Jika saja Hans Gamper tidak singgah di Katalunya untuk mengunjungi sang paman dalam perjalanannya menuju Afrika, mungkin sampai saat ini kita tidak akan mengenal FC Barcelona. Hans Gamper yang berprofesi sebagai akuntan sekaligus pebisnis ini, sangat mencintai sepakbola. Ia pernah bermain di berbagai klub dan juga menjadi komlumnis harian olahraga di Swiss. Tercatat ia pernah membela FC Excelsior Zurich, FC Zurich dan FC Basel.
Kisah panjang FC Barcelona yang dibangun oleh pria Swiss ini banyak diasosiasikan dengan FC Basel. Keduanya, sama-sama memakai warna merah (marun) dan biru untuk kostum bertandingnya. Ketika teori tersebut menjadi pengetahuan umum, ternyata diketahui bahwa klub lama Gamper, Excelsior Zurich pun sama-sama memakai warna merah dan biru saat bertanding di lapangan.
Satu fakta lainnya yang cukup mengejutkan adalah klaim dari pihak Crosby Merchant Taylor School di Inggris. Mengutip dari laman Guardian, fakta tersebut diungkapkan oleh penulis buku yang berjudul ‘Barca’, yaitu Jimmy Burns. Ia menganggap bahwa Arthur Witty, salah satu pemain pertama Barca dahulu kala yang merupakan pria asal Inggris, adalah orang yang mengekspor kostum Barca pertama kali dari Merseyside, Inggris. Klaim ini juga diperkuat oleh pernyataan mantan kepala sekolah mereka, Pendeta Luft, yang menyatakan bahwa FC Barcelona saat ini terinpirasi dengan warna yang sekolah mereka pakai sebelumnya.
Entah siapa yang benar atau siapa yang salah, namun teori Excelsior Zurich, FC Basel, dan Crosby Merchant Taylor School, ini memang cukup masuk akal. Mudahnya, Gamper mungkin ingin kostum Barca saat itu berwarna merah biru seperti klubnya dahulu, dan permintaan tersebut ditanggapi oleh Witty yang mengetahui bahwa ada kostum di kampung halamannya yang bisa dijadikan referensi dan bisa dibeli. Well, siapa yang tahu, kan?
Baca juga: FC Barcelona dan Hubungan Kesebelasan dengan Corak Jersey Sama
Hubungan FC Barcelona dan SD Eibar
Setelah banyaknya versi asal-usul warna kostum Barca sejak lampau, klub lainnya di La Liga yaitu Eibar yang memakai warna merah marun biru ini ternyata memang ada hubungannya dengan El Barca. Saat awal bediri pada 1944 lalu, Eibar merupakan klub kecil di daerah Basque akhirnya diberi pinjam kostum Barca oleh Federasi Sepakbola daerah Guipuzcoan. Namun dengan status Eibar yang merupakan klub liliput di kala itu, mereka tak mampu membeli jersey pasca peminjaman tersebut dan sampai sekarang, warna tersebut terus dipakai oleh Eibar sebagai warna kebanggan mereka.
Discover the origin of our colours. When Eibar played in @FCBarcelona jerseys 🔴🔵 [English subs] #EibarHistory pic.twitter.com/LYCnMVnB2y
— SD Eibar (@SDEibar) February 20, 2018
Kisah panjang antara sang raksasa dan sang liliput ini tak terhenti di urusan pinjam-meminjam jersey saja di tahun 1944 lalu. Pada musim 1987/1988, Eibar yang akhirnya bermain di Segunda Division A harus mencari kostum bertanding. Kitman mereka, Zapico, memutuskan membeli kostum Barca yang disponsori oleh apparel Meyba di pusat perbelanjaan Corte Ingles ketimbang harus memproduksi ulang sedari awal. Ia bercerita juga kalau ia harus mencabut logo Barca di bagian dada dan menggantinya ke logo Eibar setelahnya.
