Mungkinkah RB Leipzig Menjuarai Bundesliga 2019/2020?

VfL Wolfsburg, Schalke, Borussia Dortmund, sejak 2012/2013 mereka adalah pesaing utama Bayern Munchen di papan atas 1.Bundesliga. Namun, tak yang berhasil merebut posisi puncak dari Die Roten. Selama tujuh musim berturut-turut Bayen selalu keluar sebagai jawara divisi tertinggi sepakbola Jerman.

Akan tetapi pada 2016/2017 penantang baru muncul dalam bentuk RB Leipzig. Sekalipun kedatangan RBL dipenuhi kontroversi, kesebelasan yang disokong perusahaan minuman energi Austria itu merasakan empat kali promosi dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Dihuni pemain-pemain seperti Bernardo (Brighton & Hove), Oliver Burke (West Bromwich Albion), dan Naby Keita (Liverpool), anak-anak asuh Ralph Hasenhüttl mengakhiri musim pertama mereka di 1.Bundesliga dengan menduduki peringkat kedua.

Unggul tiga poin dari Dortmund. Bahkan melemapar Borussia Monchengladbach dan Bayer Leverkusen ke papan tengah. Padahal di musim sebelumnya (2015/2016), keduanya duduk di empat besar dan lolos ke Liga Champions.

Pada musim yang sama dengan kemunculan RB Leipzig di 1.Bundesliga, satu kesebelasan lain juga mencuri perhatian dunia dengan menunjuk pelatih termuda dalam sejarah liga.

TSG Hoffenheim mempercayakan tim utamanya kepada Julian Nagelsmann. Mantan bek tim cadangan Augsburg yang sudah enam tahun terlibat dalam tubuh Hoffenheim. Sejak dirinya menjabat sebagai asisten pelatih di tim U17 mereka. Nagelsmann baru berusia 28 tahun ketika dipercaya mengasuh Niklas Sule dan kawan-kawan.

Meskipun belum genap kepala tiga, Nagelsmann berhasil membuktikan kemampuannya dari pinggir lapangan. Dirinya mengantar Hoffenheim ke peringkat empat klasemen akhir 1.Bundesliga. Posisi tertinggi klub sejak promosi dari 2.Bundesliga pada 2007/2008.

Nagelsmann langsung dijuluki sebagai ‘Baby Mourinho’ oleh berbagai media. Ia pun bisa membuktikan bahwa prestasi yang ia raih di musim pertamanya bukan sebuah kebetulan. Hoffenheim memperbaiki posisi mereka di musim selanjutnya dengan duduk di peringkat tiga klasemen akhir 1.Bundesliga. Lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.

Nama Nagelsmann diincar berbagai kesebelasan. Mulai dari raksasa Jerman, Bayern Munchen. Hingga disebut sebagai pengganti Zinedine Zidane di Real Madrid. Namun, Nagelsmann justru memilih RB Leipzig.

“Real Madrid sebenarnya memanggil saya. Tidak ada satupun orang di dunia sepakbola yang berani menolak panggilan tersebut. Tapi saya masih muda, suatu saat nanti mereka akan kembali. Saya belum mau meninggalkan Jerman,” aku Nagelsmann.

“Saya meraih semua ini berkat Hoffenheim. Saya sangat berterimakasih pada pihak klub. Tapi, demi kelancaran tim di masa-masa terakhir saya sebagai pelatih, pengumuman ini [ke RB Leipzig] dibutuhkan. Masa depan saya sudah jelas dan kita semua bisa fokus secara profesional” jelasnya.

Nagelsmann dipercaya bisa mengangkat derajat sekaligus membangun masa depan RB Leipzig. Ia pun setuju dan menjadikan hal itu sebagai prioritas utama di Leipzig. Ambisi pertama: Melengserkan Bayern Munchen dari tahta juara 1.Bundesliga.

“Saya rasa kita bisa jadi pesaing Bayern. Melihat berbagai perubahan manajerial yang terjadi di 1.Bundesliga 2019/2020, saya rasa ini merupakan musim paling merata dalam beberapa tahun terakhir,” buka Nagelsmann.

“Ambisi itu penting dan menyenangkan untuk semua tim. Jadi bagi kami yang ingin menjadi pesaing Bayern, harus ingat juga ke kesebelasan lainnya,” lanjutnya. Ambisi Nagelsmann dan RB Leipzig di 2019/2020 mungkin terlalu tinggi. Tapi entah mengapa terdengar realitis.

Masalah Bayern dan Dortmund

Foto: Mundo Deportivo

RB Leipzig memiliki modal besar untuk menantang Bayern dan menjuarai 1.Bundesliga. Musim 2019/2020 akan menjadi kampanye ke-empat mereka di divisi tertinggi sepakbola Jerman. Dari tiga musim terdahulu, RBL hanya sekali keluar dari lima besar.

Hanya dalam waktu singkat, mereka memang sudah diakui menjadi salah satu kekuatan di Jerman. Sekarang nakhoda muda penuh potensial seperti Nagelsmann memegang kendali tim. Kedua faktor itu saja sudah memberi modal besar untuk RBL. Apalagi jika ditambah dengan masalah yang dihadapi langganan dua besar 1.Bundesliga: Bayern dan Dortmund.

