Akhir dari Si Kotor, Lee Cattermole

Foto: Skysports

Setelah 10 tahun membela Sunderland, Lee Cattermole akhirnya pergi meninggalkan Stadium of Light. Cattermole mendapatkan kontrak satu tahun dari kesebelasan asal Belanda, VVV-Venlo dan akan bersaing dengan Danny Post serta Evert Linthorst untuk mengisi lini tengah klub berjuluk Venlose Trots tersebut.

“VVV datang di waktu yang tepat. Mereka menawarkan saya sebuah petualangan baru. Saya merasa senang bisa menghabiskan bertahun-tahun di Inggris. Dengan modal itu, saya bisa bermain di Belanda dengan klub sebesar VVV. Saya akan ikut membantu tim membentuk pemain-pemain muda di sini,” kata Cattermole setelah resmi diikat VVV.

Cattermole telah tampil lebih dari 350 kali untuk tiga kesebelasan berbeda sejak memulai karier profesionalnya pada 2006. Termasuk 272 pertandingan di Premier League bersama Middlesbrough, Wigan Athletic, dan Sunderland. Dari tiga kesebelasan itu, Sunderland jadi kesebelasan yang paling sering dibela oleh Cattermole. Dirinya tampil di 250 pertandingan lebih bersama the Black Cats di tiga divisi berbeda sepakbola Inggris.

Transfermarkt mencatat nama Cattermole sebagai pemain yang paling sering tampil untuk the Black Cats. Sementara menurut Wikipedia, hanya ada lima nama lain yang lebih sering tampil untuk Sunderland di era sepakbola modern Inggris (Premier League).

Entah berapa kali sebenarnya Cattermole sudah membela Sunderland, yang pasti dirinya akan tercatat sebagai salah satu pahlawan the Black Cats. Sekalipun banyak orang yang kesal melihat tingkah laku Cattermole di atas lapangan.

Hampir Merusak Karier Luka Modric

Foto: Mirror

Nama Cattermole tak akan pernah jauh dari pelanggaran dan kartu merah. Hal inilah yang membuat pengaruhnya terkadang sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Data Transfermarkt mencatat bahwa hanya Lee Bowyer dan Gareth Barry yang pernah mendapat kartu kuning dan merah lebih sering dari Cattermole. Sementara menurut FourFourTwo, ia adalah pemain terkotor ketujuh dalam sejarah Premier League. Lebih baik dibanding Scott Parker, Paul Scholes, Patrick Vieira, dan Richard Dunne.

Permainan keras Cattermole tersebut mendapatkan protes dari banyak orang. “Dia pemain yang busuk. Kehilangan Cattermole akibat cedera merupakan salah satu alasan Sunderland bertahan di Premier League 2012/2013,” ungkap Paolo Di Canio yang mengasuh the Black Cats pada 2013. Di Canio bahkan hampir menjual Cattermole saat menangani Sunderland.

“Saya pernah dijegal oleh Cattermole dan itu hampir mengakhiri karier. Lutut saya bengkak karena jegalan tersebut. Menurut saya, pemain-pemain seperti dia harus lebih memikirkan sesama profesional dan rekan-rekannya sebelum melakukan hal itu. Menurut saya, dirinya layak untuk mendapat kartu merah ketika itu, tapi wasit memiliki pendapat berbeda,” kata Luka Modric mengenang masa-masanya bertemu Cattermole.

Steve Bruce yang mendatangkan Cattermole dari Wigan bahkan sempat memperingatkan pemain kelahiran 21 Maret 1988 itu untuk mengubah sikapnya jika ingin tetap menjabat sebagai kapten Sunderland. Akan tetapi, Cattermole merupakan pemain yang keras, kotor, dan ia seperti bangga dengan karakteristik tersebut.

