Berhasil mematenkan diri sebagai penghuni empat besar sejak 2015/2016, nilai jual Tottenham Hotspur mulai meningkat. Mereka berhasil memenangkan persaingan untuk tanda tangan Tanguy Ndombele dan Jack Clarke. Sementara Giovani Lo Celso dan Ryan Sessegnon dikabarkan segera mendarat di London.
Real Betis selaku pemilik Lo Celso sudah mendaratkan Nabil Fekir dari Olympique Lyon untuk jadi pengganti gelandang Argentina itu. Sedangkan Sessegnon nampaknya akan berseragam Tottenham apabila the Lilywhites resmi menjual Danny Rose.
Setelah tak membeli satupun pemain sepanjang 2018/2019, Mauricio Pochettino seperti kesurupan. Ingin balas dendam dan menambah kuat timnya yang tembus ke final Liga Champions musim lalu. Akan tetapi, hingga 24 Juli 2019 masih ada satu pos yang belum dibenahi oleh Pochettino: Lini serang.
Sejak dipinang Tottenham pada 2014, Pochettino selalu mengandalkan Harry Kane sebagai ujung tombak the Lilywhites. Kapten tim nasional Inggris itu tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Tottenham selama lima musim berturut-turut. Konsistensi Kane bahkan berhasil menggeser Jermaine Defoe di daftar pemain paling subur Tottenham.
Penyerang kelahiran 28 Juli 1993 itu tentu masih akan menjadi andalan Pochettino pada 2019/2020. Bahkan mungkin untuk beberapa tahun ke depan. Secara usia, dirinya masih bisa tampil di dua Piala Dunia lagi jika terus-menerus memimpin lini serang the Lilywhites.
Guna memberi tempat kepada calon pelapis Kane, Pochettino melepas jasa Vincent Janssen dan Fernando Llorente. Janssen hengkang ke Meksiko setelah ditebus dengan dana sekitar 5,5 juta Pauns oleh Monterrey. Sedangkan Llorente tidak mendapat perpanjangan kontrak dan pergi meninggalkan Tottenham.
Beberapa nama seperti Mariano Diaz (Real Madrid), Patrick Cutrone (AC Milan), Joao Felipe (Benfica), dan Che Adams (Birmingham City) sempat disebut menjadi target Pochettino di musim panas 2019. Namun Cutrone kini lebih dekat ke Wolverhampton. Che Adams sudah resmi menjadi pemain Southampton. Mariano Diaz belum siap tinggalkan Real Madrid dan Joao Felipe memiliki klausal pelepasan 120 juta Euro yang di luar jangkauan the Lilywhites.
Krusial di 2018/2019
Foto: One Football | Tampil mengesankan di 2018/2019.
Dengan waktu yang semakin sempit, Tottenham dikabarkan kembali mendekati Fernando Llorente. Pemain yang baru mereka lepas jadi opsi paling realistis. Rumor tersebut tentu memunculkan kritik. Bahkan mantan gelandang Tottenham, Jamie O’Hara, mengatakan kembalinya Llorente akan menjadi awal kemunduran the Lilywhites.
“Mencari penyerang berkualitas memang jadi hal paling sulit. Apalagi dengan harga murah. Mereka [Tottenham] mungkin melihat kembali kontribusi Llorente musim lalu dan memilih opsi yang lebih mudah. Namun, seharusnya mereka berpikir maju ke depan. Setelah lolos ke final Liga Champions, itu harus menjadi prioritas. Mendatangkan kembali Llorente tidak memperlihatkan hal itu,” kata O’Hara.
Llorente belum tentu kembali ke London mengingat beberapa kesebelasan Italia berminat pada jasa penyerang asal Spanyol tersebut. “Beberapa kesebelasan Italia meminati jasa dia. Kami punya banyak opsi dari berbagai belahan Eropa,tapi kita lihat saja nanti,” ungkap Jesus, agen sekaligus saudara Llorente.
Selama dua musim membela Tottenham, Llorente memang hanya sebatas pelapis Kane. Tapi performanya di 2018/2019 jauh meningkat dibandingkan musim pertamanya di White Hart Lane. Ia tampil dalam 35 laga dan membantu mencetak 13 gol pada empat kompetisi berbeda. Termasuk membobol gawang Manchester City dan membawa Tottenham lolos ke semi-final Liga Champions 2018/2019. Jauh lebih baik dari lima gol yang dia sarangkan selama 2017/2018.
Sadar Akan Peran
Foto: SportsJoe | Llorente bisa ada di bawah Parrott.
Ketika Kane cedera di awal tahun 2019, Llorente pun berhasil membayar kepercayaan yang diberikan Pochettino. “Saya sangat senang melihat Fernando [Llorente]. Tanpa Kane dalam empat pertandingan terakhir, Llorente telah berusaha sekuat tenaga untuk membantu tim. Itu memberikannya rasa percaya diri apalagi untuk bersaing dengan Kane. Memang perlu waktu, tapi Llorente selalu membantu,” puji Pochettino.
Performa Llorente selama 2018/2019 seharusnya sudah cukup untuk mendapatkan kontrak baru dari Tottenham. Bahkan ikon the Lilywhites, David Ginola, juga ikut memuji Llorente. Sayangnya, usia pemain kelahiran 26 Februari 1985 itu memang sudah tidak muda lagi. Masuk akal apabila Tottenham awalnya berniat melakukan penyegaran dengan melepas Llorente.
Tapi, mengontraknya kembali juga bukanlah pilihan yang buruk. Talenta-talenta seperti Joao Felipe, Mariano Diaz, dan Patrick Cutrone pasti ogah menghabiskan waktunya di bangku cadangan. Sekalipun ada yang bersedia, duduk di bangku cadangan Real Madrid pasti akan lebih menggiurkan ketimbang Tottenham. Sementara Llorente sadar dirinya tak lagi muda. Ia tahu bahwa menjadi pelapis bukanlah hal yang buruk.
Jika Llorente kembali ke London, dirinya tidak akan mengganggu kemajuan Tottenham seperti kata O’Hara. Ia juga tidak akan merusak perkembangan Parrott. Llorente beda dengan Hugo Lloris atau Christian Eriksen, Llorente tidak bersaing untuk tempat utama. Dirinya siap untuk diturunkan apabila dibutuhkan. Andai Kane dan Troy Parrott tersedia, Llorente juga tidak masalah duduk di bangku cadangan.
Lagipula dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, Llorente bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain muda yang ada di Tottenham. Ia bisa digunakan sebagai guru bagi Troy Parrott yang terlihat siap menembus tim utama the Lilywhites.