Hanya mengoleksi tujuh poin dari lima laga pertama La Liga 2019/2020, FC Barcelona ada di tengah krisis. Entah para petinggi klub mengakuinya atau tidak, akan tetapi Lionel Messi dan kawan-kawan mencatat rekor buruk dengan penampilan mereka. Ini merupakan awal terburuk yang pernah dirasakan klub dalam 25 tahun terakhir.
Aneh tapi nyata, firasat bahwa Barcelona akan menjalani musim yang buruk sudah ada sebelum kompetisi dimulai. Bahkan masa depan Ernesto Valverde sebenarnya jadi bahan perbicangan menjelang 2019/2020. Ketika itu, Roberto Martinez disebut jadi salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan Valverde.
Martinez bahkan membuka peluang untuk meninggalkan tim nasional Belgia dan pergi ke Camp Nou. “Saya tak dapat memberikan kepastian. Semuanya akan tergantung keputusan KNVB (Asosiasi Sepak Bola Belgia),” aku Martinez. Pada akhirnya, keputusan tidak ada di tangan KNVB, tapi direksi Barcelona. Mereka yang menjamin masa depan Valverde di Camp Nou.
Kedatangan Antoine Griezmann dan Frenkie De Jong untuk sementara menumbuhkan rasa optimis. Namun, kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Griezmann sebenarnya aktif menciptakan peluang untuk Blaugrana. Ia berkontribusi untuk empat gol dari lima partai. Tapi, Barcelona belum berhasil menerapkan permainan terbaik mereka. De Jong sendiri mengakui bahwa ia masih belajar untuk menjalani tugas yang diberikan kepada dirinya.
FOTO: Marca
“Saya harus belajar untuk menjalani tugas yang diberikan oleh pelatih [Valverde]. Sistem yang diterapkan Valverde berbeda dengan biasanya. Pasalnya, kita lebih fokus mengamati rekaman. Ia tidak menanyakan posisi apa yang nyaman bagi saya. Dia yang menentukan semuanya. Posisi pemain dan taktik yang digunakan,” aku De Jong.
“Saya memang bergerak sebagai pemain tengah di Ajax Amsterdam dan tim nasional Belanda. Tapi situasinya berbeda karena di sana kami menggunakan double pivot (dua penyanggah sekaligus penghubung lini belakang),” jelasnya.
Ucapan De Jong itu memberatkan posisi Valverde. Dari perkataan itu saja, bisa dilihat bahwa ada masalah antara komunikasi Valverde dengan para pemainnya. Pada akhirnya, masa depan Valverde menjadi semakin suram di Camp Nou. Menurut Paddy Power, tiga nama menjadi kandidat utama menggantikan Valverde: Roberto Martinez, Luis Enrique, dan Xavi Hernandez.
Xavi dan Para Senior Barcelona
FOTO: Sky Sports
Martinez adalah sosok yang sudah lama dikaitkan dengan Barcelona. Enrique terakhir menangani tim nasional Spanyol dan mundur karena masalah keluarga. Ia juga sudah pernah menangani Barcelona sebelumnya. Xavi adalah legenda Blaugrana yang tengah menangani kesebelasan asal Qatar, Al Saad.
Sebagai seorang legenda, Xavi tentu akan selalu dikaitkan dengan Barcelona. Walaupun ia memulai karier manajerialnya di Asia, suatu hari nanti dirinya pasti akan kembali ke Camp Nou. Setidaknya begitu asumsi umum yang ada. Xavi sendiri tidak menutup peluang untuk pulang. “Saya masih belajar di sini [Al Saad]. Fokus utamanya adalah memenangkan piala untuk tim ini, sekaligus belajar banyak aspek untuk masa depan. Saya tidak tahu apakah itu cukup untuk bisa melatih Barcelona,” buka Xavi.
“Apabila kembali, banyak pemain yang sudah saya kenal. Pemain-pemain seperti Messi, Luis Suarez, Jordi Alba, Gerard Pique, saya rasa tidak akan ada masalah menangani teman sendiri. Saya sudah tahu kapasitas dan kemampuan mereka. Saya juga butuh tiga sampai 10 pemain yang sudah saya kenal di sana. Mungkin sebagai pelatih,” jelasnya.
Apa yang diminta Xavi adalah hal masuk akal. Mengisi ruang ganti dengan para veteran bisa jadi kunci untuk membangkitkan Barcelona. Mereka sudah tahu apa yang diharapkan suporter dan bagaimana untuk menerapkan filosofi klub.
Hal ini pernah jadi senjata Gary Rowett ketika dipercaya menangani Birmingham City. Membawa Kevin Summerfield, Poole, dan Mark Sale sebagai pelatih. Semuanya adalah mantan pemain Birmingham. The Blues pun bangkit bersama Rowett dan kawan-kawan.
Perlu Proses Sebelum Xavi Pulang
FOTO: Sky Sports
Jika Xavi punya ide yang sama, bukan masalah. Itu sudah terbukti berhasil. Masalahnya, pemain-pemain yang disebut Xavi masih bermain. Apabila ia datang dan mengandalkan teman-temannya di atas lapangan, hal itu bisa menghambat proses regenerasi Barcelona.
Regenerasi menjadi masalah Blaugrana setelah kehilangan begitu banyak pemain muda ke kesebelasan lain, termasuk Takefusa Kubo ke Real Madrid. Regenerasi juga seperti prioritas klub dengan mempercayakan Patrick Kluivert di balik layar dan kehadiran sensasi baru tim, Ansu Fati. Sebaiknya Barcelona mencari sosok yang bisa memberi landasan sebelum Xavi pulang.
Biarkan Barcelona membangun tim tanpa muka-muka lama seperti Pique, Messi, dan Alba. Membentuk tulang punggung baru tim. Barulah Xavi pulang melanjutkan tradisi. Apalagi untuk saat ini, Xavi sempat mengaku belum siap untuk pulang.
“Mereka mengatakan saya akan menjadi nakhoda Barcelona di masa depan. Tapi saat ini saya belum siap. Kita harus bersabar dan menunggu saja, apakah hal itu benar-benar akan terjadi. Untuk saat ini saya baru bisa menangani Qatar atau mungkin tim muda Barcelona,” aku Xavi di Juni 2019. Mungkin Ronald Koeman bisa jadi opsi?