Giovani Lo Celso Harus Jadi Bukti Ambisi Real Betis

Foto: Doble Amarrila

Terlibat dalam 22 gol dari 46 pertandingan selama 2018/2019, gelandang Real Betis, Giovani Lo Celso, menjadi rebutan berbagai kesebelasan Eropa. Ia bahkan kabarnya mendapat rekomendasi dari Lionel Messi untuk diboyong Blaugrana pada musim panas 2019. Tapi harga Lo Celso tidaklah murah, Real Betis memiliki klausal pelapasan 100 juta euro jika ada klub yang meminati dirinya.

Datang sebagai pemain pinjaman dari Paris Saint-Germain (PSG), Real Betis permanenkan jasa Lo Celso dengan dana 25 juta euro. “Saya sangat senang melihat kontribusi selama ini dihargai oleh pihak klub. Real Betis ada situasi yang sulit. Tapi saya nyaman di sini,” aku Lo Celso.

“Semua pihak telah membantu saya beradaptasi. Saya pun mencetak cukup banyak gol. Namun hal paling penting adalah mencapai target kita sebagai sebuah tim dan lolos ke kompetisi antar klub Eropa lagi,” lanjutnya.

Saat itu, Verdi Blancos memang belum pasti mewakili Spanyol di kompetisi antar klub Eropa 2019/2020. Duduk di peringkat sembilan klasemen atau dua anak tangga dari zona Eropa.

Meski meraih dua kemenangan dari tiga pertandingan terakhir La Liga, Real Betis tetap gagal mencapai target mereka. Justru turun satu peringkat dengan selisih tiga poin dari Espanyol yang mendapatkan tiket Liga Europa.

Kegagalan ini bisa menjadi alasan utama Lo Celso hengkang dari Benito Villamarin. Apalagi kesebelasan yang mengincar jasanya adalah peserta Liga Champions. Namun, perlu diingat juga bahwa 2019/2020 akan jadi musim pertama Lo Celso tercatat sebagai pegawai tetap Verdi Blancos.

Dibandingkan menjual dirinya dan mendapat keuntungan dari uang itu, ada baiknya Real Betis mempertahankan Lo Celso satu musim lagi.

Jadikan Lo Celso sebagai bukti dari ambisi klub untuk kembali menjadi wakil tetap Spanyol di kompetisi antar klub Eropa. Entah itu Liga Europa atau Champions. Ambisi ini sudah ada dalam tubuh Verdi Blancos sejak mendatangkan Rafael van der Vaart pada 2015. Ketika itu mereka juga mengicar Mohamed Salah dari Chelsea.

Meski gagal mendapatkan Salah, ini adalah bukti bahwa Real Betis tahu kualitas pemain yang mereka butuhkan. Hasilnya, mereka berhasil mendapatkan tiket Liga Europa setelah mengakhiri La Liga 2017/2018 di peringkat enam klasemen.

Lubang Real Betis

Foto: ESPN

Masalahnya pada 2018/2019, mereka gagal mempertahankan jasa German Pezzella, Riza Durmisi, dan juga Antonio Adan yang berkontribusi besar bagi pertahanan Verdi Blancos sepanjang 2017/2018. Quique Setien hanya berhasil mendapatkan pengganti Fabian Ruiz di lini tengah: Giovani Lo Celso.

Hasilnya Verdi Blancos menjadi salah satu kesebelasan dengan pertahanan terburuk di La Liga 2018/2019. Kebobolan 52 kali dari 38 pertandingan, mereka bahkan lebih buruk dari Real Valladolid (51) yang duduk di peringkat 16 klasemen. Tapi setidaknya kini Setien tahu apa yang perlu diperbaiki. Menjual Lo Celso sama saja membuat lubang baru.

Sekalipun penjualan Lo Celso akan memberi 100 juta euro untuk Real Betis, dana itu belum tentu bisa menutup semua lubang yang ada. Pada akhirnya, ambisi mereka untuk menjadi wakil tetap Spanyol di kompetisi antar klub Eropa bisa terancam.

Pertahankan Lo Celso dan buktikan bahwa keinginan mereka bukanlah ambisi kosong belaka. Jika perlu, janjikan kepada gelandang Argentina itu bahwa ia akan dilepas jika Verdi Blancos kembali gagal masuk kompetisi Eropa pada 2020/2021.

Ditakdirkan Jadi Pemain Besar

Foto: World Football Scouting

Bagi Lo Celso bertahan di Real Betis tidak akan menyakiti reputasinya sebagai pemain potensial. Sejak masih membela Rosario Central, Lo Celso adalah pemain yang digadang akan menjadi besar di masa depan. Ia bahkan diincar AS Roma dan Chelsea sebelum memilih PSG sebagai pelabuhan pertamanya di Eropa.

“Saya sebenarnya ingin mempertahankan Lo Celso, karena ia bisa dilepas dengan harga lebih tinggi lagi [dibandingkan 10 juta euro yang diberikan PSG]. Tapi ia memiliki ambisi untuk bermain di Eropa. Semoga saja dirinya bisa terus berkembang dan membuktikan kualitasnya di sana,” kata Eduardo Coudet yang saat itu menangani Rosario Central.

Awalnya, karier Lo Celso di PSG tidaklah buruk. Ia dipercaya Unai Emery menjadi salah satu pemain kunci di Paris. “Lo Celso adalah contoh sempurna untuk pemain muda. Dia sabar dan terus berlatih. Hasilnya ia menjadi penyeimbang lini tengah kami saat dirinya dibutuhkan. Saya yakin dia bisa menjadi pemain besar,” puji Emery.

Sialnya memasuki era Thomas Tuchel, PSG sedang dalam tekanan tinggi untuk memenuhi ambisi jadi juara Liga Champions. Thilo Kehrer dan Leandro Paredes lebih dianggap pas untuk mengisi lini tengah PSG, Lo Celso pun diasingkan.

Apalagi saat itu Tuchel sedang gencar mengincar N’Golo Kante dari Chelsea. Suka atau tidak, harus ada pemain tengah yang dikorbankan.

Pemain kelahiran 9 April 1996 itu mengaku nyaman di Benito Villamarin. Ia juga memiliki ambisi untuk memenuhi target klub dan membayar kepercayaan Real Betis. Jadi tidak ada alasan bagi Verdi Blancos untuk segera melepasnya.

Gunakan Lo Celso sebagai pernyataan bahwa mereka perlu diperhitungkan di La Liga. Jika gagal lagi, Lo Celso tinggal pergi. Cepat atau lambat dirinya pasti akan menjadi bagian dari tim ternama Eropa. Siapa tahu dengan mempertahankannya satu musim lagi, Real Betis bisa menjualnya lebih dari 100 juta euro.