Gagal maning, gagal maning pool! Target utama The Reds di bursa transfer kali ini, Nabil Fekir dikabarkan akan bertahan di Olympique Lyon. Ini adalah percobaan kedua Liverpool untuk mendaratkan Fekir di Anfield. Sial, hasilnya tidak berbeda dengan yang pertama.
Kegagalan pertama dirasakan Liverpool akhir bulan lalu. Saat itu semua seperti sudah siap. Kemudian Liverpool kabarnya mempermasalahkan lutut Fekir yang baru saja sembuh dari cedera. Tapi pemain keturunan Aljazair membantah kabar tersebut. “Lutut saya baik-baik saja. Semua masih bekerja,” kata Fekir.
Nabil Fekir memang memiliki masalah lutut. Musim lalu ia absen di tujuh pertandingan karena cedera lutut. Pada 2016/2017, hal serupa juga pernah ia alami dengan jangka waktu yang lebih pendek. Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, menyalahkan Liverpool atas kegagalan tersebut.
“Fekir bisa saja pindah ke Liverpool. Kami sudah melakukan antisipasi untuk hal itu. Ia bahkan meminta persetujuan saya. Saya telah memberikan lampu hijau kepada Fekir dan agennya. Tapi pada akhirnya gagal karena Liverpool terlalu lama untuk bergerak,” kata Aulas seperti dikutip Sky Sports.
Meski gagal mencapai kesepakatan, agen Nabil Fekir, Jean-Pierre Barnes menolak untuk menyerah. Dia percaya kegagalan tersebut bukan akhir dari negosiasinya bersama Liverpool. “Ini belum berakhir. Ini bukan akhir dari cerita,” kata Barnes via Get France Football News.
Dua minggu kemudian, Liverpool dikabarkan kembali bernegosiasi dengan Lyon dan Barnes untuk jasa Fekir. Tapi kini Aulas yakin Fekir akan bertahan. “Memang dalam dunia sepakbola tidak ada yang pasti. Namun saya percaya 90% Fekir akan tetap di Lyon,” kata Aulas ke Canal+.
Aulas juga memberi batas akhir untuk Liverpool dan Nabil Fekir membuat keputusan. “Jika pada akhir Juli Fekir masih berstatus pemain Lyon, dirinya tidak akan pindah,” lanjut Aulas. Semua tinggal hitungan hari dan sebaiknya pendukung Liverpool tidak terlalu berharap.
Baca juga: Memphis Depay yang Hidup Kembali Bersama Lyon
Tidak Dibutuhkan Klopp
Sejauh ini, Liverpool sudah mendatangkan Xherdan Shaqiri, Fabinho, Naby Keita, dan Allison Backer. Lebih dari 182 juta Euro telah dihamburkan Juergen Klopp. Ini adalah pengeluaran terbesar Liverpool di bursa transfer. Melebihi musim lalu (168 juta Euro) saat mereka memecahkan rekor transfer klub untuk Virgil van Dijk.
Juergen Klopp sendiri mengaku timnya saat ini sudah lengkap. “Saya rasa kami telah memiliki semuanya untuk menghadapi musim 2018/2019. Saya rasa kami sudah selesai melakukan bisnis musim panas kali ini. Saya cukup yakin soal itu,” kata Klopp seperti dikutip Daily Mail setelah Allison mendarat di Anfield.
Dengan pengeluaran tersebut saja, Klopp sudah dikritik sebagai sosok yang munafik. Dia menghambur-hamburkan uang untuk membeli pemain. Bahkan memecahkan rekor transfer klub. Padahal saat Paul Pogba diboyong Manchester United, Klopp menyindir langkah Mourinho. Apa dia mau mengeluarkan lebih banyak uang? Nabil Fekir mendapat label sekitar 65 juta Euro oleh Lyon.
Baca juga: Alasan Mengapa Klopp Tak Perlu Pengganti Oxlade-Chamberlain
Terancam Redup
Penampilan Nabil Fekir musim lalu memang mengesankan. Ia bahkan melebihi catatan Kylian Mbappe. Menurut Opta, pada 2017/2018 Fekir ungguli Mbappe dalam berbagai hal. Mulai dari jumlah gol, tendangan ke arah gawang, operan kunci, hingga menciptakan peluang. Mbappe hanya unggul dalam memenangkan bola di sepertiga akhir lapangan. Jumlah umpan mereka juga sama (8).