Dortmund yang jadi unggulan untuk menjuarai musim 2018/2019 sering kali gagal tampil dalam laga-laga krusial. Termasuk dibantai Bayern 5-0 di Allianz Arena. Rekor pertahanan anak-anak asuh Lucien Favre juga buruk musim lalu. Bahkan Monchengladbach yang duduk di peringkat lima klasemen akhir 1.Bundesliga 2018/2019 kebobolan lebih sedikit daripada Dortmund (42:44).

Favre menggelontorkan lebih dari 100 juta Euro untuk memperbaiki hal itu. Mendaratkan Mats Hummels, Nico Schulz, dan Mateu Morey untuk memperkuat lini belakang. Sialnya di depan pun Favre juga lemah. Topskorer BVB musim lalu, Paco Alcacer, tak bisa diandalkan karena lebih sering mencetak gol saat jadi pemain pengganti dibandingkan main 90 menit penuh.

***

Bayern juga bukan tanpa masalah. Setelah ditinggal Arjen Robben dan Franck Ribery, Die Roten seperti kurang pede dengan sisi sayap mereka. Walaupun sudah memiliki Alphonse Davies, Serge Gnabry, dan Kingsley Coman, Bayern terus mencari sayap.  Callum Hudson-Odoi, Wilfried Zaha, Nicolas Pepe, Leon Bailey, hingga Leroy Sane dikaitkan.

Tapi, Hudson-Odoi sudah pasti bertahan di Chelsea. Tanda tangan Pepe diamankan Arsenal. Zaha dipatok dengan harga tinggi oleh Crystal Palace. Sementara perlakuan Bayern kepada Sane sudah membuat Manajer Manchester City, Pep Guardiola kesal. Sektor sayap menjadi fokus utama Bayern di musim panas 2019. Namun, tak ada satupun yang bisa didaratkan.

Bahkan, Manuel Neuer yang dipercaya menjadi kapten Bayern pun juga membuat masalah di ruang ganti. Agen dari penjaga gawang Jerman itu mengatakan bahwa kliennya merasa tidak puas dengan kondisi Bayern. “Neuer selalu terdorong untuk sukses. Namun, kondisi Bayern saat ini kurang kompetitif dan terlihat tidak bisa memenuhi ambisi Neuer,” ungkap Sang Agen. Ucapan itu tentu diprotes dan membuat manajemen Die Roten panas.

Masalah RB Leipzig dan Kandidat Lain

Foto: Bundesliga

Melihat kondisi Bayern dan Dortmund, RB Leipzig yang stabil selama mengarungi divisi tertinggi Jerman terlihat punya peluang besar untuk melengserkan Die Roten. Mereka tak banyak mengubah komposisi tim. Tidak memerlukan waktu adaptasi, berpengalaman, dan diasuh nakhoda kelas dunia yang terkenal handal memaksimalkan pemain-pemain muda yang memenuhi RB Leipzig.

Tapi bukan berarti mereka tidak memiliki masalah. Nagelsmann perlu memastikan bahwa penyerang andalan RBL, Timo Werner bisa dipercaya untuk membantu timnya menjuarai 1.Bundesliga. Pasalnya, Werner sejak lama dikaitkan dengan Liverpool dan Bayern. Ia juga masih menolak perpanjangan kontrak dari pihak klub.

Jika kondisinya terus seperti ini, RBL bisa kehilangan Werner secara cuma-cuma. Mereka bukan hanya akan rugi secara finansial. Tapi fokus Werner di atas lapangan juga dapat terpengaruh dengan masa depan yang abu-abu di klub.

Lagipula, seperti kata Nagelsmann, bukan hanya Bayern yang perlu mereka pikirkan jika ingin menjadi juara 1.Bundeliga. Bayer Leverkusen bisa menjadi kuda hitam yang merusak ambisi RBL dan Nagelsmann untuk mengakhiri musim 2019/2020 sebagai juara liga.

Dalam lima musim terakhir, Bayer telah memperlihatkan peningkatan signifikan. Selama periode tersebut, mereka hanya satu kali absen dari kompetisi antar klub Eropa. Namun, setelah mengakhiri musim 2016/2017 di luar 10 besar, Bayer langsung kembali ke habitat mereka. Bahkan mengakhiri musim 2018/2019 di empat besar 1.Bundesliga.

Dari semua penantang Bayern di musim-musim sebelumnya, Bayer adalah kesebelasan yang paling konsisten (selain Dortmund). Sekalipun kehilangan Julian Brandt, mereka telah mendaratkan Kerem Demirbay, Moussa Diaby, Nadim Amiri, dan Daley Sinkgraven untuk memperkuat tim.

Jadi, sekalipun peluang RB Leipzig untuk melengserkan Bayern cukup besar, hal itu tidak akan mudah untuk terjadi. Pada 2018/2019, Dortmund bahkan bisa terjungkal di masa-masa penutupan liga.