Kepa Arrizabalaga dan Meningkatnya Nilai Kompromi di Chelsea

Manajer Chelsea, Maurizio Sarri, telah menjadi bahan pembicaraan banyak pundit sepakbola setelah terlihat sangat emosi saat menghadapi kipernya, Kepa Arrizabalaga, yang memberontak tak mau diganti pada Final Carabao Cup beberapa waktu lalu. Keresahan sang manajer pun tampak jelas terpampang di tribun Wembley stadium, dan membuat seperti Sarri berada di posisi yang sangat kelam.

Di sisi lain, sulit untuk mempertahankan perspektif positif ketika Chelsea memasuki mode krisis seperti sekarang ini. Sama seperti kejadian yang tak terhindarkan yang terjadi saat Kepa memberontak. Hal ini pun digambarkan sebagai bukti dari pembusukan moral sepakbola, sehingga dinilai mudah untuk membuat The Blues jatuh terjerembab ke dalam situasi yang sulit ketika mereka menghadapi Tottenham Hotspur selepas final tersebut.

Namun, yang terjadi adalah, penilaian itu ternyata meleset. Karena Chelsea justru bermain dengan mantap dan menang di laga bertajuk London Derby tersebut. Mood pasukan The Blues tampaknya dapat berubah dengan cepat. Padahal selama era Roman Abramovich, situasi krisis seperti yang dirasakan Chelsea sekarang ini seringnya memunculkan dampak yang kacau –meskipun sebenarnya tren negatif masih hangat menyelimuti mereka.

Perlu diingat bahwa, mengalahkan Spurs bukan berarti bisa membuat Maurizio Sarri merasa aman dengan situasinya sendiri. Karena ia sejatinya telah menghasilkan banyak hasil negatif di sebagian besar musim debutnya di musim ini. Mungkin, yang Sarri harus pahami sekarang adalah, Premier League benar-benar menguras kesabarannya. Bahkan, ia juga mungkin tidak bisa membayangkan akan mendapat momen-momen pelik seperti saat ini.

Terlepas dari semua itu, di tengah ketegangan sandiwara Kepa Arrizabalaga ini, ternyata memunculkan sedikit hal yang menarik di kubu Chelsea. Ya, banyak nilai-nilai positif yang salah satunya adalah nilai kompromi, yang justru lahir dari kejadian itu. Chelsea dan Sarri pun tampak lebih ‘saling mengerti’ semenjak kekalahan memalukan 0-6 mereka atas Manchester City. Padahal sebelumnya, petinggi Chelsea sempat memberikan final ultimatum kepada Sarri.

Tapi saat ini, Chelsea dan Sarri justru tampak seragam, dan bahkan berhasil cukup baik dalam menangani kasus penolakan pergantian yang dilakukan Kepa. Mereka sepakat untuk memberikannya beberapa sanksi. The Blues sendiri memberikan sebuah sanksi berupa potongan denda satu kali gaji per pekan kepada Kepa. Sedangkan Sarri, sedikit berhasil memulihkan beberapa otoritasnya dengan menempatkan kiper termahal di dunia itu di bangku cadangan dalam laga kontra Spurs sebagai bentuk hukuman atas kelakuannya.

Maka dengan denda dan keputusan Sarri pada Kepa Arrizabalaga tersebut, mungkin para calon pemain pembangkang Chelsea lainnya akan berpikir dua kali untuk menentang keputusan eks manajer Napoli itu. Meskipun, hal ini masih dinilai sebagai keputusan yang rawan bagi Sarri, mengingat bahwa semua keputusannya masih jauh dari zona aman.

Baca juga: Kemenangan Chelsea, Balas Dendam Sarri

Selain itu, nilai-nilai kompromi juga tampak jelas muncul dari sisi humanis Willy Caballero, yang sedikit menjelaskan tentang situasi dan perasaannya ketika Kepa Arrizabalaga menolak untuk digantikan olehnya. Dikutip dari The Guardian, kiper asal Argentina itu pun sempat angkat bicara dengan menegaskan bahwa hubungannya dengan Kepa baik-baik saja setelah kejadian tersebut.

“Kami berbicara tentang hal itu setelah pertandingan, dan kami dengan santai mengobrolkannya. Saya piker, dia belajar banyak dari apa yang terjadi. Kami juga belajar banyak sebagai tim dan sebagai klub. Kadang-kadang, hal-hal ini memang tidak baik, tetapi dalam hal ini kami bisa lebih berkompromi daripada sebelumnya. Jadi saya piker, hubungan saya dengannya baik-baik saja,” tutur kiper asal Argentina itu.

Sepertinya, Chelsea telah benar-benar menggambarkan bahwa mereka adalah satu keluarga besar yang bahagia. Jadi memang benar, satu-satunya pelajaran besar yang bisa diambil Chelsea dari sandiwara Arrizabalaga adalah sebuah ‘nilai kompromi’. Nilai seperti ini juga sebenarnya sangat pas untuk mengatasi situasi pelik mereka dalam membenahi apa yang sudah jadi persoalan besar di sepanjang musim ini.

Baca juga: Setelah Dibantai City, Apa yang Akan Terjadi pada Sarri?

Yang jelas, semuanya ini hanyalah masalah waktu. Baik bagi Chelsea maupun Maurizio Sarri, mereka harus benar-benar bersabar untuk menemukan kecocokan ambisi mereka masing-masing. Mungkin, khusus untuk para petinggi Chelsea, mereka semua harus benar-benar bisa untuk melupakan hasil yang instan dan mulai menghargai proses. Karena mengingat, Sarri adalah manajer yang tidak begitu terikat dengan filosofi dan prinsip estetika klub yang dilatihnya.