Joao Felix bukan satu-satunya talenta Portugal yang tengah diincar berbagai kesebelasan ternama untuk musim 2019/2020. Gelandang serang sekaligus kapten Sporting CP, Bruno Fernandes, juga sedang diperebutkan. Entah ada berapa kesebelasan yang menginginkan jasa Fernandes. Mulai dari Leicester City, Everton, Manchester United, Chelsea, Arsenal, AC Milan, hingga Juventus disebut tertarik memboyong jasanya.
Terlalu banyak! Direktur Sepakbola Sporting CP, Hugo Viana, kabarnya sudah berkunjung ke Manchester untuk membicarakan transfer Fernandes. Entah Manchester merah atau biru. Manchester City disebut melayangkan tawaran 30 juta euro untuk Fernandes. Sementara rival sekota mereka berani membayar hingga 58 juta euro kepada Sporting CP.
Ketika Sporting CP memiliki talenta yang menonjol, mereka selalu saja dirumorkan dengan kesebelasan top Eropa. Setidaknya sejak Cristiano Ronaldo memperlihatkan kualitasnya di Manchester United, Sporting merupakan salah satu pasar utama talenta berkualitas. Sama seperti Ajax Amsterdam, Barcelona, atau Southampton.
“Dunia sudah tahu reputasi kami. Lihat saja semua talenta yang berhasil di luar sana. Saat kami melepas seorang pemain, kami ingin melihat mereka sukses. Jika mereka gagal, kami juga yang akan tercemar reputasinya,” kata Kepala Eksekutif Benfica Domingos Soares de Oliveira menjelaskan harga mahal yang dimiliki pemain-pemain Liga Portugal.
Sporting bisa disebut sebagai kesebelasan yang mempelopori harga mahal ini. “Dulu, Liga Portugal bukanlah tempat yang dipandang oleh kesebelasan-kesebelasan ternama Eropa. Mencari talenta di Portugal adalah hal yang aneh,” tutur Kepala Pengembangan Pemain Muda Sporting CP Aurelio Pereira. “Dulu hanya ada dua pilihan. Punya pemain seperti CR7 atau tidak menjual siapapun,” lanjutnya.
Dampak Cristiano Ronaldo itu masih terasa sampai sekarang. Joao Felix dipatok 120 juta euro. Sementara Fernandes memiliki klausal pelepasan seharga 100 juta euro. Keduanya dibanding-bandingkan dengan Cristiano Ronaldo. Perbandingan itu menambah daya tarik mereka. Sama seperti saat Bruma atau Luis Nani muncul dari akademi Sporting CP.
Gelandang Eropa Paling Subur
Foto: Global Noticias
Tapi, menurut Jose Mourinho, perbandingan itu tidaklah relevan. “Sehebat apapun mereka, perbandingan dengan Cristiano adalah hal konyol. Fernandes dan Felix jelas pemain hebat. Tapi jangan samakan mereka dengan Cristiano. Saya selalu mengatakan, Portugal bukanlah liga top dunia. Mereka harus siap mental sebelum merantau dan membesarkan nama di luar. Porto, Benfica, serta Sporting CP adalah tempat yang bagus untuk melakukan hal itu,” kata mantan nakhoda Porto itu.
Semenjak mendarat di Lisbon, Fernandes selalu menjadi pilihan utama di lini tengah Leoes. Aktif menciptakan peluang, rajin membantu pertahanan, handal dalam eksekusi bola mati, Fernandes nampak seperti gelandang yang komplet.
Pada 13 April 2019, Fernandes berhasil membobol gawang Deportivo Aves dan mengunci kemenangan 3-1 bagi Sporting CP. Itu menjadi gol ke-28 Fernandes sepanjang 2018/2019. Memecahkan rekor Frank Lampard yang sudah bertahan sembilan tahun dan mencatatkan namanya sebagai gelandang asal Benua Eropa yang paling produktif dalam satu musim.
Dengan lima partai tersisa untuk Sporting di musim 2018/2019, Fernandes berpeluang jadi gelandang paling produktif di kompetisi Eropa. Ia hanya butuh satu gol lagi untuk samakan raihan mantan gelandang Fenerbahce asal Brasil, Alex (29).
Putus Asa di Italia
Foto: Mondo Udinese
Diincar berbagai kesebelasan ternama, Fernandes mengaku siap untuk merantau. “Ketika meninggalkan akademi Boavista dan bergabung dengan Novara, saya masih terlalu muda. Sendiri di negara yang asing sempat membuat saya ingin berhenti,” aku Fernandes.
“Tawaran dari Inggris dan Spanyol sebenarnya sudah datang sejak musim panas 2018. Namun saat itu saya merasa masih butuh persiapan satu musim lagi. Sekarang saya siap. Sporting telah memberikan kepercayaan diri pada saya,” lanjutnya.
Fernandes bukanlah pemain jebolan akademi Sporting seperti Cristiano Ronaldo. Kariernya dimulai di Boavista pada 2007. Merangkak naik ke tim U19, Novara kemudian memboyong Fernandes dengan dana sekitar 50 euro di musim panas 2012. Hidup di Italia selama lima tahun, Fernandes merasakan momen-momen terbaiknya bersama Udinese (2012-2016).
Berkat konsistensinya selama tiga musim di Udinese, ia pun diboyong Sampdoria. Namun, dirinya hanya bertahan satu musim dengan Il Samp. “Saya tidak mau terus berada di level Sampdoria dan Udinese,” buka Fernandes.
Rapor Merah Sporting CP
Foto: Renaissance
“Saya sudah dipanggil tim nasional Portugal dan itu merupakan hal yang luar biasa. Saya ingin mempertahankan status itu. Kembali ke Portugal dan membela Sporting CP adalah pilihan saya. Mereka ada di level yang berbeda dengan Sampdoria dan Udinese,” lanjutnya.
Bruno Fernandes mungkin terlihat memiliki segalanya untuk sukses di Premier League, La Liga, atau Serie-A. Dia sudah belajar dari pengalaman di Novara, Sampdoria dan Udinese. Ia juga sudah semakin matang sejak membela Sporting CP. Namun, perlu diingat bahwa Sporting tidak memberikan harga murah untuk kesebelasan yang meminati Fernandes.
Sialnya, jika melihat catatan Leoes dalam beberapa tahun terakhir, pemain-pemain yang dicap akan hebat dan bersinar selalu gagal memenuhi ekspektasi. Ricky van Wolfswinkel gagal di Norwich City. Bruma tak mencapai potensi terbaiknya meskipun sempat dilabeli sebagai titisan Cristiano Ronaldo. Gelson Martins, Joao Mario, Islam Slimani, dan Marcos Rojo, juga gagal di kesebelasan masing-masing.
Sebelum mengeluarkan 100 juta euro, ada baiknya menengok catatan tersebut sebagai pertimbangan. Pahit memang, tapi mungkin sudah saatnya mengatakan reputasi Sporting CP sudah rusak. Tidak lagi seperti saat mereka melepas Cristiano Ronaldo ke Manchester United.