Merekrut kembali Leonardo Araujo sebagai direktur olahraga klub, Paris Saint-Germain (PSG) mulai mengincar berbagai nama dari Serie-A pada musim panas 2019. Menurut Gazzetta dello Sport, daftar incaran Leonardo termasuk Gianluigi Donnarumma (AC Milan), Lorenzo Insigne (Napoli), Nicolo Barrella (Cagliari), Sergej Milinkovic-Savic (Lazio), Sandro Tonalli (Brescia), Miralem Pjanic, dan Douglas Costa (Juventus).
Semua adalah nama-nama yang masuk akal. Entah karena mereka pernah mengaku ingin meninggalkan klub layaknya Lorenzo Insigne. Ataupun karena mereka adalah pemain yang menjadi incaran banyak kesebelasan lain di musim panas 2019. Seperti Tonalli dan Barella misalnya. Bukan berarti, PSG harus mendatangkan mereka semua.
Selain beberapa nama seperti Milinkovic-Savic, Pjanic, Barella, dan Tonalli memiliki posisi serupa. Pemain seperti Donnarumma bukanlah sesuatu yang dibutuhkan oleh PSG. Mereka memang baru kehilangan Gianluigi Buffon dan membutuhkan seorang penjaga gawang.
Donnarumma, memang disebut sebagai penerus Buffon di tim nasional Italia. Tapi posisi Buffon di PSG adalah sebagai pelapis Alphonse Areola. PSG membutuhkan penjaga gawang cadangan. Bukan Donnarumma yang menempati tempat utama di AC Milan.
Areola Betah di Paris
Foto: Sports Illustrated
Menurut laporan yang beredar, Les Parisien justru menawarkan 50 juta Euro dan Areola demi bisa mendapatkan Donnarumma. Padahal Areola sudah membuktikan dirinya dalam dua musim terakhir. Memaksa Kevin Trapp pulang ke Eintracht Frankfurt hingga membuat Buffon duduk manis di bangku cadangan.
“Apa yang saya perlihatkan selama 2017/2018 seharusnya sudah cukup untuk mengunci posisi utama di bawah mistar. Kedatangan Buffon tidak akan menganggu hal itu. Pihak manajemen belum mengatakan apapun ke saya. Tapi jika mereka tetap memberi tempat utama, tidak ada alasan untuk pindah,” kata Areola saat Buffon didatangkan PSG di musim panas 2018.
Areola berhasil mempertahankan posisinya. Justru Buffon yang dipaksa hengkang dari Kota Paris olehnya. Tapi tiba-tiba, mereka mau menukar Areola dengan Donnarumma? Rumor ini sebenarnya sudah pernah muncul sebelum 2019. Pada akhirnya hal itu tidak terjadi.
Areola sendiri bukanlah penjaga gawang sembarangan. Pemain keturunan Filipina tersebut dapat dengan mudah mencari pelabuhan baru. Inter Milan, Napoli, Chelsea sudah pernah dikaitkan dengan dirinya. Ia tidak harus bergabung dengan AC Milan dan menjadi bagian dari transaksi Donnarumma.
Bahkan menurut laporan yang ada, Mino Raiola selaku agen Donnarumma dan Areola akan lebih fokus mengurus masa depan penjaga gawang tim nasional Prancis dibandingkan ikut perkataan PSG dan menukar tempat kliennya.
PSG Panik
Foto: Stadium Astro
Mendatangkan Donnarumma dan mengorbankan Areola terlihat seperti langkah yang tidak perlu. Lebih didasari oleh keegoisan Leonardo yang mengenal banyak pemain dari Serie-A. Setelah Dani Alves memutuskan untuk pergi. Neymar kabarnya siap kembali ke Barcelona. Thomas Meunier, Edison Cavani, dan Adrien Rabiot mengaku gerah di Paris. PSG panik.
Bukannya mencari pemain-pemain yang dapat menutup lubang mereka. PSG justru ikut saran Leonardo dan mengejar Donnarumma. Padahal berbeda dengan nama-nama di atas, penjaga gawang utama PSG tidak ingin meninggalkan Parc des Princes.
Bagaimana PSG rela mengorbankan Areola untuk mendatangkan Donnarumma adalah bukti bahwa mereka tidak serius membangun kesebelasan kuat di Eropa. Les Parisien mungkin mendominasi sepakbola Prancis, namun melepas pemain penting seperti Areola dan menggantinya dengan nama baru akan memperlambat perkembangan mereka.
PSG seakan lebih fokus mendaratkan pemain dengan nama besar dibandingkan memilih sosok yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Semua tahu bahwa Qatar Sports Invesment (QSI) sebagai pemilik PSG menjadikan Liga Champions sebagai target utama. Salah satu caranya memang dengan mendatangkan pemain-pemain bintang. Tapi hal itu sudah terjadi selama delapan tahun jika tidak lebih.
Cari Cara Lain
Foto: AS
Mungkin sudah saatnya PSG mencari cara baru. Memaksimalkan talenta akademi misalnya. Mempertahankan dan memaksimalkan Presnel Kimpembe, Christopher Nkunku, Timothy Weah dan Areola sebagai tumpuan utama klub. Baru kemudian menutup lini lain dengan pemain yang dibutuhkan. Bukan menjual mereka seperti apa yang terjadi pada Moussa Diaby!
PSG juga bisa memanfaatkan status mereka sebagai penguasa sepakbola Prancis untuk mendatangkan pemain-pemain terbaik Ligue 1. Hal ini sudah pernah dilakukan dengan mendaratkan Kylian Mbappe dan Layvin Kurzawa dari AS Monaco. Keduanya terbukti bisa diandalkan oleh Les Parisien.
Kenapa tidak ikut mengejar Nicolas Pepe untuk menggantikan Neymar. Youcef Atal untuk menggantikan Mounier. Tanguy Ndombele sebagai pengganti Rabiot. Kenapa mereka justru mengejar Donnarumma dan mengorbankan Areola?
Jika satu cara tidak berhasil, coba yang lain. Contoh Bayern Munchen yang memaksimalkan status mereka dan mendaratkan pemain-pemain terbaik di Jerman. Prestasi pada akhirnya akan mengikuti. Bukan seperti Napoli yang sudah pernah gagal membentuk tim dengan pemain-pemain buangan Real Madrid di era Rafael Benitez, lalu ingin coba lagi oleh Carlo Ancelotti. Percuma.