Geronimo Rulli, Penjaga Gawang Masa Depan yang Terbuang

Foto: Infobae

Montpellier HSC merupakan kesebelasan terakhir yang berhasil menjuarai Ligue 1 sebelum Paris Saint-Germain (PSG) mendominasi. Memuncaki klasemen di akhir musim 2011/2012, La Paillade memperkenalkan banyak nama ke dunia sepakbola. Benjamin Stambouli, Remy Cabella, Younès Belhanda, hingga Olivier Giroud, semuanya ikut terlibat dalam upaya Rene Girard menahan ambisi PSG.

La Paillade mejuarai liga dengan keunggulan tiga poin dari Les Javier Pastore dan kawan-kawan. Setelah itu, tidak ada lagi kesebelasan yang bisa menahan PSG. Setidaknya hingga 2017/2018 ketika AS Monaco menggila bersama Kylian Mbappe.

AS Monaco, Olympique Lyon, Marseille, dan Lille OSC, bergantian menjadi ‘pesaing’ PSG. Sementara Montpellier seakan hilang ditelan bumi. Mereka kembali ke habitatnya, papan tengah. Namun, titik terang muncul saat Michel Der Zakarian ditujuk sebagai nakhoda klub pada 2016/2017. Mantan bek Montpellier itu berhasil mengangkat La Paillade ke 10 besar Ligue 1 dan perlahan-lahan kembali menatap papan atas liga.

Diasuh Zakarian, Montpellier terlihat menjadi kesebelasan yang ambisius di Prancis. Ambisi itu terlihat dari perekrutan pemain yang dilakukan Zakarian. Ia berhasil menggaet Giovanni Sio dari Rennes pada 2017/2018. Semusim kemudian, dirinya membuat Gus Poyet gerah di Bordeaux. Mencuri salah satu pemain andalan Les marine et blanc, Gaëtan Laborde, ketika Poyet sibuk mengurus masa depan Malcom yang diperebutkan AS Roma dan FC Barcelona.

Setelah mengakhiri musim 2018/2019 di peringkat enam klasemen akhir Ligue 1, Zakarian terus memperkuat kedalaman skuadnya. Téji Savanier yang sempat dirumorkan akan pergi ke Premier League berhasil dikunci dengan dana 9,5 juta Euro. Jordan Ferri diboyong dari Lyon. Terakhir, penjaga gawang Real Sociedad, Geronimo Rulli, siap bergabung dengan La Pallaide sebagai pemain pinjaman.

Awal Sempurna di Anoeta

Rulli bukanlah nama asing di telinga kesebelasan-kesebelasan ternama dunia. Didatangkan Jagoba Arrasate dari kesebelasan Uruguay, Maldonado, penampilan Rulli berhasil mencuri perhatian Manchester City. The Citizens pun menebus jasa Rulli dengan dana empat juta Pauns. Mereka berhasil memenangkan persaingan dengan Valencia CF. Namun, Rulli tidak dibawa ke Etihad Stadium. Ia langsung dipinjamkan kembali ke Real Sociedad.

Rulli sebenarnya diincar berbagai klub, termasuk Barcelona. Tetapi, pengaruh Mauricio Pellegrino dan Pablo Cavallero membuatnya memilih kesebelasan Basque tersebut. “Kata mereka, Real Sociedad adalah klub yang sangat bagus dan memiliki tim hebat,” jelas Rulli. “Saya juga merasa Real Sociedad merupakan salah satu dari lima klub terbaik di Spanyol,” lanjutnya.

Rulli diplot menjadi pengganti Claudio Bravo di Anoeta. “Setelah Bravo pergi, kami mencari penjaga gawang yang cocok untuk tim. Rulli sudah kami incar sejak dirinya masih bermain untuk Estudiantes. Sayangnya, kondisi saat itu rumit. Saat datang kesempatan merekrut Rulli, kami kembali menengok dia,” buka Presiden Real Sociedad Ángel Oyarzun.

