Kehilangan Nicolas Pepe, Rafael Leao, Thiago Mendes, dan Anwar El Ghazi, Lille OSC sukses mendaratkan Renato Sanches dari Bayern Munchen. Ditebus seharga 20 juta Euro, Sanches menjadi pembelian termahal sepanjang sejarah Lille. Setidaknya hingga 24 Agustus 2019.
Kehadiran Sanches ini memang tidak bisa dibesar-besarkan. Meski Sanches sempat disebut sebagai pemain masa depan Portugal, dirinya gagal membuktikan diri di Bayern. Posisinya juga membuat Sanches tak bisa disebut sebagai pengganti Nicolas Pepe. Pepe merupakan seorang penyerang. Sementara Sanches adalah gelandang. Menurut le 10Sport, Sanches disiapkan Lille untuk menjadi pengganti Thiago Maia.
Hingga 24 Agustus 2019, Maia masih berstatus sebagai pemain Lille. Tapi, jasanya diminati oleh Bologna dan Genoa. Jika Maia batal pindah sekalipun, Lille telah kehilangan Mendes ke Olympique Lyon. Kehadiran Sanches tetap dibutuhkan dengan ataupun tanpa Maia di Stade Pierre-Mauroy. Ini merupakan bukti dari konsistensi Lille yang selalu berhasil mendaratkan talenta berkualitas untuk menutup lubang yang ditinggalkan pemain terdahulunya.
Nama Lille mungkin naik setelah mereka menjadi pesaing utama Paris Saint-Germain di 2018/2019. Apalagi dengan penampilan Pepe, Leao, dan Zeki Celik yang membuat klub-klub Eropa lainnya mengerubuti mereka. Tapi perlu diingat juga bahwa Lille merupakan juara Ligue 1 dan Coupe de France pada 2010/2011. Sudah banyak talenta yang mereka bentuk di bagian utara Prancis.
Tidak Pernah Kehabisan Talenta
Foto: Eurosport
Pada musim itu, Gervinho, Adil Rami, Yohan Cabaye, dan Moussa Sow jadi pahlawan Lille. Mereka semua pun diangkut dari Stade Pierre-Mauroy dan berpencar ke berbagai belahan Eropa. Cabaye (Newcastle United) dan Gervinho (Arsenal) ke Inggris. Adil Rami mendarat di La Liga dan membela Valencia CF. Sementara Sow ditebus oleh Fenerbahce dengan dana 10 juta Euro.
Dari kesuksesan itulah Lille mulai rajin melakukan regenerasi. Mereka mencari pengganti sepadan untuk para pemain-pemain yang pergi. Tetapi bukan hanya untuk menggantikan mereka, seperti saat Rio Mavuba diminta menggantikan Jean II Makoun (2008/2009). Para pemain yang datang juga diharapkan memiliki nilai jual dan memberi suntikan dana pada klub di masa depan.
Dimitri Payet didatangkan dari Saint-Ettiene untuk menggantikan Gervinho. Nolan Roux ditunjuk sebagai pengganti Sow. Marko Basa mengisi pos yang ditinggalkan Rami. Benoit Pedrotti menjamin bahwa Lille tidak terlalu kehilangan sosok Cabaye di lini tengah.
Usia bukan masalah. Perbedaan antara mereka semua tidak terlalu jauh dan masih bisa untuk dikembangkan oleh Lille. Dana 33 juta Euro yang didapat dari penjualan Sow dan kawan-kawan masih tersisa 40% setelah mereka mendapatkan para penggantinya.
***
Lille memang tidak mendapatkan keuntungan dari penjualan Pedrotti, Roux, dan Payet. Tapi setidaknya lebih dari setengah biaya yang dikeluarkan untuk mereka kembali saat semuanya pergi meninggalkan Stade Pierre-Mauroy. Payet pergi ke Marseille. Roux dibeli Saint-Etinne. Tapi Lille bisa mengisinya dengan Sofiane Bouffal dan Yassine Benzia.
Mereka selalu seperti itu setelah berhasil meraih dua piala domestik di 2010/2011. Bahkan saat Eden Hazard dijual ke Chelsea, Lille tidak kebingungan karena mereka mendapatkan jasa Florian Thauvin dari Bastia. Lucas Digne pergi? Sudah ada Djibril Sidibe siap mengisi posisinya. Divock Origi dan Pape Souare ke Inggris? Tenang, Sébastien Corchia, Baptiste Guillaume, serta Michael Frey bisa menutup lubang yang ditinggalkan.
Bahkan Nicolas Pepe yang jadi rekor pembelian Arsenal adalah pemain yang didatangkan setelah Lille kehilangan talenta muda laiinya, Martin Terrier. Celik yang diperebutkan oleh AC Milan, Newcastle United, dan PSG datang karena Napoli mengangkut Kévin Malcuit ke San Paolo. Siapapun yang pergi, Lille tahu bahwa mereka bisa menggantikannya.
Renato Sanches Diprediksi Akan Bersinar Lagi
Jika ada kesebelasan yang benar-benar menjalankan prinsip bahwa klub akan selalu lebih besar dari pemain, Lille adalah satu-satunya. Kehadiran Renato Sanches adalah bukti dari hal itu. Thiago Maia belum pergi dari Lille, tapi mereka sudah mempersiapkan pengganti.
Sanches memang sudah lama meminta untuk pergi dari Bayern. Ia bahkan menyuarakan hal itu di ruang ganti. “Terima kasih Tuhan! Dapat 45 menit lagi bersama Bayern. Setelah itu liburan dan tidak akan pernah lagi [membela Bayern]!,” kata Sanches. Bahkan, demi memuluskan masa depannya ia absen dari setelah laga pembuka melawan Hertha Berlin.
Sanches mendapat denda dari hal itu. Tapi uang yang harus ia bayarkan tidak seberapa dengan keberhasilannya pergi dari Allianz Arena. “Jelas saya kecewa. Bermain lima menit tidak akan pernah cukup,” kata Sanches. “Saya sangat senang bisa datang ke Lille. Klub ini adalah pilihan saya. Saya sudah cukup lama berkomunikasi dengan Luis Campos [Direktur Olahraga Lille] dan presiden klub, Gerardo Lopez,” aku Sanches.
Il n’a jamais réellement eu sa chance au Bayern. Énorme potentiel. Joli coup de Campos une fois de plus @losclive https://t.co/7I5PSYULVw
— Pierre Ménès (@PierreMenes) August 23, 2019
“Mereka meyakinkan saya untuk bergabung. Saya juga sudah berbicara dengan Jose Fonte. Saya selalu berhubungan baik dengan dia,” tambah jebolan akademi Benfica tersebut. Lille berhasil memenangkan persaingan jasa Sanches dari Inter Milan dan Fenerbahce. Sanches pun dipercaya akan kembali memperlihatkan talentanya di Stade Pierre-Mauroy.
Dikontrak hingga 2024, Sanches bisa menutup lubang yang ditinggalkan Thiago Mendes dan/atau juga Maia. Apabila dirinya bersinar besama Lille, bukan tidak mungkin Sanches kembali mendapat banyak peminat seperti setelah Piala Eropa 2016. Tapi hal itu juga tak akan menjadi masalah bagi Lille karena mereka pasti bisa mencari penggantinya.