiga kali sebelum pertandingan. Dia akan tetap di sini. Permainannya melawan Celta sangatlah bagus seperti yang lainnya. Ini adalah musim baru. Bale dan James Rodriguez ingin tetap memberikan kontribusi dan mempertahankan seragam Real Madrid,” kata Zidane.

Bale bukan hanya menjadi arsitek gol Karim Benzema yang mengawali kemenangan 3-1 Los Blancos atas Celto Vigo. Ia juga mencatat 89% operan akurat, 100% tendangan ke arah gawang, dan menyentuh bola sebanyak 39 kali selama 75 menit bermain.

Performa Bale mendapat pengakuan dari penghuni tribun Bernabeu. Ketika pemain asal Wales itu digantikan dengan Isco, mereka yang biasanya bersiul dan mengibarkan bendera putih kepada Bale memberikan apresiasi dengan tepuk tangan.

“Bale adalah opsi A, B, dan C saat Real Madrid menyerang. Tiap kali mereka ada di daerah lawan, Bale selalu terlihat memberik kontribusi,” simak penulis AS, Robbie Dunne. “Andai Bale terus seperti ini, dia adalah aset berharga untuk Real Madrid. Ia bergerak ke semua sisi lapangan, memberikan ruang dan opsi kepada teman, melepaskan operan akurat, serta rajin membantu pertahanan. Semoga ini bisa dipertahankannya,” tulis Pemimpin Redaksi Managing Madrid Kiyan Sobhani.

Bahkan Presiden Real Madrid Florentino Perez ikut mencermati performa Bale dan percaya bahwa pemain yang ia boyong dari Tottenham Hotspur itu akan menjadi sosok penting bagi Real Madrid. Dengan segala pujian yang datang, dapat dipastikan bahwa Bale telah meraih kembali rumahnya di Kota Madrid.

Mulai Sesuai Ekspektasi

Penampilan kontra Celta Vigo itu memang hanyalah satu pertandingan di awal musim. Tapi ini merupakan perjalanan yang panjang bagi Bale. Sejak pertama meninggalkan White Hart Lane, Bale tidak pernah benar-benar mendapat kepercayaan di Bernabeu. Bleacher Report bahkan membuat karakter Bale menjadi sosok yang aneh dan asing dalam parodi mereka tentang kesebelasan-kesebelasan Liga Champions dan Europa League, “The Champions“.

Butuh waktu enam tahun bagi Bale untuk mendapat pujian dan kepercayaan ini. Sesuatu yang sebenarnya sudah ditunggu-tunggu oleh publik Bernabeu sejak ia pertama mendarat pada 2013. “Bale merupakan sebuah pembelian panik dari Perez. Ia takut Ronaldo pergi dan Real Madrid tidak memiliki pembelian besar. Oleh karena itulah dirinya mengejar Bale,” kata Ramon Calderon, mantan presiden Real Madrid.

Artinya, Bale datang untuk menjadi pengganti Ronaldo. Tapi selama bertahun-tahun Bale gagal membuktikan hal tersebut. Pada 2018/2019, CR7 pergi ke Juventus. Tapi Bale tetap gagal mengisi sepatu yang ditinggalkan mantan pemain Manchester United tersebut. Bale hanya terlibat dalam 21 gol dari 41 pertandingan di lima kompetisi berbeda. Wajar apabila Zidane ingin membuangnya. Apalagi Zizou ingin melakukan regenarasi.

Tapi ada yang berubah pada diri Bale di pertandingan melawan Celta Vigo. Dirinya terlihat bermain dengan penuh amarah. Setidaknya begitulah kata pengamat sepakbola Spanyol, Alejandro Moreno. “Bale yang kita lihat saat melawan Celta Vigo adalah sosok yang penuh dengan ledakan, memiliki dampak positif, dan bisa diandalkan,” kata Moreno.

Bermain dengan Penuh Amarah

“Pertanyaannya, bisakah ia mempertahankan permainan seperti ini? Dirinya tampil dengan penuh amarah seakan ingin membuktikan diri hari ini (17/8/2019). Jika ia bisa melakukan hal itu, Real Madrid pasti akan kegirangan. Bayangkan Hazard di kiri, Bale mengisi posisi sayap kanan, dan Benzema sebagai ujung tombak, Real Madrid punya cerita yang berbeda dengan saat pra-musim,” jelasnya.

Amarah inilah yang ditunggu-tunggu sejak Bale ditebus dengan dana 100 juta Euro oleh Los Blancos. Ketika itu mereka tidak memecahkan rekor transfer untuk pemain yang hanya sesekali tampil bagus dan sering kali absen karena cedera. Mereka ingin pemain yang bisa diandalkan dan Bale telah membuktikan hal itu di Tottenham. Oleh karena itulah dia yang dipilih untuk menjadi pengganti Cristiano Ronaldo.

Mantan rekan satu tim Bale di Tottenham, Rafael van der Vaart pernah memberikan saran pada pemain jebolan Southampton tersebut. Meminta Bale untuk menjadi lebih egois lagi di Real Madrid. “Bale perlu bertingkah layaknya bajingan agar mendapatkan pengakuan di Real Madrid. Mereka telah  membayar 100 juta Euro untuk mendapatkan jasanya. Artinya, Bale bisa bertindak sesuka hati,” kata van der Vaart.

“Ia bisa mengambil keputusan di atas lapangan, menjadi eksekutor di semua bola mati. Itu yang harus dilakukan Bale. Real Madrid punya banyak pemain bagus. Tapi sebenarnya Bale bisa lebih bagus lagi,” ungkapnya.

Pada pertandingan kontra Celta Vigo, Bale mulai terlihat mulai berani melakukan hal itu. Seperti kata Robbie Dunne, dirinya selalu terlibat di setiap serangan Los Blancos. Apabila dirinya harus merasa marah untuk tampil seperti itu, marahlah Bale!