Pembelaan Untuk Cattermole

“Mungkin para wasit sudah siap untuk meniup peluitnya sejak menit pertama melihat saya. Entah karena kesalahan saya di masa lalu atau reputasi buruk. Tapi jika diperhatikan, saya sebenarnya hanya sekali melayangkan jegalan yang buruk. Scott Parker menjadi penerima jegelan tersebut saat saya masih membela Wigan. Sisanya saya selalu fokus ke bola bukan untuk melukai lawan,” kata Cattermole.

Karakter Cattermole bahkan mendapat pembelaan dari Chris Coleman, Jordan Henderson, Adam Johnson, dan Jermaine Defoe. “Anda tak akan bisa membeli pengalaman dan Catts -sapaan Cattermole- sudah 10 tahun bermain di Premier League, ia menjadikan Sunderland sebagai tim yang agresif,” puji Defoe.

“Catts adalah pemimpin Sunderland. Dia sudah lama ada di sini. Dia memang berkepala panas. Namun hal itu membuat pemain-pemain lain bergerak bersamanya. Sebenarnya, dulu mungkin dia lebih gila dari sekarang,” tambah Adam Johnson.

“Catts selalu berusaha menjadi contoh untuk pemain-pemain lain. Dia selalu memastikan kami semua bekerja keras. Dirinya adalah pribadi yang vokal dan bisa membantu rekan-rekannya,” kata Henderson. Henderson bahkan mengaku membentuk permainannya di Sunderland dengan Cattermole sebagai panutan utamanya.

***

Hal inilah yang membuat Cattermole tak pernah kehilangan tempat di Sunderland. Kecuali saat Di Canio menangani the Black Cats. Siapapun pelatih Sunderland, Cattermole selalu menjadi pilihan utama ketika ia tersedia. Bahkan Jack Ross yang menangani Sunderland di divisi tiga Inggris, mengaku dirinya masih membutuhkan Cattermole meskipun ban kapten telah dioper ke George Honeyman.

“Lee [Cattermole] akan selalu menjadi bagian tim ini. Saya tidak bisa berhenti memuji dia. Bagaimana ia menempatkan diri dan bersikap di dalam tim adalah bukti bahwa akan selalu ada tempat bagi dirinya,” kata Ross. Cattermole pun main lebih dari 2.500 menit di League One 2018/2019. Mengantarkan Sunderland ke zona play-offs meski pada akhirnya terhenti di laga final melawan Charlton.

Memulai Lembaran Baru di VVV-Venlo

Foto: Roker Report

Cattermole memang sering kali membuat onar. Ia bahkan pernah ditangkap polisi karena merusak mobil di jalanan bersama Nicklas Bendtner. Akan tetapi, dia juga selalu belajar dari pengalamannya. Dirinya bahkan mengaku rela untuk duduk di bangku cadangan atau absen dari pertandingan jika itu membantu Sunderland.

Lagipula sekeras apapun permainan Cattermole, kontribusinya kepada Sunderland tak akan pernah bisa dipandang sebelah mata. Dia bahkan sempat masuk perbincangan tim nasional Inggris dan menerima nominasi pemain terbaik North East Award. Sebelum menerima VVV sebagai pelabuhan terbarunya, Cattermole juga diincar oleh Bordeuax.

Memutuskan untuk membela VVV-Venlo, Cattermole akan menutup fase sebagai pemain kotor yang selama ini dimilikinya. Pasalnya, VVV bermain di rumput artifisial. Jika ia masih bermain layaknya Cattermole yang dikenal oleh publik, akan banyak korban berjatuhan.

“Cattermole merupakan pembelian yang bagus untuk VVV. Permainannya cocok dengan karakter dan kebutuhan tim. Akan tetapi, VVV bermain di rumput artifisial. Pasti ada saja yang menunggu ulah Cattermole. Demi kebaikan bersama, entah demi kaki dia dan pemain lainnya atau untuk kondisi rumput, Cattermole harus berhati-hati,” kata jurnalis sepakbola Belanda, Michiel Jongsma.