Kesuksesan Klub yang Ditopang dengan Keterampilan Agen Pemain

Semua pendukung Manchester United jelas dibuat berang oleh Mino Raiola yang berkonfrontasi dengan Paul Scholes via Twitter mengenai Paul Pogba. Kekesalan ini menambah daftar panjang kekesalan Mino Raiola sebagai agen Paul Pogba. Mundur di tahun 2012 Pogba pindah dari Manchester United ke Juventus, di mana Sir Alex Ferguson menyatakan secara terbuka kekesalannya kepada Mino Raiola atas pindahnya Pogba ke Juventus.

Wolverhampton Wanderers kini duduk nyaman di posisi kesembilan klasemen sementara, sekaligus menasbihkan mereka sebagai klub promosi dengan posisi klasemen terbaik musim ini. Bahkan mereka satu-satunya klub yang mencuri poin dari Manchester City setelah menahan imbang 1-1. Semua menyebut nama Nuno Espirito Santo sebagai aktor penting prestasi Wolverhampton sejauh ini, namun melihat lebih dalam, nama Jorge Mendes adalah sosok penting yang abai dilihat oleh penonton.

Baca juga: Keberhasilan Wolverhampton: Buah Cinta Tiongkok dan Portugal

Dari 4 pemain inti Wolverhampton musim ini, Joao Moutinho, Ruben Neves, Rui Patricio, Diogo Jota, di bawah agensi GestiFute milik Jorge Mendes. Belum lagi ada nama Helder Costa dan Ivan Cavaleiro dan sang Manajer, Nuno Espirito Santo, yang juga di bawah naungan GestiFute.

Tidak hanya membawahi urusan pemain dan manajer, grup konglomerasi Fosun yang memiliki Wolverhampton saat ini tidak lepas dari peran GestiFute. Soalnya, karena kelompok konglomerasi asal Tiongkok ini lebih dahulu mengakuisisi GestiFute, sebelum menerima saran dari Jorge Mendes untuk berinvestasi di Wolverhampton Wanderers. Kini, dengan nama besar dan dukungan dana dari salah satu kelompok konglomerasi paling sehat di Tiongkok, Wolverhampton jelas akan menakutkan musim ini.

Pentingnya Peran Agen

Premier League sedang berwacana untuk memotong upah agen atau bahkan meniadakan upah agen di klub. Tentu saja ini akan menjadi dilema bagi sebuah klub, karena agen juga lah yang mempermudah proses negosiasi seorang pemain, baik yang akan datang ataupun akan pindah ke klub lain.

Dalam Pasal 19 FIFA Player’s Agents Regulation disebutkan bahwa agen adalah perwakilan dua pihak, yakni pemain dan klub asal pemain. Jadi tidak ada perwakilan klub dan pemain secara sepihak. Kedua kubu harus memiliki satu wakil. Tujuannya? Untuk mempermudah proses negosiasi. Karena ketika transfer bukan hanya masalah pemain yang berganti seragam namun ada klausul mengenai sponsor yang mengikat klub tujuan dengan sang pemain. Sedangkan sang agen hanya akan membawa satu perwakilan saja. Bayangkan ketika semua yang bernegosiasi menggunakan masing-masing agennya sendiri, tentu negosiasi akan menjadi alot.

Masih ingat bagaimana sosok Pini Zahavi dan rumitnya transfer Carlos Tevez dan Mascherano ke West Ham? Itulah pentingnya agen dalam transaksi. Ketika seorang pemain tidak hanya diwakili oleh satu agen namun ditambah satu lagi pihak yang berafliasi dengan sang pemain. Dalam kasus Tevez, selain Pini Zahavi ada nama Kiavash Joorabchian. Usahawan asal Iran yang juga memiliki Tevez dan seperti yang diketahui akhirnya, transfer ini berujung rumit, dimana pihak West Ham merasa dipermainkan oleh Pini Zahavi.

Kesuksesan Klub, Keuntungan Agen dan Performa Pemain

Melihat kesuksesan Wolverhampton sejauh ini, tentu kita akan sepakat bahwa kesuksesan sebuah klub juga terdapat andil dari agen pemain di dalamnya. Kini di era sepakbola yang semakin dekat dengan ranah bisnis, peran agen sangat penting. Semua Direktur Olahraga dan para Manajer akan memperhatikan apabila sang agen berbicara mengenai pemain yang ia wakili. Semakin apik kualitas agen tentu saja pemain yang direpresentasikan juga bukan pemain sembarangan.

Lalu keuntungan bagi sang pemain sendiri adalah pemain bisa lebih fokus di lapangan tanpa terpengaruh adanya perjanjian-perjanjian kontrak. Apabila sang pemain ingin pindah, ia hanya tinggal menghubungi agennya, dan sang agen akan bekerja mencarikan klub yang tepat. Pun dengan negosiasi perpanjangan kontrak, kini pemain tidak perlu menghabiskan waktu untuk membaca atau mempelajari kontrak seharian penuh. Pemain hanya tinggal mengungkapkan keinginan mereka atau syarat yang diajukan kepada klub melalui agen, sedangkan agen akan bernegosiasi dengan klub tersebut.

Keuntungan bagi agen itu sendiri, selain secara finansial mereka mendapatkan bagian dari negosiasi kontrak antara pemain dan klub. Mereka punya kekuasaan yang jauh lebih kuat, mereka bisa mempengaruhi seorang pemain untuk pindah atau bertahan. Saga transfer De Gea misalnya. Meskipun godaan Madrid sempat mempengaruhi De Gea untuk berganti seragam, sebelum kasus mesin fax yang terlambat. De Gea masih menjadi pemain Man United hingga hari ini. Tentu saja ini tidak lepas dari lobi sang agen saat itu, Jorge Mendes.

Bisa membayangkan Manchester United tanpa De Gea dalam lima musim terakhir? Tentu saja akan sangat sulit bagi United, De Gea adalah pemain terbaik United dalam lima musim terkahir. Cerita yang sama dengan yang terjadi dengan Wolverhampton, ketika agen juga memainkan peranan kunci terhadap prestasi sebuah kesebelasan. Celtic juga demikian, dominasi yang mereka nikmati di Skotlandia tidak lepas dari peranan agen Mansa Sports Management di bawah naungan Ramadi Fofana. Yang memboyong Derek Boyata dan Moussa Dembele ke Celtic.

Jadi aman rasanya untuk menyatakan peran penting agen dalam pengaruhnya terahadap kesuksesan sebuah klub. Karena harus diakui di sepakbola yang sedemikian dinamis, kini 11 pemain merupakan asset bagi sebuah klub yang harus diolah oleh pihak ketiga. Tujuannya jelas karena adanya hubungan kuat antara bisnis dan sepakbola. Semakin bagus sebuah agen, maka klub juga akan mempercayai kredibilitas pemain yang dibawanya. Jika Anda masih menyangkal pentingnya peran agen, Anda akan sama seperti Chairman West Ham David Gold, dan lihat posisi West Ham saat ini.

Baca juga: Sedot Banyak Uang, Premier League Akan Larang Upah Agen?