Belum juga menjalani satu pertandingan, Zinedine Zidane sudah mendatangkan satu nama baru ke dalam susunan Real Madrid. Bek asal Brasil, Eder Militao, jadi pemain pertama yang direkrut Zizou untuk periode keduanya di Los Blancos.
Militao tentu baru akan mendarat di Santiago Bernabeu di musim panas 2019. Akan tetapi, dana sekitar 50 juta euro yang diberikan Real Madrid untuk jasa pemain bertahan Porto itu menjadi bukti dari ucapan Zidane akan perubahan.
“Kami akan melakukan perubahan tahun depan. Pergi selama sembilan bulan, banyak hal yang terjadi di sini [Real Madrid]. Kini saya sudah siap untuk kembali,” kata Zidane ketika diperkenalkan kembali ke publik.
Perubahan tersebut dibutuhkan Zidane untuk mengubah pandangan pemain tentang semua piala yang mereka raih bersama Zizou di periode pertamanya. Militao berposisi sebagai bek tengah dapat dilihat sebagai bentuk penyegaran. Duet Sergio Ramos-Raphael Varane telah menjadi pengawal pertahanan Real Madrid sejak 2014/2015. Perubahan memang diperlukan.
Baca juga: Cap Kegagalan Menunggu Zidane di Real Madrid
Galacticos Jilid III
Sejauh ini, nama Kylian Mbappe, Neymar, dan Eden Hazard, dirumorkan menjadi incaran Los Blancos untuk musim depan. Sekalipun sulit, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, berharap nama besar Zizou dapat menarik mereka ke Bernabeu. Terutama Mbappe.
“Zidane adalah legenda Prancis, tentu dia dapat melakukan sesuatu untuk memboyong Mbappe. Bukan begitu?,” kata Perez. “Saya sebenarnya ingin keduanya,” tambah Perez ketika ditanya soal Mbappe ataupun Neymar. Nama Hazard juga masuk ke daftar belanja Perez yang ingin membentuk Galacticos jilid tiga.
“Saya akan memberikan segalanya untuk Hazard,” kata Perez. Ia bahkan disebut rela kirim dana 120 juta euro dan beberapa pemain El Real untuk mendaratkan bintang Belgia itu dari Chelsea.
Suporter Real Madrid juga mendukung ambisi Perez. Menurut jejak pendapat Marca, 53% dari 395.365 suporter Real Madrid ingin melihat Hazard mengenakan kostum Real Madrid.
Hazard, Mbappe, Neymar bisa menjadi trisula maut Real Madrid musim depan. Itu harapan Florentino Perez. Ketiga bintang sepakbola dunia menjadi poster utama Real Madrid seperti masa-masa Figo, Raul, Ronaldo.
Baca juga: Baterainya Sudah Penuh, Zidane Kembali ke Real Madrid
Perbedaan Filosofi
Florentino Perez punya alasan untuk menginginkan pemain-pemain bintang membela Real Madrid. Setelah Cristiano Ronaldo hengkang, jumlah penonton di Santiago Bernabeu turun. Performa mereka di atas lapangan juga dikritik. Sudah dua kali Florentino Perez mendepak nakhoda Real Madrid selama 2018/2019.
Nama besar seakan diperlukan agar bisa kembali mendongkrak pamor Real Madrid. Baik itu di dalam ataupun luar lapangan. Sayangnya, jika Florentino Perez menganggap nama besar dan bintang bisa memberikan kesuksesan, ia tidak tahu kunci sukses Galacticos pertama.
Dalam wawancara bersama FourFourTwo, Ronaldo, Figo, Roberto Carlos, dan Zidane tidak menghiraukan nama besar mereka ketika bermain. Bagi mereka, keberhasilan Galacticos ada dalam kesatuan pemain-pemainnya. Rasa persaudaraan yang tidak lekang meskipun mereka sudah berpencar dan menjalani hidup masing-masing.
“Apa yang benar-benar akan terus bersamamu adalah rasa persahabatan,” aku Figo. “Saya dan Zidane tiap tahun selalu main sepakbola bersama. Melakukan kegiatan amal,” tambah Ronaldo. “Kami selalu bersenang-senang di Real Madrid. Sekarang, apabila lawan mencetak dua atau tiga gol, para pemain berpikir mereka akan kalah. Hal itu tidak terjadi pada kami. Kami hanya bersenang-senang di atas lapangan. Tak terlalu memikirkan skor,” kata Zizou.
Kemampuan mereka tentu membantu. Zidane bahkan mengatakan bahwa Ronaldo tidak perlu berlatih saat masih aktif bermain. “Talenta dia sudah terlalu besar,” katanya. Namun kunci keberhasilan mereka bukanlah kemampuan ataupun nama besar.
Kesatuan rasa galacticos itulah dibangun Zidane pada periode pertamanya menangani Real Madrid. “Sebagai pelatih, Zidane sangat dekat dengan pemainnya. Dirinya ramah dan terus membantu kami merasa nyaman dan senang,” kata Lucas Vazquez.
