Pengaruh Besar nan Singkat Rooney di Ibu Kota Amerika Serikat

Foto: Washington Post

Hanya satu tahun setelah pergi meninggalkan Everton untuk membela DC United, Wayne Rooney memutuskan untuk kembali ke Inggris. Bukan Manchester United atau the Toffees yang menjadi pelabuhan terakhirnya di Tanah Ratu Elizabeth. Melainkan kesebelasan divisi dua, Derby County.

Rooney akan kembali ke Inggris pada Januari 2020 sebagai pemain sekaligus pelatih di Pride Park. “Saya sudah mulai mengambil linsensi kepelatihan sejak beberapa tahun lalu. Namun belum selesai. Semua proses memang harus dijalani karena ada kualifikasi tertentu untuk menjadi seorang pelatih,” buka Rooney.

“Saya sudah bicara mengenai hal ini dengan pelatih-pelatih di Everton dan DC United. Sama seperti saat Ryan Giggs berdiskusi dan menganalisis pertandingan bersama Louis van Gaal. Jika Anda senang melakukannya, semua orang pasti akan tahu,” kata Rooney.

Derby County menjadi tempat pertamanya menjalani tugas sebagai pelatih. Dirinya pun mematok target tinggi untuk the Rams. “Derby County merupakan kesebelasan ambisius. Mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk membangun tim. Saya rasa pengalaman yang ada bisa membantu mereka untuk melangkah ke level selanjutnya,” ungkap pemain berjuluk Wazza tersebut.

Kedatangan Rooney di Pride Park mungkin sedikit mengejutkan. Pasalnya, Rooney bukan hanya andalan di DC United. Namun juga kapten dari kesebelasan asal Ibu kota Amerika Serikat tersebut. Dalam waktu singkat, Rooney mengubah DC United yang dikenal sebagai kesebelasan terburuk di Major League Soccer (MLS) jadi salah satu penghuni papan atas.

Hingga 8 Agustus 2019, Rooney sudah mencetak 23 gol dan mengarsiteki 12 lainnya untuk DC United. Tampil 44 kali, termasuk di fase playoff MLS Cup. Sesuatu yang ada di luar akal sehat penikmat MLS.

Mengingat satu tahun sebelum Rooney datang, DC United menduduki dasar klasemen zona timur. Mengoleksi sembilan kemenangan dari 34 laga klub yang pernah dibela oleh Syamsir Alam itu hanya unggul dari LA Galaxy di klasemen keseluruhan.

Tapi kemudian Rooney datang, semuanya berubah. DC United bahkan tidak terkalahkan dalam sembilan laga terakhir mereka di musim reguler MLS 2018. “Rooney adalah contoh bagaimana seorang pemain bisa mengubah nasib seluruh tim,” tulis Laurel Pfahler di WCPO Cincinnati. “Rooney memulai revolusi di DC United,” tulis Graham Ruthven dari Guardian.

Standard Utama DC United

Foto: MLS Soccer

Bek DC United Steve Birnbaum juga sependapat dengan Ruthven. “Kedatangan Rooney telah mengubah segalanya dari latihan hingga kultur klub. Kami para pemain, melihat bagaimana etos kerja Rooney dan semuanya ingin bisa berlatih sekuat dirinya. Ia jadi standard utama dan tiap pemain ingin mencapai hal tersebut,” aku Birnbaum.

“Rooney bukanlah pemain yang banyak ulah. Dirinya selalu semangat namun tidak terlalu berlebihan. Selalu tenang. Rooney bisa memperlihatkan kemampuan terbaiknya di situasi-situasi sulit dan pertandingan penting. Ia jadi contoh untuk pemain-pemain lain terutama mereka yang masih muda. Keberadaan Rooney sangat menguntungkan bagi kami,” ungkap Penjaga Gawang DC United Bill Hamid.

Awalnya ketika DC United mendatangkan Rooney, beberapa pihak melemparkan kritik. Martin Rogers dari USA Today misalnya. Ia merasa DC United seharusnya lebih mengikuti cara tim MLS lainnya yang mulai fokus ke pemain-pemain muda. Atalanta United memulai tren tersebut dan mereka langsung juara di musim pertamanya di MLS.

