Analisis Babak 16 Besar Liga Champions

  1. Real Madrid vs PSG

Sebagai juara bertahan, Real Madrid berpluang menjadi juara Liga Champions ke 12 kali, performa mereka di fase grup tidak mengalami kesulitan, hanya kehilangan 2 poin dari kemungkinan 18 poin maksimal, dengan squad yang hampir sama dengan squad yang meraih gelar juara musim lalu, di kancah domestik Real Madrid masih menjadi pesaing utama gelar liga musim ini, meskipun cukup kesulitan dan tercecer di peringkat 4 klasmen sementara, namun permainan Real Madrid mulai membaik dan babak 16 besar Liga Champions akan menjadi pembuktian bagi anak asuh Zinedine Zidane.

PSG hadir di babak 16 Liga Champions musim ini sebagai juara grup B, menjadi salah satu klub tersubur di Liga Champions musim ini, belanja gila-gilaan di awal musim dengan memboyong Neymar dan Mbappe, terbukti secara instan mengangkat permainan PSG, sempat mengalami masalah dengan adanya intrik antara Neymar dan Cavani, PSG kemudian bermain cukup apik dan solid baik dikompetisi domestik maupun Eropa.

2 kekuatan finansial di Eropa, duel kekuatan lama melawan kekuatan baru, pertandingan yang sarat akan kekuatan finansial masing-masing klub, melihat sebuah pertandingan sepakbola yang lebih condong ke pertandingan 2 perusahaan besar dengan uang yang tidak terbatas, seperti robot melawan raksasa dan sebuah “final kepagian” di Liga Champions musim ini, keduanya berpeluang untuk lolos, namun melihat konsistensi permainan PSG lebih berpeluang untuk lolos.

  1. Shakhtar Donetsk vs Roma

Muncul sebagai kuda hitam dari Grup F, Shakhtar diluar dugaan menyingkirkan Napoli di posisi 3 fase grup, anak asuh Paulo Fonseca memang tidak memiliki pemain bintang yang menonjol, tapi kolektivitas tim ini terbukti sukses, bahkan dipertandingan terakhir mampu mengalahkan Manchester City. Shakhtar sendiri memang bukan klub “kemarin sore” di kancah Liga Champions, namun prestasi terbaik mereka di perempat final 2010-2011 kala itu mereka sukses mengalahkan Arsenal, sekaligus menjadi pencapaian terbaik mereka sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Champions sejak 1976.

Serigala Ibukota hadir sebagai juara grup C, dengan Chelsea di posisi 2 dan runner-up Liga Champions 2 musim lalu, Atletico Madrid harus puas melanjutkan langkah mereka di Liga Eropa, tidak banyak perubahan yang dilakukan oleh AS Roma musim ini, Eusebio Di Fransesco hanya memoles squad yang sama dengan musim lalu, terbukti langkah ini tepat, selain membawa Roma lolos ke babak 16 besar, dikancah domestik, Roma berada di posisi 4 dan hanya terpaut 5 angka dari pemuncak klasmen.

Sebuah duel kuda hitam di babak 16 besar musim ini, akan menjadi pertandingan yang cukup seru, disatu sisi Roma sebagai klub besar ingin menunjukkan kembali eksistensi mereka di Eropa yang mulai pudar, sedangkan Shakhtar ingin memberikan kejutan dan mengulang pencapaian mereka musim 2010-2011 lalu, Roma akan lebih diunggulkan namun harus bekerja ekstra keras untuk lolos kebabak selanjutnya.

  1. Chelsea vs Barcelona

Untuk kesekian kalinya Chelsea harus menghadapi lawan yang sulit di babak 16 besar, anak asuh Antonio Conte terlihat cukup kesulitan musim ini, pasca kekalahan melawan West Ham, Conte seolah “lempar handuk” untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris, performa mereka di Liga Champions sebenarnya cukup baik, namun permainan Conte yang perlahan mulai terbaca membuat Chelsea harus memikirkan secara serius cara untuk lolos, dengan pemain dengan kualitas cukup baik, Chelsea sebenarnya bisa mencapai fase yang lebih jauh dari babak 16 besar.

Barcelona tidak terbendung musim ini, kehilangan Neymar terbukti bukan masalah besar bagi Barcelona, Suarez-Messi masih sangat berbahaya, belum terkalahkan, mencetak 9 gol dan hanya kebobolan 1 gol bukti betapa tangguhnya Barcelona musim ini, dikancah domestik Barcelona juga bertengger di puncak klasemen, rekrutan yang dianggap kurang berguna, Paulinho, sukses bertransformasi menjadi salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Barcelona.

Chip Ronaldinho, Tendangan ke pojok kiri gawang dari Iniesta, Michael Ballack yang mengejar Tom Henning Overbo, dan gol Torres yang membuat komentator Gary Neville sebagai komentator seperti kehilangan suaranya, adalah gambaran akan drama yang akan terjadi pada pertandingan antara 2 kesebelasan ini, pastinya Barcelona lebih diunggulkan, namun Chelsea yang masih memiliki unsur kejutan untuk membuat Barcelona kembali tertunduk lesu seperti semifinal tahun 2012 lalu.

  1. Bayern Munich vs Besiktas

Sempat kesulitan di awal musim, Bayern bangkit bersamaan dengan ditunjuknya Jupp Heynckes yang “turun gunung” pasca memutuskan pensiun 2 musim lalu. Permainan Bayern membaik, bahkan belum pernah kalah semenjak ditangani Jupp Heynckes.

Garang di depan gawang dan tetap disiplin di belakang, performa Bayern meningkat drastis. Kini Bayern menatap kompetisi dengan lebih baik dan berpeluang lolos lebih jauh bahkan kandidat finalis Liga Champions musim ini.

Kejutan, merupakan satu kata bagi Besiktas. Satu grup dengan FC Porto, AS Monaco, dan RB Leipzig, Besiktas diprediksi hanya menjadi pelengkap atau hanya bersaing untuk posisi 3. Di luar dugaan, mereka dengan gagah menjadi pemuncak klasemen. Alvaro Negredo dkk., bahkan tidak terkalahkan!

Sulit membayangkan apabila Bayern Munich tidak lolos musim ini. Performa mereka yang terus meningkat, sulit ditandingi oleh Besiktas yang memang diharapkan akan memberikan kejutan. Namun di atas kertas Bayern jauh lebih unggul dibandingkan Besiktas. Melihat faktor sejarah dan tradisi dari Bayern yang jarang sekali gagal di babak 16 besar dalam 10 tahun terakhir.