Namun, perbandingan tersebut sebenarnya tidak adil. Pasalnya Mbappe dan Fekir ada di posisi yang berbeda. Mbappe beroperasi di sisi lapangan. Sementara Fekir bermain sebagai poros utama Lyon di tengah.
Nabil Fekir tampil impresif sebagai gelandang serang. Baik musim lalu saat dia memberi kontribusi 18 gol dan arsiteki tujuh lainnya. Atau terlibat di 25 gol Lyon pada 2014/2015. 13 gol dan 12 umpan membuat kontribusi Fekir lebih terasa empat tahun lalu walau sama-sama terlibat dalam 25 gol di Ligue 1 musim lalu.
Ia sesekali dimainkan sebagai penyerang. Namun bukan penyerang murni. Sekalipun di atas kertas jadi penyerang, dia selalu berada di belakang ujung tombak utama. Seperti Steven Gerrard saat duet dengan Fernando Torres.
Perbandingan Nabil Fekir dan Gerrard bukan berarti dia cocok untuk Liverpool. Saat ini, The Reds menggunakan 4-3-3. Sistem permainan Klopp tidak memberi ruang untuk seorang gelandang serang.
Liverpool hanya memiliki Adam Lallana yang mengisi pos gelandang serang. Musim lalu Lallana hanya bermain 13 kali Liga Premier. Hal ini mungkin dikarenakan cedera. Tapi, tanpa Lallana sistem permainan Liverpool berjalan dengan baik jika tidak sempurna.
Pada Piala Dunia 2018, Didier Deschamp selalu memberi waktu untuk Fekir. Namun tak sebagai pemain utama. Saat menggantikan Antoine Griezmann di menit ke-68 melawan Denmark adalah waktu terlama Fekir di lapangan.
Pasalnya, Prancis datang ke Rusia dengan sistem 4-3-3. Saat mereka kurang hidup melawan Australia, 4-2-3-1 baru diterapkan Deschamp. Tapi tim utama tidak berbeda dengan laga awal. Giroud serta Matuidi dipasang karena mereka adalah pekerja keras. Sementara penyelsaian akhir tetap milik Griezmann dan Mbappe.
Baca juga: Terima Kasih, Olivier Giroud!
Masih Ada Musim Dingin
Jika pada akhirnya Fekir benar-benar diinginkan oleh Klopp atau direksi Liverpool, ada bursa transfer musim dingin. Dengan begitu Klopp dapat melihat kekurangan tim yang sebelumnya ia anggap lengkap. Bila pemain seperti Fekir yang dibutuhkan, mungkin mereka akan mendapatkan harga yang lebih rendah dari saat ini. Tergantung performa serta sikap Fekir.
Berbelanja di musim dingin memang sesuatu yang memiliki catatan negatif di Liga Premier, tetapi Liverpool merasakan hal berbeda awal tahun ini. Pada awal musim 2017/2018, sempat kesulitan untuk berada di papan atas liga.
Mereka bahkan sempat duduk di posisi ke-9 klasemen pada Oktober 2017. Kalah 1-4 dari Tottenham Hotspur. Namun memasuki musim dingin, performa Liverpool membaik.
Perbaikan tersebut tak lepas dari kehadiran Virgil van Dijk dari Southampton. Bek asal Belanda itu didatangkan dari Southampton setelah menjadi incaran utama The Reds di musim panas. Kehadirannya kemudian memberi kekuatan di daerah pertahanan.
Klopp yang sebelumnya melihat Liverpool kebobolan 25 kali dari 23 laga Liga Premier mulai bisa bernafas lega. Liverpool hanya bobol 10 kali saat van Dijk bermain. Mignolet atau Karius juga tujuh kali melihat gawangnya bersih saat dikawal van Dijk.
Fekir mungkin akan mengikuti van Dijk jika ia datang di musim dingin. Dengan begitu, Klopp akan membuat sistem yang sesuai dengan kemampuan terbaik Fekir dan tidak membiarkannya menjadi penghangat bangku cadangan.
Baca juga: Menakar Kualitas Virgil van Dijk Sebagai Bek Termahal di Dunia