Kegagalan Ivan Kolev di Piala AFF 2002 membuat PSSI kembali mengganti juru racik untuk timnas Indonesia. Kali ini, mereka merekrut Peter Withe yang sudah memberikan dua gelar berturut-turut bersama timnas Thailand. Targetnya tentu saja yaitu berprestasi di Piala AFF 2004 dan melangkah jauh di kualifikasi Piala Dunia 2006.
Akan tetapi, satu target gagal dipenuhi Peter. Indonesia harus terhenti di fase kedua kualifikasi Piala Dunia karena hanya berada di urutan ketiga grup. Kegagalan ini coba ditutupi dengan meraih gelar AFF pertama kalinya.
Turnamen kelima ini kembali diikuti 10 negara dengan Timor Leste memainkan debutnya di kompetisi Asia Tenggara ini. Tidak hanya itu, AFF juga mengubah format fase semifinal dan final dilangsungkan secara home and away, sementara babak penyisihan digelar di Vietnam (grup A) dan Malaysia (grup B).
Susunan pemain yang dibawa Peter Withe terbilang cukup berani. Ia memanggil Syamsul Bachri, Firman Utina, Saktiawan Sinaga, Boaz Solossa, dan Hamka Hamzah yang ketika itu masih berusia dibawah 23 tahun. Boaz bahkan baru berusia 18 tahun dan statusnya hanya pemain amatir dan baru memperkuat tim Pon Papua.
Tidak hanya itu, Peter juga memanggil Ilham Jaya Kesuma yang di liga Indonesia 2004 berstatus sebagai pencetak gol terbanyak. Ilham dipanggil Peter untuk menggantikan Bambang Pamungkas yang mengalami cedera.
Tak disangka, keputusan Peter langsung memetik hasil pada pertandingan pertama timnas di fase grup. Duo Boaz-Ilham langsung ngebut sejak laga pertama melawan Laos. Keduanya sama-sama mencetak dua gol dalam kemenangan 6-0 tersebut. Sepanjang turnamen, keduanya mencetak 11 dari total 24 gol yang dibuat.
Penampilan Indonesia di AFF 2004 memang luar biasa. Banyak yang mengatakan ini adalah timnas terbaik dalam dua dekade terakhir. Selain menjadi tim tersubur, lini belakang mereka juga sangat solid karena hanya kebobolan tujuh gol saja. Bahkan pada fase grup, tidak sekalipun Hendro Kartiko memungut bola dari gawangnya.
Setelah menang 6-0, ketajaman Indonesia merosot karena bermain imbang tanpa gol melawan Singapura. Duet Boaz-Ilham kembali membawa Indonesia menang 3-0 atas tuan rumah Vietnam. Inilah salah satu penampilan terbaik sepanjang sejarah timnas di Piala AFF. Babak grup kemudian ditutup dengan kemenangan Indonesia 8-0 melawan Kamboja yang diwarnai trigol dari Ilham.
Di fase semifinal, Indonesia menghadapi Malaysia yang menjadi runner-up grup B di bawah Myanmar. Inilah kali pertama Myanmar melangkah hingga babak semifinal dan orang yang membuat sejarah tersebut adalah Ivan Kolev.
Indonesia menjadi tuan rumah pada leg pertama semifinal Piala AFF. Akan tetapi, mereka bertanding dalam penuh rasa duka. Dua hari sebelum laga digelar, bencana gempa bumi dan tsunami melanda Aceh dan sekitarnya. Laga ini sendiri dimulai dengan sesi menghenikan cipta untuk mengenang tragedi tersebut.
Withe sendiri tidak bisa memainkan trisula favoritnya yaitu Boaz, Ilham, dan Kurniawan. Ilham terkena kartu merah di laga menghadapi Kamboja, sementara Boaz juga menjalani hukuman akumulasi kartu karena mendapat kartu kuning di laga yang sama.
Entah ada kaitannya atau tidak, namun kehilangan dua pemain tersebut mengurangi ketajaman lini depan timnas. Kurniawan sebenarnya berhasil membuka keunggulan pada menit ke-6, namun keunggulan tersebut sirna setelah Liew Kit Kong mencetak dua gol yang membuat Harimau Malaya menang 2-1 yang menimbulkan amarah dari para pendukung yang memadati Gelora Bung Karno.
Sosok Boaz dan Ilham diharapkan bisa mengubah peruntungan Indonesia ketika dijamu di stadion Bukit Jalil. Akan tetapi, tuan rumah justru memperlebar agregat setelah Khalid Jamlus mencetak gol memanfaatkan kesalahan Firmansyah.
Peruntungan Indonesia berubah ketika memasuki babak kedua. Masuknya Kurniawan menggantikan Ismed Sofyan menjadi sebuah pertanda kalau gol segera datang. Benar saja, Si Kurus langsung mencetak gol yang kemudian diikuti oleh Charis Yulianto, Ilham Jaya Kesuma, dan Boaz Solossa. Tiga gol terakhir timnas bahkan dicetak hanya dalam kurun waktu 10 menit. Indonesia menang 4-1 sekaligus unggul agregat 5-3 dan akan menghadapi Singapura yang mengalahkan Myanmar dengan agregat 8-5.
Sial di Partai Final
Akan tetapi, Indonesia kembali tampil buruk ketika main di Senayan. Mereka takluk 1-3 dari skuad yang penuh pemain naturalisasi tersebut. Indonesia bahkan tertinggal 0-3 terlebih dahulu sebelum sepakan bebas Mahyadi Panggabean memperkecil kedudukan.
Meski takluk di leg pertama, Peter tetap yakin kalau anak asuhnya bisa membalikkan keadaan layaknya di Bukit Jalil. “Saya optimis bisa membalikkan keadaan,” tuturnya seperti dikutip Bola.com dari Harian Republika.
Meski yakin, namun Indonesia tetap berada dalam situasi sulit. Selain selisih dua gol, para pemainnya juga banyak yang absen karena cedera dan akumulasi kartu. Boaz mengalami cedera karena ditekel oleh Baihakki Khaizan di leg pertama, begitu juga dengan Ismed Sofyan, dan Jack Komboy yang absen karena sakit malaria. Dua penggawa lini belakang, Charis Yulianto dan Mauli Lessy absen karena akumulasi kartu.
Keadaan menjadi serba sulit ketika Ortizan Solossa dan Mahyadi Panggabean cedera di tengah pertandingan. Mahyadi bahkan berstatus pengganti Ortizan saat itu yang kemudian diganti oleh Firman Utina.
National Stadium akhirnya tetap memihak pemiliknya. Tuan rumah menang 2-1. Gol dari Indra Sahdan Daud dan Agu Casmir hanya bisa dibalas oleh Elie Aiboy. Indonesia kembali gagal meski penampilan mereka sepanjang kompetisi cukup menawan. Lagi-lagi hiburan Indonesia hanya sebatas gelar top skor yang diraih Ilham Jaya Kesuma. Tiga kali ke final, tiga kali pula Indonesia gagal.
Serial Lengkap Timnas Indonesia di Piala Tiger/Piala AFF: (1) Indonesia di Piala AFF 1996: Dikalahkan Tetangga Gara-Gara Mata (2) Indonesia di Piala AFF 1998: Terkenal Karena Skandal (3) Indonesia di Piala AFF 2000: Kalah Karena Terlalu Lemah Lembut (4) Indonesia di Piala AFF 2002: Sial di Kandang Sendiri