“Rulli merupakan penjaga gawang yang kemampuan teknis dan juga ketenangan. Dirinya bisa menjaga semua area lapangan,” puji Oyarzun. Dalam waktu singkat, Rulli langsung berhasil membuat publik Anoeta merelakan Bravo. Dirinya bahkan menjadi salah satu jika bukan satu-satunya pemain yang bersinar di bawah arahan David Moyes.

Dipanggil ke tim senior Argentina, ingin dipulangkan Pep Guardiola, menjadi incaran Newcastle UnitedNapoli dan Liverpool, masa depan Rulli cerah! “Keadaan Rulli sangat baik, ia memiliki masa depan cerah,” puji Pellegrino yang menangani Rulli di Estudiantes.

Habis Manis, Sepah Dibuang

Penampilannya di Real Sociedad membuat Rulli digadang-gadang akan menjadi penjaga gawang utama Argentina setelah Sergio Romero pensiun. Potensinya bahkan disebut akan melebihi Ubaldo Fillol yang menjuarai Piala Dunia 1978. Ia diyakini sebagai jawaban dari penantian panjang Albiceleste untuk talenta di bawah mistar gawang.

Tapi kenyataannya, hingga 13 Agustus 2019, Rulli hanya tampil dua kali untuk Argentina. Absen di Piala Dunia 2018. Tidak dipanggil juga untuk Copa America 2019. Setelah lima tahun menetap di Anoeta, Rulli pun akhirnya tersingkir.

Pemain kelahiran 20 Mei 1992 itu pernah menolak Barcelona dan Manchester City untuk bertahan di Anoeta. Tapi kemudian pihak klub menawarkan jasanya ke Monaco, FC Porto, dan Benfica. Bahkan pihak La Real sempat memberi harapan kepada Boca Juniors untuk membawa Rulli pulang ke Argentina.

Berbagai upaya telah dilakukan Real Sociedad untuk menyingkirkan Rulli. Namun, tak ada yang berhasil jadi kenyataan. Akhirnya, tawaran Montpellier pun diterima oleh pihak klub. Rulli awalnya kesal dengan perlakuan La Real kepada dirinya. Tapi setelah menerima bahwa ia tak lagi masuk ke dalam rancangan tim, dirinya pun langsung mencari kesebelasan baru.

Perjudian Terakhir di Montpellier

Foto: Mundo Albiceleste

Secara kasat mata, Montpellier memang bukanlah kesebelasan terbaik untuk Rulli. Apalagi jika ia masih mengincar tempat di tim nasional. Akan tetapi, melihat perkembangan yang telah terjadi di Stade de la Mosson selama diasuh Michel Der Zakarian, Montpellier bukan pilihan buruk untuk Rulli.

Montpellier merupakan kesebelasan yang cukup bersahabat untuk pemain asal Argentina, Tino Costa misalnya. Penampilan bersama Montpellier adalah tiketnya untuk pergi bermain di Liga Champions bersama Valencia. Sayangnya, Ligue 1 memang seperti tidak ada dalam radar Albiceleste.

Menengok daftar pemain yang dipanggil ke tim nasional dari Copa America 2015 hingga 2019, PSG merupakan satu-satunya kesebelasan yang mengirim pemain ke Albiceleste.

Jika Rulli tidak bisa membawa Montpellier kembali mengejutkan Ligue 1 dan bersaing di papan atas bersama PSG, mungkin sudah saatnya dia melupakan nomor punggung satu Argentina. Apalagi dengan kehadiran Juan Musso yang mendobrak susunan utama Udinese pada 2018/2019. Rulli bukannya terbuang tapi juga akan terlupakan.

Tapi apabila ia berhasil tampil impresif dan terus membuktikan kualitasnya, bukan tidak mungkin Rulli menarik perhatian klub Premier League (lagi). Pasalnya, dalam lima tahun terakhir, Montpellier kerap mengirim talentanya ke divisi sepakbola tertinggi Inggris. Mulai dari Cabella, Stambouli, hingga Steve Mounié.

Main di Premier League dan mustahil tim nasional Argentina akan mencampakkan dirinya. Paulo Gazzaniga yang hanya sebatas pelapis Hugo Lloris saja mendapat kesempatan masuk tim nasional. Apalagi pemain yang disebut bisa melebihi Ubaldo Fillol.