“Zidane memiliki aura yang berbeda. Para pemain-pemain muda ingin belajar dari dirinya. Sementara bintang seperti Ronaldo merasa nyaman untuk berbincang dan membuka diri kepadanya. Itu tidak terjadi di saat Benitez melatih,” ungkap mantan penjaga gawang Real Madrid Bodo Illgner.
Kompromi antara Zidane dan Perez
Meski Zidane tidak memerlukan nama besar untuk mengangkat performa Real Madrid. Dia tetap seorang pegawai dan ada di bawah Florentino Perez. Jika Perez ingin pemain bintang untuk didatangkan, Zidane perlu memenuhinya.
Namun kedekatan antara Zidane dan Perez membuat mereka bisa saling kompromi. Bukan semata-mata memiliki hubungan atasan dan bawahan. Dari tiga bintang yang diminta oleh Perez, sejauh ini hanya satu pemain yang kemungkinan besar bisa direkrut Zidane.
Sebelum kembali ke Real Madrid, Zidane disebut mendapatkan tawaran dari Chelsea. Namun, pengamat sepakbola ESPN, Alejandro Moreno mengklaim bahwa Zidane tidak menerima tawaran the Blues karena ia tahu mereka akan kehilangan Hazard. “Jika kita lihat dari posisi Zidane, dia pasti berpikir, ‘untuk apa saya datang jika akan kehilangan pemain terbaiknya?’,” klaim Moreno.
Belgian brothers Kylian, Thorgan and Eden Hazard wearing Zidane's ‘98 France shirt.
Today Thorgan and Eden will face France in the #WorldCup semi-final! #BEL #FRA pic.twitter.com/bPVBl8inI2
— Photos of Football (@photosofootball) July 10, 2018
Klaim itu tentu tidak dikonfirmasi Zidane. Namun pada akhirnya ia kembali ke Real Madrid. Membuat Hazard semakin tak sabar meninggalkan Stamford Bridge dan mendaratkan kaki di Bernabeu. Zidane sendiri mengakui kehebatan Hazard dan ingin melatih dirinya.
“Saya senang melihat Hazard. Semua yang ia lakukan. Dirinya memiliki sikap yang positif dan selalu berkembang setiap musimnya. Ronaldo dan Lionel Messi tentu luar biasa, tapi saya lebih menyukai Hazard,” kata Zidane.
Jika Hazard dipilih Zidane, berarti Perez tidak akan mendapatkan Neymar. Kedua pemain itu mengisi pos yang sama dan sulit melihat salah satu dari mereka mengalah menjadi cadangan ketika di kesebelasan yang mereka bela saat ini posisinya tak tergantikan.
Baca juga: Jose Mourinho dan Peluang Keretakan Ruang Ganti Real Madrid
Perubahan yang Dibutuhkan
Hazard dan Zidane sama-sama tertarik berada di dalam satu kesebelasan. Real Madrid bisa memberikan hal itu. Namun jika Zidane memilih Hazard, ia sama saja melawan perkataan yang keluar dari mulutnya.
Zidane menjanjikan perubahan dalam tubuh Real Madrid. Terlihat dari pembelian Militao, perubahan itu juga akan sejalan dengan regenerasi dalam tubuh Los Blancos. Sedangkan Eden Hazard sudah berusia 28 tahun. Ia mungkin hanya akan berguna untuk Real Madrid selama dua atau tiga musim sebelum dijual ke Amerika Serikat ataupun Tiongkok.
Lagipula Zidane sudah memiliki Marco Asensio untuk mengisi pos sayap kiri. Pemain yang terbukti bisa menggantikan Cristiano Ronaldo setiap kali mendapat kepercayaan Zidane.
Sisi kanan penyerangan, Zidane bisa mengganti Gareth Bale dengan Vinicius. Sekarang tinggal ujung tombak. Karim Benzema sudah menjadi andalan Real Madrid sejak 2009/10. Jika ada sektor penyerangan yang membutuhkan penyegaran, itu adalah Benzema.
Melihat hal itu, Kylian Mbappe bisa jadi opsi terbaik Zidane di musim panas 2019. Mbappe sejalan dengan keinginan Perez dan juga penyegaran skuad yang dibutuhan Zidane. Posisi dia sama dengan Benzema. Masalahnya tinggal uang.
Eduardo Inda, kepala dari media asal Spanyol, Okdiario sempat mengatakan bahwa Zizou telah meminta Mbappe bermain untuk Real Madrid di FIFA Gala 2018. Mbappe sendiri juga mengaku kagum dengan Zidane. Menyebut nama Zizou sebagai salah satu idolanya.
“Saya selalu kagum dengan Zidane. Tapi semua orang di Prancis kagum dengan dirinya. Saya kagum melihat apa yang ia lakukan di Real Madrid. Menangani kesebelasan seperti Real Madrid tidaklah mudah. Zidane memiliki banyak tekanan tapi dia berhasil mendapat rasa hormat dari semua pihak,” kata Mbappe.
Rumornya, Zidane akan diberikan 350 juta Euro untuk membangun Real Madrid di musim panas 2019. Dana itu mungkin tidak cukup membuat PSG melepas Mbappe. Tapi Zidane berasal dari Prancis, mungkin dia bisa melakukan sesuatu untuk Mbappe. Bukan begitu?