Musim 2009/2010, Abel Resino, Manajer Atletico Madrid dibuat pusing. Atletico Madrid di awal musim kehilangan dua penjaga gawang sekaligus. Padahal keduanya adalah andalan Atletico selama beberapa musim yakni Leo Franco yang pindah ke Galatasaray dan Gregory Coupet yang hengkang ke PSG.
Atletico Madrid menyiapkan Sergio Asenjo sebagai kiper utama dan ada nama Roberto yang didatangkan dari Recreativo Huelva plus mempromosikan Joel Robles dari akademi. Penampilan ketiga penjaga gawang ini tidak memuaskan. Abel Resino kemudian mempromosikan penjaga gawang lain dari akademi, David De Gea.
Cederanya Asenjo, labilnya penampilan Joel Robles dan Robert, membuat De Gea didapuk menjadi penjaga gawang utama. Debut De Gea menghadapi Real Zaragoza mengundang decak kagum. Refleks dan ketenangan De Gea di bawah mistar, membawa Atletico Madrid menang 2-1, kemenangan pertama di La Liga bagi Atletico musim itu.
Setelahya, De Gea tidak tergantikan di Atletico Madrid sampai akhirnya membuat Sir Alex Ferguson memboyongnya ke Old Trafford musim 2011/2012. Kini De Gea adalah penjaga gawang kelas dunia dan andalan bagi Manchester United.
Maju ke awal musim 2018/2019, Athletic Bilbao memiliki kasus serupa dengan Atletico Madrid 10 musim sebelumnya. Bilbao kehilangan penjaga gawang andalan mereka, Kepa Arrizabalaga, ke Chelsea dengan rekor transfer sebagai kiper termahal di Dunia. Meskipun demikian, Athletic Bilbao menyiapkan penggantinya, Alex Remiro, Iago Herrerin, dan penjaga gawang dari akademi, Unai Simon.
Baca juga: Kepa Arrizabalaga Punya Talenta untuk Bayar Harga
Liga belum dimulai, masalah Athletic Bilbao muncul. Alex Remiro, menolak perpanjangan kontrak. Eduardo Berizzo mengambil langkah tegas dengan membekukan status Remiro di tim utama. Badai permasalahan penjaga gawang belum usai. Iago Herrerin harus menepi karena cedera. Praktis, nama Unai Simon menjadi tumpuan bagi pertahanan Athletic Bilbao di usia yang masih muda, 21 tahun.
Baca juga: Siapa Kepa Arrizabalaga?
Menjawab Tekanan
Musim lalu, tidak ada yang melirik Unai Simon. Simon adalah penjaga gawang keempat di bawah Kepa Arrizabalaga, Alex Remiro, dan Iago Herrerin. Unai Simon lebih sering bermain bagi tim Castilla Athletic Bilbao musim lalu. Penjaga gawang setinggi 190 cm ini memang masih minim pengalaman di level senior.
Ketika menjadi pilihan pertama awal musim ini, pemainannya langsung mengundang decak kagum. Menghadapi Leganes, ia melakukan dua penyelamatan krusial untuk membawa Athletic Bilbao menang 2-1. Penampilan apiknya sedikit hilang ketika menghadapi klub promosi SD Huesca, Athletic Bilbao ditahan imbang 2-2 di kandang mereka sendiri.
Baca juga: Mimpi SD Huesca Demi Bersaing dengan Zaragoza dan Barcelona
Penampilan terbaik Unai Simon sejauh ini adalah ketika menghadapi raksasa Spanyol, Real Madrid. Trio lini depan Real Madrid yang diisi Marco Asensio- Karim Benzema- Gareth Bale yang pekan sebelumnya menghancurkan Leganes 4-1, dibuat kesulitan lewat penampilan apik Unai Simon di bawah mistar gawang. Sebanyak tiga penyelamatan penting dilakukan Simon pada babak pertama. Madrid bahkan baru bisa mencetak gol melalui Isco pada menit ke-63. Madrid yang masih bernafsu mencetak gol dibuat frustrasi lewat tiga penyelamatan tambahan di babak kedua oleh Unai Simon.
Madrid sukses ditahan imbang 1-1. Ini mempertahankan rekor belum terkalahkan Athletic Bilbao di La Liga sekaligus menjadi klub pertama yang mencuri poin dari Real Madrid. Athletic Bilbao kini nyaman di posisi keempat klasemen sementara La Liga sejauh ini. Dengan tabungan satu pertandingan karena mereka baru bermain tiga kali.
Penampilan Unai Simon tentu mendapatkan banyak pujian. Marca bahkan menulis bahwa penampilan bagus Unai adalah caranya memperkenalkan dirinya sebagai calon penjaga gawang kelas dunia.
Ketika semua terkejut dengan penampilan apik Unai Simon, tidak dengan Miguel Angel Espana, pelatih penjaga gawang Spanyol U-21 yang pernah menangani Unai Simon. Menurutnya, selain bakat, Simon punya kemauan untuk bekerja keras yang membuatnya mampu menunjukkan penampilan apik.
“Ia punya talenta yang apik, itu bagus. Namun yang membuatnya menonjol adalah keinginannya untuk belajar, saya yakin ia akan semakin berkembang dikemudian hari dan menjadi Kiper kelas dunia,” ujar Espana di Marca.
Baca juga: Vinicius Junior yang Tak Layak Main di Tim Junior Real Madrid
The Next De Gea?
Bagi Anda yang menyaksikan Athletic Bilbao musim ini, rasanya wajar menyamakan Unai Simon dengan David De Gea di awal karirnya bersama Atletico Madrid. Tubuh yang tinggi, lompatan yang mengagumkan dan penempatan posisi yang juga cermat. Pun dengan kesulitan Unai Simon di duel udara yang mirip dengan David De Gea diawal karirnya bersama Atletico Madrid.
Di usia yang masih sangat muda, masih banyak ruang bagi Unai Simon untuk terus berkembang menjadi penjaga gawang nomor satu. Jaminan pilihan utama sudah didapatkan Unai Simon dari sang Pelatih, Eduardo Berizzo.
Menurut Berizzo sulit menggeser Unai Simon dari posisi penjaga gawang utama. Penampilan apiknya menghadapi Madrid membuat Berizzo yakin dan memberi jaminan kepada sang kiper muda untuk menjadi pilihan utama.
“Sulit menggesernya (Unai Simon) dari posisi kiper utama, usia yang masih sangat muda memberikan ruang baginya untuk berkembang. Anda bisa melihatnya menghadapi Real Madrid, penampilan yang menjanjikan dan anda juga bisa melihat bakatnya di sana,” ujar Berizzo di elgodigital.
Unai Simon masih punya waktu untuk mewujudkan ambisinya sebagai salah satu penajaga gawang terbaik Athletic Bilbao sepeninggal Kepa. Mungkin dalam 3-4 tahun kedepan, kita akan menyaksikan Unai Simon sebagai kiper kelas dunia dan menjadi rebutan klub-klub besar Eropa. Mari berandai-andai apabila nanti De Gea mengalami penurunan performa, makan nama Unai Simon tentu akan dipertimbangkan secara serius oleh Manchester United sebagai penggantinya.
Baca juga: David De Gea dan Ambisi Membuktikan Diri Sebagai Kiper Terbaik