Berlalunya pekan keempat Premier League 2019/2020 ini setidaknya menghadirkan hipotesis sementara, di antaranya, mengejutkannya penampilan Norwich City. Menariknya, salah satu faktor kuat di belakangnya adalah impresifnya penampilan penyerang mereka, Teemu Pukki, yang mampu mencetak 5 gol sejauh ini.
Baca juga: Performa Teemu Pukki Bukan Kejutan
Mungkin bagi mereka yang hanya mengikuti Premier League saja, nama Pukki memang masih asing. Maklum, musim ini adalah debut perdananya di kancah tertinggi sepakbola Inggris. Namun, bagi pemerhati Bundesliga, potensi penyerang timnas Finlandia ini memang sudah mencuri perhatian beberapa musim lalu.
Kala itu bersama Schalke 04, Pukki yang dihadirkan dari Veikkaussliga Finlandia, HJK, sempat menghadirkan optimisme. Sempat gagal berkembang di usia muda kala berkiprah di Spanyol bersama Sevilla, performa striker kelahiran Maret 1990 ini melesat di HJK. 13 gol ia cetak dalam 25 penampilannya. Maka, hanya semusim pulang kampung, ia langsung direkrut Schalke.
Naasnya, saat itu Pukki harus bersaing dengan striker yang lebih senior seperti Raul dan Klaas Jan Huntelaar yang sedang tajam-tajamnya. Padahal pada laga debutnya di Bundesliga, ia mencetak brace kala berhadapan dengan Hannover.
Baca juga: Sebut Nama Pukki Tiga Kali
Pukki dan Tren Pencetak Gol Mengejutkan Klub Promosi
Bukan kali pertama nama Pukki mengejutkan khalayak penggemar Liga Inggris. Bila kita ingat, dulu nama Jamie Vardy pada 2015 silam mencuri perhatian banyak pihak. Bahkan, berselang semusim, Vardy mengantarkan The Foxes merengkuh trofi Premier League perdananya.
Di satu sisi, tren pemain seperti Pukki bisa dibilang mengejutkan. Namun di sisi lain, hal ini semakin menunjukkan tren pengulangan bagi klub-klub promosi dalam menghadirkan pemain yang masuk kedalam daftar pencetak gol terbanyak di Premier League pada musim debutnya.
Musim 2012/2013 bisa dibilang sebagai titik baliknya. Kala itu Kesebelasan asal Wales, Swansea City, mengorbitkan pemain bernama Miguel Perez Cuesta atau dikenal sebagai Michu. Performa impresif Michu kala itu mamapu mempertahankan Swansea dari derasnya arus persaingan liga -yang katanya- paling kompetitif sejagad. Total 18 golnya di EPL cukup membuat Swansea untuk finis di posisi kualifikasi Europa League.
Musim berikutnya, yakni 2013/2014, Swansea kembali menyumbang nama baru: Wilfried Bony. Saat itu seiringmenurun drastisnya performa Michu akibat cedera kambuhan yang dideritanya, performa Bony bisa diandalkan sebagai ujung tombak The Jack Army. Sebanyak 17 gol mampu dicetak striker kebangsaan Pantai Gading di musim debutnya. Meskipun saat itu Bony hanya duduk di daftar keempat pencetak gol terbanyak, namun ia mampu bersanding dengan nama-nama seperti Sergio Aguero serta Wayne Rooney yang mencatatkan 17 gol.
Tren ini juga berulang di musim berikutnya. Kala itu nama Charlie Austin mampu bersinar bersama klub promosi, Queens Park Rangers. Sayangnya, mengkilapnya performa Austin tak mampu menyelamatkan The R’s bertahan di divisi tertinggi.
Selain nama Pukki, nama striker Burnley, Ashley Barnes juga patut mendapat sorotan. Meskipun sudah bergabung sejak 2014, baru musim 2018/2019 lalu ia mendapat tempat reguler. Torehan 4 gol dalam 4 laga Burnley musim ini menyiratkan ia akan menjadi ancaman serius bagi lini belakang klub lain pada musim ini.
Satu lagi nama juga menarik untuk disimak musim ini meski tidak hadir dari klub promosi. Sebastian Haller yang menjalani musim debutnya di EPL tampil cukup mengesankan dengan mengemas tiga gol untuk West Ham, dengan statistik rataan xG 3.03 per laga. Dengan didukung gelandang-gelandang kreatif seperti Andriy Yarmolenko serta Felipe Andeson, rasa-rasanya Haller akan menemui musim yang fantastis.
Menebak nama mengejutkan musim depan dari divisi Championship
Dengan jumlah laga yang baru saja akan memasuki pekan ke-5, masih sangat dini membicarakan nama-nama yang diprediksi akan mengagetkan performanya di Premier League musim depan. Akan tetapi rasa-rasanya akan menarik jika membicarakannya sejak dini.
Metode yang digunakan adalah dengan melihat performanya hinga pekan ke-6 ini, melihat menit bermain, serta seberapa banyak kans tim dalam mencetak gol (xG atau expected goals per match).
Nama Borja Baston adalah peringkat pertama dalam daftar mengejutkan musim depan. Performanya di musim ini bersama Swansea terbukti memberikan pengaruh yang signifikan klubnya untuk meraih posisi teratas divisi Champiosnhip dengan status belum terkalahkan hingga pekan ke-6. Dengan torehan 5 gol dan 1 asisnya dalam 6 laga bersama Swansea, ia mencatatkan rasio 94 menit per golnya.
Kemampuan Baston juga mampu membuat Swansea menjadi kesebelasan paling efektif dalam mencetak gol. Terbukti, meskipun mencatatkan xG hanya sebesar 1.5 per laga (data diambil dari Wyscout), Swansea mampu mencetak 12 gol dan separuhnya merupakan kontribusi dari Baston.
Baca juga: Akhirnya Datang Juga, Borja van Baston!
Selain Baston, nama berikutnya yang patut mendapat sorotan adalah striker Queens Park Rangers, Jordan Hugill. Striker pinjaman dari West Ham United ini mampu mengembalikan performanya yang sempat menurun usai dibeli Hammers dari Preston musim 2018/2019 lalu. Rasio golnya sejauh ini pun cukup mengesankan dengan 93 menit per gol, diatas catatan Borja Baston. Pun dengan agresifitas QPR musim ini dengan rataan xG sebanyak 3.0 per laga. Jika performanya konsisten hingga akhir musim, tak heran jika nantinya musim depan ia akan tampil mengejutkan dengan atau bersama QPR.
Euforia Teemu Pukki memang selalu menimbulkan keseruan tersendiri. Terlebih jika kalian bermain Fantasy Premier League. Sejauh ini, apakah nama-nama striker yang disebutkan di atas akan menemui musim yang baik?