Sikap keras kepala Unai Emery sepanjang musim panas 2019 pada akhirnya berbuah hasil di hari terakhir bursa transfer. Selama masa belanja Premier League dibuka, Arsenal telah dikaitkan dengan berbagai nama. Namun, Emery hanya fokus ke beberapa nama: William Saliba, Dani Ceballos, Kieran Tierney, Wilfried Zaha, dan Nicolas Pepe.
Demi mendapatkan talenta-talenta di atas, Emery menolak kesempatan untuk memboyong Hakim Ziyech dan Ismael Bennacer. Beruntung semuanya kecuali Zaha berhasil didaratkan Emery. Dalam upaya Emery memperkuat Arsenal, beberapa pemain harus rela jadi tumbal. Jebolan akademi Arsenal seperti Alex Iwobi, Krystian Bielik, Carl Jenkinson diizinkan keluar dari Emirates Stadium supaya Emery bisa mendapatkan uang jajan tambahan.
Opsi serupa juga diambil Emery ketika memutuskan masa depan Bennacer. Dibanding ia memulangkan pemain terbaik AFCON 2019 itu dengan klausal pembelian kembali, dirinya lebih membiarkan Bennacer hengkang ke AC Milan. Dengan begitu, Arsenal akan mendapat 30% dari kesepakatan Empoli dan AC Milan. Sekitar 4,35 juta Pauns pun masuk ke kantong Emery.
Bennacer bukan satu-satunya mantan pemain Arsenal yang memberi keuntungan ke Emery. Olympique Lyon resmi memboyong mantan pemain akademi the Gunners, Jeff Reine-Adélaïde dengan dana 27,5 juta Euro dari SCO Angers.
Beda dengan Bennacer, Arsenal memang tidak memiliki klausal pembelian kembali untuk jasa Reine-Adélaïde. Namun, sebelum meresmikan penjualan mereka ke Lyon, Angers sempat menawarkan Reine-Adélaïde ke Arsenal. Sekaligus meminta restu jika mereka tak tertarik.
Angers dan Arsenal sebelumnya sudah sepakat bahwa 20% dari dana penjualan Reine-Adélaïde akan diberikan ke the Gunners. Emery yang membutuhkan uang jajan lebih akhirnya memberi lampu hijau untuk Angers menjual Reine-Adélaïde ke Lyon. Arsenal mendapatkan uang 4,6 juta Pauns dari penjualan tersebut.
Keputusan Emery tersebut tergolong masuk akal. Ia merupakan sosok yang memutuskan bahwa Reine-Adélaïde tidak memiliki masa depan di Emirates Stadium. Pemain kebangsaan Prancis itu dilepas dengan 1,6 juta Euro pada musim panas 2018. Tanpa klausal pembelian kembali, hanya persenan dari penjualan di masa depan.
Jadi saat harga Reine-Adélaïde naik hampir mencapai 30 juta Euro, Emery pasti akan memberikan kebebasan kepada Angers untuk menjualnya. Apalagi Reine-Adélaïde tak masuk dalam daftar pemain incaran Emery di musim panas 2019.
Salah Satu Jebolan Terbaik Akademi Arsenal
Foto: The Boot Room
Meski demikian, beberapa suporter Arsenal memprotes keputusan Emery. Sejak Reine-Adélaïde dijual ke Angers di musim pertama Emery, mereka sudah kesal. Reine-Adélaïde adalah salah satu talenta terbaik yang pernah diproduksi akademi Arsenal di era modern.
Reine-Adélaïde tampil impresif selama masa pinjamannya bersama Angers di 2017/2018. Walau hanya main 10 kali di Ligue 1, terlihat sebuah peningkatan pesat dalam permainan gelandang kelahiran 17 Januari 1998 tersebut. Usianya masih tergolong muda, tapi dijual dengan harga murah tanpa klausal pembelian kembali.
Dibiarkan pergi ke Lyon, suporter Arsenal pun kembali bersuara. Salah satu di antara mereka tak percaya Emery bisa membiarkan talenta seperti Reine-Adélaïde pergi begitu saja tanpa memberikannya kesempatan di Emirates Stadium. “Kita mempertahankan jasa Mohamed Elneny tetap di Arsenal, tapi menjual Jeff [Reine-Adélaïde]?,” katanya.
Talenta Reine-Adélaïde sudah mendapat pengakuan dari Arsene Wenger dan Mikel Arteta. Keduanya percaya bahwa juara Piala Eropa U17 itu akan menjadi pemain besar di masa depan. “Dirinya memiliki kekuatan fisik dan teknik yang matang. Saya percaya ia sudah siap untuk merasakan atmosfer tim senior,” kata Wenger pada 2016.
“Jeff punya talenta besar. Ia punya segala atribut untuk menjadi pemain hebat. Dirinya juga merasa nyaman berlatih dengan para pemain senior. Ada rasa lapar dalam dirinya. Apabila diberi waktu, dia akan bisa bersinar,” tambah Arteta.
