Kapten Kontroversial Rangers, James Tavernier

Foto: Sundaypost

Rangers mengakhiri musim 2018/2019 sebagai runner-up Scotland Premiership di bawah rival abadi mereka, Celtic. Meski posisi the Geers tidak mengalami perubahan dalam tiga musim terakhir, ada peningkatan poin di bawah kendali Steven Gerrard.

Pada musim 2017/2018 bersama Graeme Murty, mereka hanya meraih 62 poin. Kini the Geers berhasil mengumpulkan empat poin lebih banyak bersama Gerrard. Selisih poin dengan Celtic juga semakin sedikit. Dari jarak 39 poin saat pertama kembali ke divisi tertinggi Skotlandia (2016/2017), hingga kini hanya dipisahkan oleh dua kemenangan di 2018/2019.

Kemajuan ini memberikan optimisme di kubu the Geers. Mereka yakin bisa melengserkan Celtic dari tahta juara pada 2019/2020. Salah satu pemain yang percaya hal itu bisa terjadi adalah bek sekaligus kapten Rangers, James Tavernier.

“Musim ini mungkin bisa dibilang mengecewakan karena kami kurang konsisten. Tapi kami juga telah menunjukkan sistem permainan yang bagus sepanjang musim. Ini akan menjadi momentum untuk musim depan [2019/2020]. Belajar dari pengalaman dan kami akan raih gelar juara,” kata Tavernier.

Tavernier datang ke Ibrox Stadium pada musim panas 2015 dari Wigan Athletic. Diasuh Mark Warburton, ia langsung menjadi pilihan utama di sisi pertahanan the Geers. Ia pun langsung disodorkan perpanjangan kontrak oleh pihak klub di akhir musim 2015/2016.

Kontrak itu sempat ditolak oleh Tevernier. Menurut Guardian, dirinya merasa layak menjadi pemain kunci di Ibrox. Sementara kontrak yang ditawarkan Rangers tidak sesuai keinginan tersebut. Namun, setelah pihak klub melakukan revisi, Tevernier pun setuju membubuhkan tandatangannya hingga 2019.

Restu Lee Wallace

Foto: Rangers Report

Konsistensi Tavernier membuat beberapa kesebelasan lain menginginkan jasanya. Tidak rela kehilangan salah satu pemain terbaiknya, Gerrard memberikan kontrak baru dan ban kapten untuk mantan pemain akademi Newcastle United tersebut. Kali ini hingga 2022.

Keputusan Gerrard menunjuk Tavernier sebagai kapten sempat menimbulkan tanda tanya. Untungnya, Tavernier mendapat restu dari pemimpin the Geers sebelumnya, Lee Wallace.

“Sangat sulit untuk menggantikan Waldo [Wallace], dia adalah kapten tim sejak saya ada di sini. Dirinya juga jadi orang pertama yang saya beri tahu ketika ditunjuk sebagai kapten baru, meminta restu. Ia percaya kepada saya dan siap membantu jika saya butuh saran,” aku Tevernier.

“Rangers telah memberikan saya kesempatan kedua. Memulai karier saya lagi di sini hingga akhirnya menarik minat klub lainnya. Saya akan selalu berterimakasih pada Rangers. Terlepas dari rumor yang beredar, saya fokus bersama Rangers dan siap untuk menjalankan tugas sebagai kapten,” kata Tavernier.

“Gerrard bertanya, di mana kepala saya berada saat ini. Saya fokus kepada Rangers. Lalu dirinya memberikan ban kapten sebagai motivasi membuktikan diri. Saya memang selalu merasa sebagai seorang pemimpin. Ini adalah waktu yang tempat,” tambahnya.

Luka yang Membekas

Foto: Zimbio

Pada satu sisi, Tavernier bisa dibilang sebagai salah satu pemain di skuad asuhan Gerrard. Namun di sisi lain, ia juga bisa menjadi representasi Newcastle United di Ibrox. Suporter Rangers tidak menyukai hal itu. Tidak setelah Pemilik Newcastle United Mike Ashley dan perusahaannya, Sports Direct, berusaha memanfaatkan klub kesayangan mereka untuk kepentingan pribadi.

Ashley pertama terlibat dengan Rangers pada 2014 setelah membeli 8,9% saham klub. Beberapa bulan kemudian, ia mendaratkan lima pemain the Magpies untuk dipinjamkan kepada Rangers: Remie Streete, Shane Ferguson, Haris Vuckic, Gael Bigirimana, dan Kevin Mbabu.

Tavernier memang tak termasuk salah satu pemain yang didaratkan Ashley, namun lima pemain tersebut adalah teman seangkatannya di akademi Newcastle United. Dari kelima nama di atas, hanya Haris Vuckic yang terbukti berguna untuk the Geers. Tampil 22 kali dan mencetak sembilan gol sepanjang musim.

Sisanya tidak lebih dari kepentingan personal Ashley. Pada musim panas 2018, hal serupa hampir kembali dilakukan Ashley. HITC mengatakan bahwa Newcastle United siap untuk mengirim gelandang muda Liberia, Mo Sangare ke Ibrox. Untungnya Gerrard lebih memilih koneksinya dengan Liverpool dan mendatangkan Ryan Kent ketimbang Sangare.

Hingga April 2019, Rangers bahkan masih bertarung dengan Sports Direct dan Ashley di pengadilan terkait hak penjualan pernak-pernik klub. Beruntung badan liga profesional Skotlandia (SPFL) sempat menolak permintaan Ashley untuk menambah sahamnya di Ibrox jadi 29%. Jika tidak, mungkin Rangers akan tetap kelabu seperti periode 2012-2014.

Ditolak Legenda Rangers

Foto: Daily Star

Tavernier mungkin percaya bahwa dirinya layak memimpin Rangers. Ia mungkin percaya bisa membawa the Geers melengserkan Celtic. Namun tak semua percaya kepada dirinya. Entah itu terkait kelayakannya memimpin Rangers, ataupun komitmen untuk terus ada di Ibrox.

Salah satu sosok yang meragukan kepemimpinan Tavernier adalah legenda Rangers, Barry Ferguson. Mantan kapten Blackburn Rovers tersebut menghabiskan 13 dari 21 tahun karier sebagai pesepakbola bersama Rangers. Tampil 118 kali untuk the Geers dan memenangkan 15 piala untuk klub.

Menurut Ferguson, Tavernier tidak memiliki atribut yang cukup untuk memimpin the Geers. “Saya sudah pernah mengatakan ini, Tavernier bukanlah sosok yang tepat untuk menjadi kapten. Dia pemain bagus, tapi tidak bisa memimpin tim. Rangers butuh sosok yang bisa dipercaya dan diandalkan,” kata Ferguson.

Saat ini, Tavarnier kabarnya masuk ke dalam radar Southampton, Brighton & Hove Albion, dan Aston Villa. Terlepas dari kontrak yang masih berlaku hingga 2022, Tavarnier diragukan akan tetap bertahan di Ibrox.

“Saya berharap dirinya bertahan, tapi ada rumor bahwa klub lain siap mendatangkannya dengan dana tujuh juta pauns,” kata mantan penyerang Leeds, Noel Whelan. Saat pertama didaratkan di Kota Glasgow, Tavernier sendiri mengakui bahwa Rangers hanyalah sebuah batu lompatan bagi dirinya.

“Ini adalah tawaran yang tidak bisa ditolak. Bermain untuk klub seperti Rangers memberi dampak besar. Saya bisa mendapat pengakuan dari sini,” ungkap Tavarnier yang dibuang Newcastle United setelah dipinjamkan ke enam kesebelasan dalam tiga tahun.