Ia awalnya dikira hanya ingin menikmati kucuran dana besar yang diberikan DC United. Dengan gaji mencapai 3,5 juta Dollar per tahun, asumsi itu wajar. Akan tetapi setelah Wazza mengangkat penghuni dasar klasemen zona timur MLS 2017 ke peringkat empat dan lolos playoff, tidak ada yang bisa mengatakan hal buruk soal Rooney.

Keberhasilan Rooney di DC United tentu tidak lepas dari pengaruh Ben Olsen selaku kepala pelatih. Memasuki tahun kedua dan terakhirnya bersama DC United, Rooney pun semakin menggila. Olsen sangat senang melihat hal ini. “Itulah Rooney, dia tidak pernah berubah. Dirinya selalu dekat dengan rekan-rekan satu timnya. Tak pernah absen latihan dan jadi sosok yang dihormati di dalam tim,” kata Olsen.

Mengangkat Derajat DC United di Luar Lapangan

Foto: MLS Soccer

Tapi, pengaruh Rooney lebih dari sekedar performa di atas lapangan atau atmosfer ruang ganti. Ia juga mengangkat status DC United menjadi tim olahraga terbaik di Washington.

Bahkan Washington Wizard yang bermain di NBA dan pernah dibela pemain-pemain sekelas Dwight Howard atau Michael Jordan kabarnya sudah mulai terancam oleh keberadaan DC United. Rooney mengangkat nilai sponsor yang diterima DC United. Juga membantu rekan-rekan satu timnya mendapat sorotan dari kesebelasan Eropa.

Rooney sempat memuji gelandang DC United, Lucas Acosta, sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah merumput bersamanya. “Dia muda dan berbakat. Acosta harus tahu kesebelasan apa saja yang menginginkan jasanya dan memilih pilihan terbaik. Ia adalah salah satu pemain yang pernah bermain bersama saya dan dirinya pasti akan ada di level lebih tinggi jika terus belajar dan termotivasi,” puji Rooney.

Alhasil, Manchester United pun mengirim pemandu bakat ke Amerika Serikat untuk melihat kualitas Acosta secara langsung. Selain Acosta, gelandang kelahiran 8 Februari 2000, Chris Durkin, juga mulai diminati berbagai kesebelasan Eropa. Menurut laporan yang beredar, DC United sudah menolak tawaran Benfica dan Hannover 96 untuk Durkin. Namanya kemudian dikaitkan dengan mantan klub Rooney lainnya, Everton.

Minim Raihan Piala

Foto: Zimbio

Dengan pengaruh seperti itu, Rooney mungkin bisa disamakan dengan David Beckham ketika pindah dari Real Madrid ke LA Galaxy. Tapi lebih spesifik dalam lingkup DC United dan sepakbola Washington. Pasalnya, pamor MLS sudah tidak perlu diangkat lagi seperti saat Beckham mendarat di Los Angeles.

Pergi meninggalkan Amerika Serikat pada Januari 2020, Rooney akan tetap masuk dalam bagian sejarah DC United lewat periode singkatnya di Audi Field. Namun tugasnya belum berakhir. Saat pertama datang, Rooney mengatakan bahwa dirinya akan meninggalkan warisan di DC United. Warisan itu berupa MLS Cup.

“Saya datang ke sini dengan sebuah ambisi. Suatu saat nanti wajah saya akan dipajang di ruang ganti DC United. Waktu pemain-pemain di masa depan datang, mereka pun akan berkata: ‘Itu adalah kapten yang membangkitkan tim kita dan memberikan piala’,” ungkap Wazza.

DC United sudah bangkit. Tapi belum meraih piala bersama Rooney. Sebelum pergi ke Derby County, hal itupun harus menjadi fokusnya. Jika ia berhasil mengangkat MLS Cup bersama DC United, mungkin dirinya akan jadi lebih dekat dengan status Beckham.

Berkat keberhasilanya selama dua tahun saja, DC United mulai bisa menarik perhatian Eropa. Dikaitkan dengan pemain sekelas Mesut Ozil. Sama seperti LA Galaxy yang tak pernah kehabisan bintang setelah Beckham pergi.

Apalagi jika mereka berhasil menjuarai MLS Cup, DC United mungkin tidak hanya akan diminati pemain-pemain top Eropa. Tapi mereka juga bisa menarik talenta-talenta muda terbaik dari berbagai penjuru dunia untuk memulai karier dan mengejutkan Benua Biru.