Dibuang Emery, Diminati AC Milan dan Bayern Munchen
Namun Emery tidak memberikannya waktu. Reine-Adélaïde sendiri sudah tahu dirinya tidak memiliki masa depan bersama Emery. Manajer asal Spanyol tersebut sudah memberi tahu hal tersebut sebelum dirinya pergi ke Angers.
“Emery mengatakan bahwa pihak klub tidak membutuhkan saya. Saya terpukul. Tapi kondisi saat itu memang sulit, terlalu banyak saingan di Arsenal. Sementara Angers membutuhkan saya. Tak ada penyesalan. Sekarang saya bahagia,” aku Reine-Adélaïde.
Dalam waktu singkat, Reine-Adélaïde berhasil membuktikan kualitasnya bersama Angers. Posisinya diubah dari gelandang kanan atau sayap menjadi seorang pemain tengah. Punya modal akurasi operan dan keahlian dalam melewati penjagaan lawan, Reine-Adélaïde jadi motor serangan Angers selama 2018/2019.
“Jeff telah melihatkan perkembangan pesat. Ia pemain yang luar biasa. Saya tidak pernah melihat pemain seperti dia di Angers. Bukan hanya permainannya saja. Tapi juga sikapnya. Dia tetap fokus dan bekerja keras meski dikelilingi berbagai rumor,” puji Stephane Moulin yang mengasuh Reine-Adélaïde di Angers.
Waktu Angers membeli Reine-Adélaïde dari Arsenal, mereka tidak memiliki saingan. Angers satu-satunya kesebelasan yang tertarik untuk memboyong jasanya. Setahun kemudian, AS Monaco, Bayern Munchen, dan AC Milan disebut menginginkan jasa Reine-Adélaïde.
Antara Reine-Adélaïde, Alex Iwobi, dan Pepe
Foto: BBC
Apa yang telah diperlihatkan Reine-Adélaïde bersama Angers bahkan membuat Alex Iwobi tidak terlihat spesial. Pada 2018/2019, Iwobi mendapatkan menit bermain terbanyaknya di Arsenal sejak pertama diorbitkan ke tim senior (2015/2016). Melanjutkan momentum dari 2017/2018, Emery beberapa kali menggunakan Iwobi sebagai gelandang serang.
Penampilan Iwobi sebagai gelandang serang tidaklah buruk. Bahkan sebelum dirinya dilego ke Everton, BT Sports, Opta dan Squawka sempat membuat ‘naskah Premier League‘ dan memprediksi bahwa 2019/2020 akan menjadi musim terbaik Iwobi bersama Arsenal. Tapi transformasi Iwobi itu sudah lebih dulu dilakukan oleh Reine-Adélaïde di Angers. Bukan hal spesial. Sayangnya, Reine-Adélaïde bukan lagi pemain Arsenal.
Dirinya menandatangani kontrak lima tahun dengan Lyon. Angers dan Lyon sepakat bahwa 15% dari hasil penjualan di masa depan akan masuk ke kantong Les Scoïstes. Moulin pun percaya bahwa Reine-Adélaïde akan berhasil di Lyon. “Kita semua belum tahu di manakah level tertinggi yang dimiliki Jeff. Itu membuat dirinya menjadi talenta yang mengerikan,” kata Moulin.
“Menurut saya, dia lebih bagus dibanding Nicolas Pepe dan Sofiane Boufal. Saat pertama bergabung dengan Angers, Reine-Adélaïde merupakan pemain yang dibentuk untuk jadi pelari. Moulin awalnya ragu menempatkan dia di sebagai pengatur lini tengah. Merasa ia masih belum cukup dewasa. Tapi dirinya sudah membuktikan kemampuannya,” tambah Antoine Raguin, mantan jurnalis France Football yang kini bekerja untuk Angers.
***
Reine-Adélaïde sudah menjadi langganan tim nasional Prancis sejak 2014. Ketika dirinya dipanggil ke tim U16. Ia mungkin dibuang oleh Arsenal, namun talentanya tetap terjaga. Bahkan ikut membela Prancis U21 di Piala Eropa 2019. Pindah ke Lyon, dirinya mendapat panggung yang lebih besar lagi. Lebih besar dari Arsenal U23 ataupun Angers.
Masa depan Reine-Adélaïde terlihat cerah. Bukan tidak mungkin di masa depan dirinya akan bergabung dengan klub sekelas AC Milan dan Bayern Munchen. Terus meningkat, hingga diperhitungkan sebagai salah satu talenta terbaik di generasinya. Peluang hal itu terjadi cukup besar. Tapi, Arsenal hanya akan mengingat dia sebagai talenta yang lepas dari genggaman mereka. ‘The one got away‘.