Mauro Icardi akan menggunakan nomor punggung baru di Inter Milan. Nomor sembilan yang sudah ia gunakan sejak 2013 dioper ke Romelu Lukaku. Diboyong dengan dana 65 juta Euro dari Manchester United, Lukaku jadi pemain termahal yang pernah didaratkan Inter sepanjang sejarah klub. Inter pun memberi nomor punggung penyerang utama di Giuseppe Meazza. Nomor yang sebelumnya pernah berada di punggung Ronaldo Nazario, Samuel Eto’o, dan Icardi. Sementara Icardi menggunakan nomor tujuh.
Perubahan nomor punggung itu tentu tidak cukup membuat Icardi ingin pergi dari Kota Milan. Football Italia mengatakan bahwa Icardi sudah kembali ke latihan bersama Inter. Sementara istri sekaligus agennya, Wanda Nara, memberi kode di sosial media dengan mengunggah foto bersama para pendamping pemain Inter dan memberikan judul “Satu tahun lagi bersama-sama”.
Tentu unggahan foto tersebut seharusnya tidak menjadi jawaban dari masa depan Icardi yang abu-abu di Inter. Namun, sikap Nara juga sejalan dengan laporan FcIN yang merasa Icardi akan tetap berseragam Nerazzurri di 2019/2020.
Un nuevo año juntas pic.twitter.com/G28O6mQ2TO
— wan (@wanditanara) August 23, 2019
“Apa yang ia alami selama periode ini [bursa transfer] telah membakar semangat dalam dirinya. Icardi seperti berniat untuk balas dendam. Inter sudah bertahun-tahun menahan dia seperti seorang tawanan dan tiba-tiba ingin membuangnya. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” tulis FcIN.
Sudah bertahun-tahun memang jasa Icardi dikaitkan dengan kesebelasan lain. Terutama ke Manchester United. Tetapi baru di 2019, Inter jadi dalang utamanya. Relasi Icardi dan Inter sudah rusak sejak Luciano Spalletti menangani Nerazzurri di 2018/2019. Spalletti pergi dan digantikan dengan Antonio Conte. Icardi bukannya mendapat nafas segar, ia justru benar-benar ingin dibuang dari Giuseppe Meazza.
Menurut Fabrizio Romano yang bekerja untuk Guardian, Sky Sports, dan Calciomercato, mengatakan bahwa keinginan Conte melihat Icardi pergi adalah akhir dari karier pemain Argentina itu di Nerazzurri. “Conte ingin Icardi pergi. Icardi juga ingin pergi. Namun dia [Icardi] kemudian berubah pikiran. Sialnya, Conte tetap ingin dia pergi. Game over,” tulis Romano.
Anti-Juventus
Foto: Calcio Web
Icardi bukan sepi peminat. Hampir semua kesebelasan ternama di Serie-A siap untuk menampung dirinya. Bahkan Atletico Madrid, AS Monaco, dan Paris Saint-Germain juga berminat. Dari semua kesebelasan yang meminati Icardi, Napoli disebut menjadi pelari terdepan. Tim asuhan Carlo Ancelotti itu bahkan kabarnya rela mengorbankan Arkadiusz Milik dan 20 juta Euro untuk ditukar dengan Icardi.
Masalahnya, Juventus yang telah memiliki Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, dan Cristiano Ronaldo di lini depan juga berminat kepada Icardi. Gianluca Di Marzio pun melaporkan bahwa Icardi hanya ingin pindah ke Juventus. Padahal setelah Bianconeri membentuk ‘galacticos’, berbagai kesebelasan Serie-A dipercaya melakukan gerakan anti-Juventus selama musim panas 2019. Hal ini diawali dengan penjualan Kostas Manolas ke Napoli.
“Napoli bisa dibilang sebagai kesebelasan yang membenci Juventus. Pertama mereka mendapatkan Manolas dari AS Roma. Jika Icardi juga mendarat di Naples, itu menjadi kemenangan tersendiri bagi mereka,” kata mantan bek Juventus, Moreno Torricelli.
