Haruskah Klopp Melarang Pemain Liverpool Menyentuh Papan “This Is Anfield” Lagi?

Foto: AS.com

“Saya telah menyuruh para pemain untuk tidak memegang tanda ‘This Is Anfield’ sampai mereka memenangkan sesuatu,” ujar Klopp pada April 2016 silam.

Bila Anda adalah penggemar Liverpool, memegang tanda “This Is Anfield” di lorong stadion Anfield pastilah menjadi salah satu daftar impian Anda. Begitu juga para pemain sepakbola profesional yang berkunjung ke sana. Namun mulai hari ini, mungkin impian semua orang (termasuk yang bukan fans Liverpool) untuk memegang tanda tersebut tampaknya akan menjadi hal yang semakin mewah.

Tanda “This Is Anfield” di lorong stadion yang ditempati 1892 ini menjadi salah satu objek bagi siapapun yang berkunjung ke Anfield. Bahkan tidak ada satupun klub yang memiliki tanda se-ikonik seperti yang dimiliki oleh Liverpool.

Akhirnya, apa yang diucapkan Klopp menjadi kenyataan. Berselang tiga musim sejak pernyataannya, Liverpool berhasil meraih dua trofi, yakni Liga Champions dan Piala Super Eropa musim 2018/2019.

Sejarah Papan Tanda “This Is Anfield”

Papan tanda “This Is Anfield” mulai dipasang sejak era kepelatihan Bill Shankly. Sosok legendaris tersebut terkenal banyak melakukan revolusi di tubuh Liverpool. Mulai dari mengubah warna kostum (yang tadinya biru putih), membuat papan tanda ini,  hingga membuat ruangan yang disebut “Boot Room”.

Baca juga: Liverpool, Boot-Room Boys dan Kejayaan di Era 1980-an

Alasan Shankly saat itu sebenarnya sangat sederhana, “Mengingatkan pemain kami untuk siapa mereka bermain, dan mengingatkan lawan kami di manakah mereka bermain,” ujar Shankly, yang juga ditulis di lorong Stadion Anfield.

Namun pada perkembangannya, terjadi perubahan makna. Memegang tanda yang menggantung di lorong menuju lapangan tersebut menjadi budaya baru di Liverpool. Sejumlah pemain ataupun manajer baru yang memperkuat Liverpool akan melakukan aksi simbolis dengan menyentuh papan ini. Memegang tanda “This Is Anfield” bahkan menjadi ritus para pemain The Reds sebelum bertanding.

Saking ikoniknya, beberapa klub “mencontek” ide milik Shankly ini. Newcastle United, memasang tanda “Howay The Lads” di lorong stadion St. James’ Park. West Ham juga sempat memasang tanda “Academy of Football” di lorong stadion Upton Park.

Baca juga: West Ham United Tak Lagi Layak Dijuluki “Academy of Football” (?)

Tak hanya para pemain Liverpool, beberapa pemain atau pelatih yang berhadapan dengan Liverpool juga kadang iseng untuk menyentuh papan tanda ini. Termasuk Juergen Klopp yang pernah memagang papan tanda ini saat masih membesut Dortmund. Sialnya, keisengan Klopp berbuah naas karena Dortmund dilumat 4-0 oleh Liverpool kala itu.

Larangan Memegang Tanda (Akhirnya) Berbuah Manis

Klopp hadir di Anfield pada Oktober 2015 untuk mengantikan posisi Brendan Rodgers, pelatih yang nyaris membawa Liverpool juara liga. Kehadiran Klopp yang berprestasi bersama Dortmund diharapkan “menularkan” tuahnya di Liverpool.

Rupanya, ritual dan kesakralan papan tanda ini juga tak lepas dari sorotan pelatih yang akrab disapa Kloppo ini. April 2016, ia mengungkapkan bahwa para pemainnya dilarang keras menyentuh papan “This Is Anfield” sebelum meraih gelar.

Sialnya, di musim yang sama, Klopp memperpajang larangan ini lantaran dua kali ia melewatkan gelar juara, yakni gelar Piala Europa dan gelar Piala Liga, setelah Liverpool dikandaskan Sevilla serta Manchester City di laga puncak. Ia juga harus memperpanjang “puasa” ini lantaran Liverpool gagal di partai final Liga Champions 2017/2018 atas Real Madrid.

Para pemain Liverpool harus menunggu tiga musim untuk menyentuh papan tanda ini. Seperti yang kita tahu, Liverpool berhasil menggondol trofi Liga Champions yang keenam kalinya musim lalu. Artinya: para pemain boleh kembali memegang papan tanda “This Is Anfield”!

https://www.instagram.com/p/B1B9DCDhar0/

 

Klopp dan pasukan Liverpool akhirnya mampu menghadirkan trofi pertamanya, dan memberikan kegembiraan bagi para pemain Liverpool untuk kembali menyentuh papan tanda ini. Namun pastinya, ada satu tugas lagi yang menanti di depan bagi Klopp dan para pemain Liverpool: meraih trofi Premier League untuk pertama kalinya.

Ya, pertama kalinya. Liverpool memang memiliki sejarah sebagai pemenang kompetisi liga Inggris saat masih berformat First Division, sebelum berganti menjadi Premier League pada 1992 silam.

Jika jarak larangan pertama yaitu 2016 dan akhirnya Liverpool juara di 2019 yang artinya berjarak 3 tahun, sebaiknya Klopp cepat-cepat menerapkan aturan ini untuk kedua kalinya. Mengingat, kontraknya akan habis pada Juli 2022 mendatang.