Cristian Pavon, antara Eropa dan Amerika Serikat

Foto: El Comercio

Penyerang asal Argentina, Cristian Pavon, resmi jadi bintang baru di LA Galaxy. Datang sebagai pemain pinjaman dari Boca Juniors, Pavon menginjakkan kakinya di Los Angeles untuk membantu mantan pelatihnya, Guillermo Barros Schelotto, menjuarai Major League Soccer (MLS) 2019.

Sejak dipercaya untuk menangani Galaxy, Schelotto sudah menjanjikan MLS Cup untuk publik Dignity Health Sports Park. “LA Galaxy sudah lama menjadi standard MLS. Saya akan membawa klub ini ke level yang lebih tinggi lagi,” janji pemilik empat gelar Copa Libertadores tersebut.

Upaya Schelotto pun dimudahkan dengan kehadiran Zlatan Ibrahimovic di lini depan Galaxy. Mengandalkan Ibrahimovic, LA Galaxy duduk nyaman di zona playoff MLS Cup 2019 dengan 37 poin dari 23 laga. Akan tetapi, Galaxy juga terlihat terlalu bergantung pada penyerang Swedia tersebut.

Dari 23 pertandingan yang sudah dijalani, lebih dari setengah gol Galaxy berasal dari Ibrahimovic (19/30). Ia mencatatkan namanya sebanyak 16 kali di papan skor dan mengarsiteki tiga gol untuk pemain lain. Ketika Ibrahimovic absen, anak-anak asuh Schelotto selalu kesulitan untuk menang.

Kehadiran Pavon akan memudahkan tugas Ibrahimovic di depan gawang lawan. Dalam dua musim terakhir Pavon di Boca, ia selalu bisa memberikan kontribusi lebih dari 15 gol. Entah itu mencetaknya sendiri atau menjadi arsitek gol rekan satu tim.

Setidaknya, Pavon dapat membuat Ibrahimovic lebih fokus lagi mencetak gol. Pasalnya, Favio Álvarez yang jadi arsitek terbaik Galaxy sepanjang musim juga baru mengarsiteki empat gol. Pemain tim nasional Argentina itu pun berjanji akan membantu Schelloto dan Ibrahimovic untuk memenangkan segalanya di Galaxy.

“Schelloto selalu memperlakukan saya dengan baik. Proses negosiasi Galaxy dan Boca memang tergolong cukup lama. Namun saya sekarang sudah ada di sini [Los Angeles]. Pertama saya akan coba beradaptasi. Setelah itu, saya ingin memenangkan segalanya dengan klub ini,” kata Pavon.

Ambisi serupa juga diutarakan oleh General Manajer LA Galaxy Dennis te Kloese. “Dia merupakan pemain muda yang dimanis dan memiliki insting menyerang. Kami yakin ia tidak akan kesulitan memulai hidup baru bersama kami. Apalagi Schelloto adalah sosok yang ia kenal secara dekat,” buka Kloese.

“Pavon adalah bagian penting untuk tim ini. Dirinya adalah bukti bahwa LA Galaxy masih memiliki ambisi dan akan selalu menjadi pemenang. Kami akan berusaha untuk menjaga tradisi tersebut,” lanjut Kloese.

Masuk Rekomendasi Messi

Foto: TalkSport

Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Pavon, Ibrahimovic, dan Schelloto bisa memberi gelar kepada LA Galaxy di akhir musim 2019. Tapi kedatangan Pavon memang bisa dilihat sebagai sinyal kebangkitan Galaxy.

Sejak Los Angeles FC ikut mewarnai MLS, LA Galaxy seakan menjadi kesebelasan nomor dua di daerah mereka. Tapi kemudian Pavon datang. Walaupun masih berstatus sebagai pemain pinjaman, Pavon sebenarnya juga diincar oleh berbagai kesebelasan Eropa. Mulai dari Bordeaux hingga Arsenal menginginkan jasanya.

Sebelum the Gunners mendaratkan Nicolas Pepe dari Lille OSC, Pavon juga ada di daftar incaran Unai Emery. Bahkan sejak Wenger masih menangani Arsenal pun, nama Pavon sempat disebut menjadi calon pengganti Alexis Sanchez.

Dengan ketertarikan dari Eropa, Boca awalnya sempat menolak tawaran Galaxy untuk Pavon. Tapi setelah tak ada lagi klub Benua Biru yang rela memenuhi permintaan Boca, mereka rela mengirim jasa Pavon ke Los Angeles.

Dikenal sebagai pemain yang kreatif, memiliki kemampuan teknis mumpuni, serta rajin membantu serangan, Pavon memang terlihat ditakdirkan untuk tampil di Eropa. Apalagi setelah Piala Dunia 2018. Selama turnamen Pavon selalu tampil membela Argentina.

“Pavon adalah pemain yang spesial. Dirinya selalu bisa mencari ruang dan memberi opsi untuk rekan-rekan satu timnya. Karakternya juga membuat dia bisa berkomunikasi dengan baik dengan Lionel Messi,” puji Jorge Sampaoli yang menangani Argentina di Rusia. Messi bahkan sempat meminta Barcelona untuk mendatangkan Pavon setelah Piala Dunia 2018.

Berada di Persimpangan Karier

Namun pada akhirnya justru LA Galaxy yang berhasil mendaratkan Pavon. Bukan Arsenal ataupun Barcelona. LA Galaxy pun dikabarkan siap memberi kontrak pemanen pada Pavon setelah masa pinjamannya berakhir. Jika hal itu terjadi, Pavon bisa jadi pemain termahal di MLS. Tapi itu juga berarti peluangnya ke Eropa semakin kecil.

Meski Pavon masih sering disebut ‘pemain muda’, pemain kelahiran 21 Januari 1996 itu sebenarnya sudah ada di usia matang. Andai Barcelona, Arsenal, ataupun Bordeuax yang mendaratkan jasa Pavon dari Boca, ia tidak akan bisa lagi masuk nominasi ‘Golden Boy’.

Pengalaman di LA Galaxy bisa membantunya untuk mempersiapkan diri ke Benua Biru. Seperti kata Gianfranco Cicchetti, Pavon butuh batu loncatan sebelum bisa bermain di kesebelasan selevel Arsenal atau Barcelona.

“Pavon memang salah satu talenta paling menarik dari akademi Boca dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi ia masih butuh waktu untuk berkembang. Jika klub seperti Arsenal mau bersabar dan tidak terlalu mengharapkan dampak instan, silahkan saja. Namun, saat ini dirinya mungkin lebih cocok bermain untuk kesebelasan yang punya tekanan lebih rendah,” kata Ciccheti.

Agen asal Italia itu tahu kualitas pemain-pemain Amerika Selatan. Dirinya juga merupakan salah satu orang yang terlibat dalam awal karier gelandang Brasil, Felipe Anderson. Ketika itu Anderson masih membela Santos. Namanya belum dikenal seperti saat membela Lazio, tapi sudah mulai diincar klub Serie-A.

Membantu LA Galaxy mencapai target mereka di 2019 sebelum meminta Boca menjualnya ke Eropa akan jadi pilihan terbaik Pavon. Apabila ia pada akhirnya memilih bertahan di LA Galaxy secara permanen, pintu untuk membela kesebelasan-kesebelasan ternama Eropa pun akan ikut tertutup.