Maaf Miguel Almiron, GOAL! Masih Sebuah Fiksi

Foto: El Pueblo

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa kehidupan mengimitasi seni. Ungkapan itu paling dipopulerkan seorang penyair asal Irlandia, Oscar Wilde, melalui esai berjudul ‘The Decay of Lying’ dalam Bahasa Indonesia ‘pembusukan kebohongan’. Setidaknya itulah yang ditulis di Wikipedia.

Entah apa maksud sebenarnya dari ungkapan tersebut. Tapi mungkin Wilde mengatakan bahwa hidup akan lebih sering berusaha menyerupai karya seni. Dibandingkan seni yang mencerminkan kehidupan. “Secara tidak sadar, hidup selalu mencari ruang ekspresi. Seni memberikan itu dengan segala bentuk keindahannya,” tulis Wilde.

Jika benar ini yang dimaksud, Wilde tidak salah. Hal itu bahkan dapat dilihat di dunia sepakbola. Sudah berapa banyak pesepakbola yang mengaku ingin menjadi profesional karena menyaksikan atau membaca ‘Captain Tsubasa’ ? Cerita fiksi karya Takahashi Yoichi telah memberikan inspirasi dan ruang ekspresi yang dibutuhkan bagi mereka.

Pada akhirnya, secara tidak sadar berusaha melakukan imitasi. Serupa tapi tidak akan sama. Masuk ke bursa transfer musim panas 2019, ungkapan dari Wilde itu bisa kembali digunakan. Kali ini mengacu pada film keluaran 2009, ‘Goal!’.

Menceritakan bagaimana seorang pesepakbola keturunan Hispanik bernama Santiago Munez, memulai kariernya dari tim amatir, pindah ke Newcastle United di Inggris hingga bisa ditawari kontrak membela Real Madrid. Hampir satu dekade setelah film arahan Danny Cannon itu keluar, kisah serupa terjadi.

Gelandang asal Paraguay, Miguel Almiron, didaratkan the Magpies pada awal tahun 2019. Diboyong dari kesebelasan Amerika Serikat, Atlanta United, seharga 24 juta Euro. Hingga 29 Juni 2019, itu adalah rekor pembelian termahal sepanjang sejarah klub. Serupa, tapi tak sama dengan Goal!

Bukan Munez Pertama

Foto: Washington Post

Kolumnis Ligalaga, Teguh R. Sutasman sudah menceritakan dan menjelaskan mengapa Almiron bisa disebut sebagai Santiago Munez versi Realistis. Uniknya, paralel itu semakin menjadi setelah di sela-sela Copa America 2019, beredar rumor bahwa Real Madrid tertarik untuk mendatangkan Almiron.

Semakin banyak pula orang-orang yang mengikuti paralel dari Teguh. Tapi ini bukanlah yang pertama kalinya tokoh fiksi Santiago Munez disebut hidup di tengah-tengah dunia nyata. Ketika Javier Hernandez mendarat di Santiago Bernabeu, juga ada diskusi yang sama. Namun, di tengah-tengah euforia Munez-Almiron, harus diakui peluang skenario ‘Goal!’ menjadi kenyataan sangatlah kecil.

Penampilan Almiron di Copa America 2019 cukup impresif. Dirinya mengarsiteki dua dari tiga gol Paraguay sepanjang turnamen. Mereka lolos ke perempat-final sebagai peringkat tiga terbaik Grup B, sebelum ditumbangkan Brasil lewat adu penalti.

Real Madrid yang sedang gencar mengincar gelandang, disebut memantau penampilan Almiron selama Copa America 2019. Pemain yang memulai kariernya di Cerro Porteno itupun disebut menjadi alternatif Los Blancos jika gagal mendapatkan Paul Pogba dari Manchester United.

Ditinggal Benitez

Foto: The Independent

Peluang Almiron meninggalkan St.James Park juga semakin besar dengan kepergian Rafael Benitez. Mantan Kepala Pelatih Real Madrid itu gagal mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak dengan pihak klub dan mundur dari Newcastle United.

