Bayer Leverkusen akhirnya melepaskan Hakan Calhanoglu ke AC Milan pada bursa transfer musim panas 2017. Leverkusen sendiri pada awalnya mematok harga 25 juta euro. Sementara Milan merespons dengan tawaran 20 juta euro.
Pada akhirnya tawaran Milan bisa diterima Leverkusen karena bersedia menambahkan opsi bonus empat juta euro di dalam penawaran. Calhanoglu pun diikat kontrak selama empat tahun di Milan sampai 2021. Gelandang asal Turki itu pun menjadi rekrutan keenam Milan pada bursa transfer musim panas 2017.
Calhanoglu menjadi pemain Turki kedua yang bergabung dengan kesebelasan berjuluk I Rossoneri tersebut. Mengikuti jejak Umit Davala yang bergabung dengan Milan pada bursa transfer musim panas 2001. Sebetulnya, banderol 24 juta euro Calhanoglu itu dihiasi dengan sejumlah tanda tanya.
Alasannya karena Calhanoglu masih berusia 23 tahun pada waktu tersebut. Pengalaman karirnya hanya sebatas di Bundesliga dan baru saja menjalani larangan bermain dari FIFA selama empat bulan. Tekanannya pun bertamah seiring dengan nomor punggung 10. Nomor itu identik dengan mantan pemain-pemain hebat Milan seperti Clarence Seedorf, Gianni Rivera, Rui Costa dan lainnya.
Baca juga: AC Milan dan Permasalahan yang Tak Kunjung Pergi
Kemampuan Tendangan Bebas Hakan Calhanoglu yang Terpendam
Hakan Calhanoglu merupakan pemain yang bisa bermain di tujuh posisi termasuk gelandang serang yang merupakan peran aslinya. Posisi lain yang bisa diperaninya adalah gelandang tengah, kanan, kiri, penyerang sayap kanan maupun kiri dan bisa menjadi penyerang kedua.
Maka dari itu ia cocok bermain dalam berbagai formasi yang digunakan kesebelasannya. Tapi pada semusim terakhir bersama Leverkusen, Calhanoglu lebih sering dimainkan sebagai sayap kiri atau penyerang kedua. Ketika menjadi penyerang kedua, ia menjadi jembatan antara gelandang tengah dengan penyerangnya.
Kemampuan andalan Calhanoglu adalah akurasi kakinya untuk mengumpan dan melepaskan tendangan keras ke gawang lawan. Maka dari itu Calhanoglu menjadi sumber gol alternatif dari lini kedua melalu eksekusi tendangan bebas bersama kesebelasan-kesebelas sebelumnya.
Sampai musim 2016/2017, Calhanoglu merupakan pemain paling banyak mencetak gol melalui tendangan bebas di antara lima liga top Eropa lainnya jika dihitung sejak 2013/2014. Calhanoglu mencetak 11 gol melalui tendangna bebas mengalahkan Lionel Messi dan Miralem Pjanic.
11 – Hakan #Calhanoglu scored the most free kick goals (11) in the Big-5 European Leagues since 2013/14. Top. #Milan pic.twitter.com/7S70HGHOM8
— OptaPaolo 🏆 (@OptaPaolo) June 26, 2017
Sentuhan pertama dan kontrol bolanya pun sangat menonjol. Kemampuan inilah yang membuatnya bisa menahan bola lebih lama meskipun ditekan dua atau tiga lawan. Menahan bola lebih lama dan berkelit dari lawan sehingga mempertahankan penguasaan bola dan mengatur tempo kesebelasannya.
Kendati demikian, Calhanoglu bukan tipikal pemain yang lama menggiring bola untuk melewati lawan. Melainkan cepat mengalirkan bola setelah cukup terampil ditahan di kakinya. Disambung dengan umpan vertikalnya yang berbahaya.
Gattuso adalah Blunder AC Milan?
Berkat Kepercayaan yang Diberikan Gennaro Gattuso
Tapi Hakan Calhanoglu mengalami kesulitan untuk mengeluarkan potensi terbaiknya pada awal musimnya bersama Milan. Waktu itu adalah perjuangan bagi gelandang yang kini berusia 24 tahun tersebut. Wajar karena ia masih muda yang masuk dalam kesebelasan dengan lingkungan dan skuat dengan serba baru.
Tidak diragukan lagi bahwa Calhanoglu memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi degnan lingkungan barunya. Terutama membangun chemistry dengan rekan-rekan barunya di Milan. Calhanoglu baru mulai mengalami peningkatan sejak Milan mengganti pelatihnya, dari Vincenzo Montella ke Gennaro Gattuso pada November 2017.
