Rafael Leao dan Perebutan Predikat Ronaldo di AC Milan

Foto: AC Milan

Menjual Patrick Cutrone ke Wolverhampton Wanderers, AC Milan langsung mendatangkan pengganti sepadan. Penyerang asal Portugal, Rafael Leao, didaratkan dari Lille OSC dengan dana 35 juta Euro. Diberi kontrak lima tahun, pemain kelahiran 10 Juni 1999 itu mengaku senang bisa bergabung dengan kesebelasan yang ia kenal melalui konsul playstation.

“Saya selalu menggunakan AC Milan saat bermain di playstation. Kesebelasan ini dipenuhi oleh pemain-pemain hebat di masa lalu. Mulai dari Paolo Maldini, Clerence Seedorf, Rui Costa, hingga Ricardo Kaka. Dari situ saya menyaksikan banyak laga AC Milan. Baik secara langsung atau lewat rekaman. Senang bisa bergabung dengan tim ini,” ungkap Leao.

Leao merupakan satu dari tiga nama utama yang membantu Lille ke papan atas Ligue 1 2018/2019. Bek Turki, Zeki Celik, dan penyerang Pantai Gading, Nicolas Pepe, tentu jadi dua nama lainnya. Pepe bahkan sudah tercatat sebagai pemain termahal dalam sejarah Arsenal setelah dirinya ditebus dengan dana 80 juta Euro oleh the Gunners.

Meski harga Leao tak sampai setengahnya Pepe, bukan berarti kualitas pemain keturunan Angola tersebut memiliki kualitas jauh di bawah mantan rekan satu timnya. Justru nama Leao mungkin sudah lebih dulu muncul ke permukaan dibandingkan Pepe.

Lebih Baik dari Cristiano Ronaldo

Foto: Mirror

Dibentuk oleh akademi Sporting CP, Leao disebut sebagai pemain yang lebih potensial dibanding Cristiano Ronaldo selama di Lisbon. Hal itu keluar langsung dari mulut mantan pelatihnya, Tiago Fernandes. “Leao merupakan pemain terbaik yang pernah dimiliki oleh akademi Sporting. Jika melihat usianya, Ronaldo pun kalah dari dia,” kata Fernandes.

Setelah hanya tampil 134 menit untung Sporting CP, Lille berhasil mengunci jasa Leao secara cuma-cuma pada Agustus 2018. Jumlah menit yang ia dapat selama di Portugal mungkin tidak memperlihatkan predikat ‘penerus Ronaldo’. Namun dari 134 menit yang terbagi dalam lima pertandingan, Leao berhasil memberi kontribusi dalam tiga gol. Itu sama saja satu gol setiap 44 menit. Lille seperti kedapatan durian runtuh!

Direktur Olahraga Lille Luis Campos percaya bahwa Leao bisa memenuhi potensinya. Jadi salah satu pemain terbaik dunia layaknya CR7. Begitu yakinnya Campos kepada Leao, ia bahkan seperti membuat taruhan dengan Kepala Pelatih Lille Christophe Galtier. “Ketika Leao baru didaratkan, Campos mendatangi saya. Katanya, kita lihat saja di akhir musim (2018/2019) nanti saya pasti harus mencium dia karena Leoa,” aku Galtier.

Sepanjang musim, Leao pun membuktikan kualitasnya. Berhasil mencetak delapan gol dan mengarsiteki dua lainnya dari 26 penampilan bersama Lille. Ia kemudian dijuluki ‘Mbappe dari Portugal’, mengingat Campos juga merupakan sosok yang membentuk penyerang asal Prancis tersebut ketika masih membela AS Monaco.

Persaingan dengan Andre Silva

Foto: El Pais

Jasa Leao kemudian diminati berbagai kesebelasan Mulai dari Everton, Valencia CF, dan AC Milan. Lille mendapat keuntungan besar dengan melepas Leao ke Kota Milan. Akan tetapi di San Siro, Leao harus siap untuk kembali mempertaruhkan status penerus CR7 yang telah ia emban sejak masih di akademi Sporting CP.

Pasalnya, AC Milan juga dihuni oleh Andre Silva. Kompatriot Leao yang sudah mendapat pengakuan dari Ronaldo dan diandalkan untuk menjadi tulang punggung Portugal di masa depan. “Waktu saya pensiun, masa depan Portugal akan tetap cerah. Sudah ada penyerang yang bisa diandalkan dalam diri Andre Silva,” puji CR7.

Karier Andre Silva selama membela AC Milan sebenarnya tergolong kelabu. Ia bahkan tak masuk dalam rancangan tim selama 2018/2019. Namun, Marco Giampaolo yang didapuk menjadi pengganti Gennaro Gattuso telah memberikan nafas kehidupan kedua bagi Silva.

Dikenal gemar menggunakan formasi 4-4-2 permata di atas lapangan, hanya ada satu tempat yang tersedia pada lini depan Rossoneri. Giampaolo butuh sosok pendamping Krzysztof Piątek dan ada tiga nama yang bisa mengisi tempat tersebut: Leao, Silva, dan Angel Correa.

Hingga 6 Agustus 2019, Correa sebenarnya belum terdaftar sebagai pemain AC Milan. Namun melihat berbagai rumor yang beredar peluang pemain Argentina tersebut ke San Siro masih terbuka lebar.

Dengan ataupun tanpa Correa di AC Milan, dasarnya tetap sama: Leao dan Silva akan bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih layak menjadi andalan lini serang Portugal setelah CR7 pensiun.

Berpotensi Mengisi Lini Tengah

Sekalipun Leao sendiri mengaku tidak melihat perbandingan dengan Ronaldo sebagai sesuatu yang masuk akal, hal ini tidak bisa lagi dihindari. Dalam setiap pertandingan, Portugal juga memiliki kuota pemain dan dua penyerang masa depan mereka ada di kesebelasan yang sama. Kehadiran Ronaldo di Serie-A juga membuat hal ini kian seru.

Beruntung bagi Leao, dirinya merupakan pemain yang bisa mengisi banyak posisi di lini depan. Bukan hanya menjadi seorang penyerang tapi juga bisa beroperasi sebagai sayap kiri ataupun gelandang serang. Dengan kata lain, posisi yang bisa diisi Leao lebih banyak ketimbang Silva.

Dirinya bisa saja mengisi pos kiri di lini tengah AC Milan jika melihat susunan pemain Giampaolo selama uji coba. Bagaimana dirinya menggunakan Fabio Borini, yang aslinya juga bukan seorang gelandang untuk memperkut permata miliknya di atas lapangan.

Melalui situs resmi AC Milan, Leao pun mengaku siap untuk main di luar posisi terbaiknya (penyerang). “Tugas utama saya adalah membantu tim. Andaikan saya dimainkan bersama Piatek di depan, itu akan membantu tim untuk mencetak gol. Menggunakan dua penyerang jelas akan menambah peluang mencetak gol dibanding satu,” bukanya.

“Namun semuanya tergantung pelatih, jika ia menempatkan saya di posisi lain juga tidak masalah. Saya senang mencetak gol dan menjadi arsitek. Kepentingan tim akan selalu jadi yang nomor satu,” jelasnya.

Jika Leao main di tengah, Silva mungkin akan terbantu. Mungkin Portugal bisa memanggil keduanya. Tapi di sisi lain, hal itu juga merugikan Leao. Ia menjadi rebutan berbagai klub dan bersinar di Lille karena berperan sebagai penyerang. Bukan gelandang. Jadi harus ada yang dikorbankan.