Napoli bukan satu-satunya kesebelasan yang menerapkan anti-Juventus. Kesebelasan yang masih memiliki kontrak Icardi, Inter Milan, juga sama. “Conte dan Beppe Marrotta datang dengan membawa mental juara. Juventus memang masih lebih unggul dari Inter. Namun, Inter membangun kesebelasan untuk menjadi pesaing Juventus untuk bertahun-tahun ke depan,” kata mantan bek Inter, Salvatore Fresi.
Dengan kata lain, Inter tidak akan memberikan Icardi ke kesebelasan yang ingin mereka saingi. Sekalipun mungkin di Turin, Icardi bisa bersaing dengan Mario Mandzukic dan lain-lain, Inter tidak mau melepasnya. Masalahnya, Juventus juga tidak mau mengaku bahwa mereka tidak lagi meminati Icardi.
Napoli Lebih Baik dari Juventus
🛩 Riviviamo l’arrivo a Napoli di @HirvingLozano70 😍
💙 #ForzaNapoliSempre #WeAreAllBrothers #OneCityOneClubOnePassion pic.twitter.com/PHqIotF8gP
— Official SSC Napoli (@sscnapoli) August 23, 2019
Pavel Nedved sendiri sudah mengatakan bahwa Juventus siap memberikan Higuain dan Dybala tempat di Turin. “Dybala tidak akan pernah menjadi masalah. Dia adalah pemain hebat. Maurizio Sarri mau menggunakannya sebagai seorang false 9. Jadi tidak masalah juga jika kami memiliki Dybala dan Higuain secara bersamaan,” kata mantan gelandang Ceko tersebut.
Keputusan Juventus untuk mempertahankan Dybala, Higuain, Mandzukic, dan Ronaldo membuat Icardi memiliki terlalu banyak saingan di Turin. Bahkan Bianconeri rela untuk mengorbankan Moise Kean dan menjualnya ke Everton karena lini depan sudah penuh, sesak. Napoli adalah pilihan terbaik untuk Icardi.
I Partenopei baru mendaratkan Hirving Lozano dari PSV Eindhoven. Pemain asal Meksiko itu ditebus dengan dana 38 juta Euro oleh Napoli. Membuat lini depan Ancelotti semakin menyeramkan dengan José Callejón, Lorenzo Insigne, dan Dries Mertens juga tersedia di pilihannya. Bayangkan jika Icardi juga mendarat di San Paolo. Mereka bisa benar-benar menakutkan Juventus di 2019/2020.
“Jika Icardi bergabung dengan Napoli, saya bisa melihat Ancelotti menjadi pesaing utama Juventus. Mereka bahkan bisa berada di atas Bianconeri. Napoli dan Inter Milan sepertinya paham bahwa Serie-A kali ini akan berbeda dari biasanya,” ungkap mantan bek AS Roma, Sebastiano Nela.
***
Napoli telah memberikan tenggat waktu kepada Icardi untuk menjawab tawaran mereka. Namun, Paulo Cando yang bekerja untuk Sky Sports dan Gazzetta dello Sport merasa I Partenopei akan tetap menunggu Icardi sekalipun tenggat waktu itu berlalu. “Mereka tak akan memenuhi tenggat itu. Setelah lewat, mereka akan tetap menunggu. Potensi Icardi main di bawah Ancelotti terlalu menggiurkan,” kata Cando.
Icardi perlu sadar bahwa Juventus memiliki terlalu banyak penyerang. Juventus perlu mundur dari persaingan dan Napoli akan mendapatkan Icardi. Bertahan di Inter Milan bukanlah pilihan. Nomor punggung tujuh tak berarti apa-apa di Giuseppe Meazza. Lihat saja siapa yang menggunakannya sebelum Icardi: Yann Karamoh, Geoffrey Kondogbia, João Cancelo, Dani Osvaldo, Ishak Belfodil, tak ada satupun yang digunakan dengan baik oleh Nerazzurri. Icardi siap bernasib seperti mereka?