Masalahnya pun baru terungkap, bahwa Calhanoglu kesulitan beradaptasi dengan budaya di Italia. Apalagi Montella jarang berdiskusi dengannya karena persoalan bahasa. Berbeda dengan Gattuso yang memberikan banyak kepercayaan kepada Calhanoglu.
Gattuso dan staff pelatihnya membantu komunikasi dengan Calhanoglu karena bisa bahasa Inggris. Gattuso juga mengajarkan Calhanoglu tentang kultur dan kebiasaan di Italia. “Sulit jika tidak bisa berkomunikasi dan Montella tidak bisa berbicara bahasa Inggris, dia hanya (berbicara) bahasa Italia,” ungkap Hakan Calhanoglu seperti dikutip dari Soccerway.
Sementara kunci pada taktik di lapangan adalah perubahan formasi yang dilakukan Gattuso. Ketika era Montella, Milan cenderung memakai formasi 3-5-2 atau 4-3-3. Calhanoglu lebih sering dijadikan gelandang tengah pada dua formasi tersebut.
Sementara Milan lebih pakem pada formasi 4-3-3 sejak Gattuso mengambil alih. Bedanya, Calhanoglu lebih dinaikan posisinya menjadi penyerang sayap kiri. Perubahan yang disediakan Gattuso untuk Calhanoglu itu telah menjadi solusi ideal bagi kesebelasannya.
Hakan Calhanoglu pun berhasil membuka potensi kemampuan kreatifnya atas perubahan itu. Ia lebih sering menemukan lubang di pertahanan lawan dan dieksploitasi oleh visi dan kualitas permainannya. Calhanoglu lebih sering memberikan umpan terobosan, menggiring bola dan mencoba tembakan jarak jauh.
Ia pun terlihat menikmati permainannya seperti saat masih membela Leverkusen. “Tapi jujur, saya tidak berharap Hakan menyangka seperti ini. Ia baru 24 tahun, saya sangat menyukainya dan ia membuat saya terkesan. Saya tidak menyangka dia akan menjadi pemain kompleti seperti ini,” ujar Gattuso seperti dikutip dari Goal Internasional.
Hakan Calhanoglu juga menjadi pemain Milan yang paling mengancam gawang lawannya. Ia membuat 2,8 percobaan tendangan dan 2,3 menciptakan peluang perlaga. Hanya saja sejauh ini, ia belum menunjukan kualitasnya dalam eksekusi tendangan bebas.
Kemampuannya itu baru terlihat ketika Milan mengakhiri Serie-A 2017/2018 dengan kemenangan 5-1 atas Fiorentina. Pada laga itu Calhanoglu Mencetak gol pertamanya dari tendangan bebas untuk Milan. Itulah momen yang ditunggu-tunggu para pendukung kesebelasan pemilik konsorium Cina tersebut.
Selain itu, ia memberikan tiga asis pada pertandingan tersebut. Padahal kesebelasannya tertinggal lebih dahulu melalui gol Giovanni Simeone pada menit ke-20. Kontribusinya itu Semakin memperkuat argumen bahwa Calhanoglu akan menjadi tokoh kreatif Milan untuk musim depan.
AC Milan 5-1 Fiorentina FT
Hakan Calhanoglu became the fifth Serie A player this season to register 3 assists in a single game having also scored Milan's opener this eveninghttps://t.co/ooXzmfX2Vp man of the match rating – 9.39
Full player statistics – https://t.co/miTSakOnz5 pic.twitter.com/knvdUqiC1i
— WhoScored.com (@WhoScored) May 20, 2018
Para Pesepakbola yang Pernah Memperkuat AC Milan, Juventus, dan Inter Milan
Musim Depan akan Lebih Sempurna Bagi Hakan Calhanoglu
Sekarang semua orang bisa melihat permainan Calhanoglu berkembang. Sebelumnya, ia lebih sering kehilangan bola. Pemain yang pernah memperkuat Hamburger SV itu akan menjadi langkah besar dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya.
Berikanlah lebih banyak tanggung jawab dan peran yang lebih besar kepadanya. Salah satunya sebagai eksekutor tendangan bebas. Hal itu bisa membuktikan bahwa permainanya membuatnya layak mengenakan nomor punggung 10 di Milan untuk tahun-tahun mendatang.
Calhanoglu menciptakan banyak kemungkinan di Milan meskipun pekerjaan yang tertinggal adalah adaptasi. Calhanoglu memiliki ruang signifikan untuk memperbaiki perannya sebagai pemain yang konsisten, menentukan dan menjamin sebagai rekrutan yang suskes untuk masa depan Milan.
Sumber lain: ESPN FC