Padahal Benitez adalah alasan utama Almiron datang ke St.James Park. “Saya sadar akan tingkat kompetisi di Premier League dan sejarah klub ini. Tapi Benitez adalah sosok yang membuat saya datang ke sini. Ini saya anggap sebagai tanggung jawab besar. Semoga saja saya bisa membayar kepercayaan Newcastle United,” kata Almiron setelah diresmikan jadi bagian the Magpies.

Lee Charnley selaku direktur manajer klub juga mengakui bahwa Benitez sudah menunggu cukup lama untuk mendatangkan Almiron. “Dia menunggu setahun agar transaksi ini bisa terjadi,” aku Charley. Tanpa Benitez, Almiron bisa saja pergi. Apalagi klub yang menunggu disebut menunggu dirinya adalah Real Madrid.

Sialnya, kesebelasan seperti Real Madrid, FC Barcelona, Manchester United, Arsenal, Paris Saint-Germain (PSG), adalah tempat paling mudah untuk mengaitkan seorang pemain di bursa transfer. Selama bersinar, siapapun bisa dikaitkan dengan mereka.

Eriksen Bukan Pogba

Foto: Tribuna

Padahal jika melihat kebutuhan Zinedine Zidane di Bernabeu, Almiron tidak masuk ke dalam kriterianya. Pemain kelahiran 10 Februari 1994 ini berposisi sebagai gelandang serang. Berdiri di belakang penyerang dengan keluluasaan tinggi.

Dirinya Sering main menyisir, kemudian memotong masuk lagi ke tengah. Bisa dibilang memiliki gaya seperti Christian Eriksen di Tottenham Hotspur. Sementara Zidane sudah sempat menolak Eriksen.

Gelandang yang dibutuhkan Zidane adalah pemain dengan tipikal seperti Paul Pogba. Oleh karena itu Los Blancos mulai mendekati gelandang Ajax Amsterdam, Donny van de Beek. Seperti Pogba, kekuatan utama van de Beek adalah menjadi pengatur tempo di lini tengah. Membuka dan menyiapkan ruang bagi rekan satu tim, bukan menggiring bola menembus pertahanan lawan.

Memboyong van de Beek juga lebih masuk akal bagi Zidane. Bukan hanya karena gaya permainannya sesuai dengan kebutuhan, ia memiliki harga lebih murah dari Pogba. Soal usia, van de Beek lebih muda dibanding Pogba, Eriksen, ataupun Almiron. Melihat gerak-gerik Los Blancos sejauh ini, umur juga masuk perhitungan mereka. Itu mengapa van de Beek pilihan masuk akal buat Zidane.

Memori Woodgate

Foto: ESPN

Lagipula Newcastle United dan Real Madrid tidak memiliki catatan positif terkait transaksi pemain. Sudah 15 tahun sejak terkahir kali Los Blancos mengangkut pemain dari St.James Park. Jonathan Woodgate dibeli dengan dana 18 juta Euro pada musim panas 2004, hanya bermain 14 kali dalam dua musim, dan mendapatkan kartu merah saat debut.

Secara umum, Real Madrid juga tidak melihat papan tengah Inggris sebagai pasar pemain mereka. Terakhir pemain dari luar lima besar Premier League adalah Lassana Diarra dan Julien Faubert, sebelum dia tersesat di Indonesia.

Almiron mungkin pindah. Tapi sedikit mustahil jika dia bisa mengikuti jejak Santiago Munez di sebuah karya fisik ‘Goal!’ dan berlabuh di Real Madrid. ‘Goal!’ masih sebuah fiksi murni.

“Jika Anda berusaha meyakinkan bahwa Almiron bisa lompat dari Newcastle United ke Real Madrid, di situlah saya akan merasa kebingungan,” ungkap mantan penyerang LA Galaxy, Alejandro Moreno.