Meski bukan masalah kostum, kisah lainnya antara Eibar dan Barca ini terjadi pada 2014 lalu, saat Barca melawan Atletico Madrid. FC Barcelona yang gagal juara La Liga di laga terakhir, harus merelakan confetti (hiasan potongan kertas) yang telah mereka persiapkan sebelumnya, akhirnya dibeli setengah harga oleh pihak Eibar untuk merayakan keberhasilan mereka promosi ke La Liga. Eibar dan FC Barcelona memang cukup akrab kelihatannya, ya.
Baca juga: Keajaiban Girona di Pentas La Liga
Warna Kostum dan Donasi Kesebelasan Lain
Pengaruh Barca ini ternyata sampai ke Inggris lagi pada 1970-an lalu. Crystal Palace yang awalnya memiliki warna kostum yang sama dengan Aston Villa (karena Villa memang membantu Palace lewat donasi kostumnya), ternyata berubah total ketika Macolm Allison menjabat sebagai pelatih di Palace. Warna biru dan merah marun menjadi warna baru kostum Palace yang terinpirasi dari Barca dan mengubah maskot serta julukan Palace menjadi The Eagles karena terinspirasi dari Benfica. Allison ingin Palace bisa tertular dari kesuksesan Barca dan Benfica.
Klub Spanyol lainnya yang mempunyai keterikatan karena warna kostum adalah Athletic Bilbao dan Atletico Madrid. Kedua tim yang memakai warana strip merah putih saat ini diyakini dahulunya sama-sama memakai strip biru putih layaknya Blackburn Rovers di Inggris. Pun jika melihat sejarah, pendiri Atletico Madrid adalah tiga mahasiswa asal Basque (daerah region asal Bilbao) yang terinspirasi klub lokalnya tersebut. Pada awal berdiri, Atletico Madrid bahkan dianggap sebagai ‘klub cabang’ dari Athletic Bilbao itu sendiri.
Saat 1911 lalu, diceritakan Athletic Bilbao  ini mulai kesulitan mencari kostum biru putih tersebut. Joan Elorduy yang merupakan mahasiswa asal Bilbao yang bermukim di Madrid akhirnya pulang dari Inggris membawa kurang lebih 50 helai kostum berwarna merah dan putih layaknya Southampton dan Sunderland. Alasannya adalah harganya lebih murah, mudah didapat dan warnanya cukup mirip dengan bendera daerah Bilbao. Imbas pergantian kostum ini juga akhirnya menular ke Atletico Madrid. Bedanya, Atletico Madrid tetap memakai celana warna biru seperti sebelumnya saat masih berkostum biru putih.
Tulisan Zakky lainnya: Sergio Ramos dan Izin Buang Air di Tengah Pertandingan
Donasi dan Terinspirasi
Menarik mundur lagi, kisah kostum belang merah putih milik Sunderland ini pun bukan semata-mata asli dari pemikiran mereka melainkan pemberian dari South Bank FC. Laman Guardian menuliskan bahwa saat itu Sunderland mengalami kesulitan finansial dan South Bank FC berinisiatif untuk membantu mereka lewat kostum bertanding. Jadilah hingga saat ini, Sunderland terus memakai kostum belang merah dan putih warisan South Bank FC tersebut.
Jika kisah-kisah sebelumnya terkesan bahwa klub Spanyol yang terinspirasi dari klub luar, maka Real Madrid sudah sejak berdirinya menggunakan kostum putih-putih seperti saat ini. Sempat sekali pada tahun 1925, El Real terinpirasi dengan kostum klub Inggris Corinthian FC yang menggunakan kostum abu-abu dan celana hitam. Sayangnya, kostum tersebut tak bertahan lama (hanya semusim) karena dianggap membawa sial bagi klub. Sekembalinya ke warna keramat putih-putih, Madrid kembali merajalela.
Kedigdayaan Real Madrid di Eropa memang layak menjadi panutan bagi klub lain. Klub asal Inggris, Leeds United mengubah warna kostum mereka menjadi putih-putih. Adalah Don Revie, pelatih Leeds saat itu yang mengubah kebiasaan Leeds memakai kostum warna biru dan kuning menjadi warna keramat Los Blancos pada tahun 1961. Maklum saja, Real Madrid memang mendominasi Piala Champions sejak 1955 sampai 1960 dengan juara lima kali berturut-turut dan merupakan tim yang paling disegani di eropa dari dahulu hingga detik ini.